“Jika kegembiraan dan kesedihanku tidak menuntunku ke jalan yang terbaik, paling tidak aku hanya ingin memiliki rasa kemanusiaan.”
— Joko Kurnain —
SENI.CO.ID — Dunia seni berduka, khususnya di kota Bandung atas wafatnya seniman Joko Kurnain, sehingga terlahir energi menggerakan ketulusan hati kita (panitia) sebagai insan seni pertunjukan dari berbagai kelompok seni dalam menyelenggarakan acara khusus do’a bersama, yaitu NATUS (tahlil hari ke 100).
Acara dilaksanakan secara luring dan daring pada hari Kamis, tanggal 14 September 2023, pukul 19.30 WIB sd selesai, di Gedung Yayasan Pusat Kebudayaan, Jl. Naripan No.79 Bandung.
Joko Kurnain lahir di Balikpapan pada 11 November1956, dan berdomisili di Bandung sejak tahun 1978. Tahun 1979 menempuh pendidikan Jurusan Teater di ASTI (sekarang ISBI)Bandung; setelah lulus, beliau menjadi pengajar tetap pada jurusan Teater dan Seni Rupa di almamaternya tersebut. Tahun2009 beliau meraih gelar magister Kajian Seni di Institut SeniIndonesia (ISI) Surakarta. Ketika purnabakti pada tahun 2021,beliau menegaskan kecintaannya pada dunia seni, “Berkeseniantidak berhenti, tetap jalan.”
Dikenal sebagai pribadi yang bersahabat, mudah bergaul, humoris dan rendah hati, beliau adalah guru panutan bagi murid- muridnya. Joko Kurnain adalah sosok seniman yang ikhlas dan senang membantu berbagai kegiatan kreatif lintas jurusan di dalam kampus dan berbagai kelompok seni di Bandung maupun kota-kota lain di Indonesia. Disamping sebagai pelaku seni, beliau pun rajin hadir sebagai apresiator diberbagai acara pergelaran kesenian. Secara khusus, hal ini merupakan nilai positif tersendiri bagi rekan sesama seniman.
Dalam berbagai peran, tangan dingin kreativitas Joko Kurnain tertoreh pada perjalanan kelompok seni, diantaranya: Studiklub Teater Bandung (STB), Teater Payung Hitam, Sanggar Kita Bandung, Teater Alibi, Teater Bel, Teater Populer Jakarta, Teater Ketjil Jakarta, Harry Roesli & DKSB, Neo Theatre, Mainteater, Teater Awal UIN Bandung, Stema ITB, GSSTF Unpad, IKJ, Yayasan Budaya Indonesia (YBI), Sawung Jabo dan Kelompok Musik Sircus Barock, Konser Iwan Fals, Bimbo, Konser Kenny G, New Kid On The Block, Krakatau Band, Gong 2000, Doel Sumbang, Slank, EdanE, Gigi, Jamrud, Indra Lesmana, FFF (France), serta masih banyak lagi yang—mohon maaf— tidak tersebutkan. Kesenian tidak hanya membawanya ke berbagai pelosok di Indonesia, namun juga melanglang ke mancanegara.
Beliau adalah seniman multitalenta sekaligus multitasking. Selain sebagai penata artistik, juga sutradara,aktor, penata suara, penata musik, pengarah teknik, penatacahaya, penata rias, desainer grafis dan videografi, serta fotografer. Di dunia penulisan, beliau juga membuat jurnal penelitian seni dan budaya, naskah drama, artikel, puisi,cerpen; serta menjadi editor buku.
Di setiap bidang kerja, kekhasan karyanya mencerminkan kecerdasan dan pengalaman eksplorasi yang mendalam terhadap kesederhanaan. Dari semua bidang seni yang digelutinya itu menurut Joko Kurnain pilihan nomor satu adalah sebagai ‘penata artistik’.
Sepanjang kiprahnya, Joko Kurnain telah mencurahkan sebagian besar hidupnya pada dunia seni, dan melahirkan banyak sekali anak-murid ideologis-estetis. Kendati demikian, dengan rendah hati beliau selalu berkata dalam bisik, ”Masih sekecil titik jarum dan sangat kurang, belum cukup yang aku berikan.”
Joko Kurnain tutup usia di Bandung pada tanggal 7 Juni 2023, meninggalkan kesan kuat dalam kenangan banyak orang: sebagai seorang yang sangat berarti dan patut diteladani. Dan inilah catatan Denny Cholid Rachmat dalam acara khusus do’a bersama, yaitu NATUS (tahlil hari ke 100).
RED/SENI.CO.ID -ata
Sponsor