Karyanya mengejutkan dan penuh imajinatif. Inilah karya ukiran kertas dari seorang musisi yang menciptakan ukiran kertas akibat dari cedera tangan dan tidak bisa bermain piano lagi. Hasilnya luar biasa.
SENI.co.id – Adalah seorang musisi yang belajar di Russian Music School – Freiburg, Jerman yang sampai kini masih berkarya di music bersama kelompok IENA yang pada Februari lalu masih mentas di Silk Road Culture Festival Gyeongju – Korea. Namun dalam kesempatan ini SENI.co.id tidak akan membahas jauh soal musik yang digeluti Arita Savitri atau Rita, demikian panggilan akrab seniman ini.
SENI.co.id di akhir pekan ini akan membahas ukiran kertas Rita. Rita lahir pada 4 Januari 1968, keahlian mengukir kertas (paper cutting art) menarik ia geluti saat dia cedera pergelangan tangan kanan.
Saat itu dokter menyarankan untuk berhenti bermain piano. Ada rasa frustrasi yang sempat dialaminya, namun mendorong Rita akhirnya melakukan kegiatan kreatif yaitu mengunting kertas. Rutinitas pun dilakukan dan diasahnya setiap hari. Rita membuat ukiran kertas hanya menggunakan gunting kecil tanpa bantuan alat ukir lainnya dan dibuat tanpa sketsa sebelumnya. Inilah yang luar biasanya.
Bisa dikatakan itulah semua karya ukiran kertasnya otentik dan original.
“Karya-karya ukiran kertas yang saya buat, selalu memberikan inspirasi bagi saya untuk membuat karya yang lebih baik,” jelasnya.
Saya berusaha untuk membuat karya-karya, lanjutnya semakin baik dari segi kehalusan, keragaman floral, dimensi dan coraknya.
Baginya yang menginspirasi saya setiap kali membuat karya, yakni kisah orang-orang suci, orang-orang yang memiliki nama harum karena karya-karya besarnya. “Orang-orang bijaksana dan keindahan alam dan peninggalan sejarah budaya dan peradaban manusia,”papar Rita yang telah menekuni bidang ini selama delapan tahun.
Dalam catatab seni kita seniman ukir kertas ini memang jarang. Sehingga karya-karya ukiran kertasnya kini sangat eksklusif.
Maka tak heran karya Rita kini sudah sampai di mancanegara seperti, Jepang, China, Perancis, Singapura, Dubai, Quwait, Qatar, Yunani, Amerika, Hongkong, Korea Selatan. Tak jarang ia juga memberikan introduksi workshop dan pameran memberikan kegiatan positif kepada generasi muda, yang di dalamnya terkandung nilai-nilai seni keindahan dan ketekunan, melatih generasi muda untuk terampil, tekun dan sabar
Rita juga pernah beberpa kali mengelar pameran ukiran kertas ini diantaranya di Griya Puspa – Jakarta 2011, Tembi Rumah Budaya – Jakarta 2012, Gedung Nyi Ageng Serang – Jakarta 201, dll.
Kepada kami Rita mengatakan bahwa konsep dalam berkarya biasanya mengalir begitu saja saya belum pernah membuat konsep untuk karya-karya saya karena kalau memakai konsep sudah tidak ada lagi “kejutan” pada hasil akhirnya.
“Padahal karya ini jika dikerjakan tanpa konsep akan terlihat hal hal luar biasa yg akan terjadi pada motif , terkadang motif yang hadir karena improvisasi membuat karya tersebut memiliki nilai keindahan tersendiri dan dapat membuat para penikmatnya mengalami hal yang menyenangkan. Karya yang dikerjakan tanpa konsep akan menghadirkan motif motif yang sangat luarbiasa detailnya,”ungkapnya mantap.
Dikatakan Rita bahwa dalam pengerjaannya karya ini bisa dikatakan sebentar apalagi bila memakai kertas yang dilipat.
“Karena media jadi lebih kecil, tetapi bisa juga memakan waktu yang sangat lama jika memakai kertas utuh tanpa lipatan, apalagi jika karya itu menampilkan detai-detail yang sangat halus, rumit dan kecil,”paparnya.
Diungkapkan Rita bahwa setiap karya tidak akan pernah sama dan selalu sesuai dengan rasa. “Karena karya ini lebih menilik pada kejujuran rasa dan cita,”jelas Rita.
Rita juga tak pernah merasa puas jika dalam berkarya ukuran kertas ini dalam melihat karya saya, selalu merasa ada yang kurang dan selalu merasa ada yang tertinggal. Tetapi ketidakpuasan itu justru membuat saya selalu memiliki ide-ide baru untuk menciptakan detail yang tidak biasa.
Rita juga sadar bahwa kembali lagi bahwa karya ini digarap dengan kejujuran yang apa adanya.
“Karena sesungguhnya saya tidak bisa menggambar kalau menggambar sudah bisa dipastikan hasilnya sangat jelek sekali. Tetapi dengan gunting saya bisa menikmati tarikan menggambar yg luar biasa,” jujurnya.
Nampaknya sebuah ungkapan kejujuran itulah penyebab dari ketidak puasan saya setiap kali saya sudah menyelesaikan karya ukiran kertas saya. Karena selalu ada yang ganjil dan tertinggal.
“Saya selalu merasa tidak bisa menyelesaikan karya dengan kesempurnaan yang tidak maksimal, sehingga aya terbiasa tidak menggunakan pola dalam mengerjakan karya saya hanya mengandalkan imajinasi kreatif semampunya,” ungkapnya.
Karya Meditatif
Karya Rita memang mengejutkan, jika dilihat karya yang penuh ornamentik ini memiliki nilai estetik yang luar, biasa. Kada juga ada kesan ganda dan sensasi magis dalam karya itu.
Sehingga ungkupan Rta yang mengatakan terkadang membuat karya meditatif dimana saya harus menggunakan lafadz lafadz Zikr yang tidak terputus selama pengerjaannya.
“Karya meditatif ini yang dapat menimbulkan kesan mistis dari yang melihat. Bagi yang mengerti akan bisa membedakan mana karya yang saya kerjakan dengan keterbatasan apa adanya dan karya meditatif. Tetapi karya meditatif ini tidak bisa datang sewaktu waktu,”jelasnya.
Masih kata Rita bahawa dalam mengerjakannya saya harus berada diruangan yang tertutup dan sendiri. Jauh dari suara suara. Sangat membutuhkan kesenyapan dan ketenangan. Sungguh sebuah kontemplasi khusus dalam berkarya ini, sehingga inspirasi dalam berkarya Rita adalah alam semesta yang tidak terbatas.
Disitu saya menemukan ide ide yang tak terduga,katanya.
Saya juga menterjemahkan dalam rangkaian aneka rupa floral, yang kemudian bisa diterjemahkan dalam bentuk bentuk lain sesuai kemauan tangan bergerak. Terkadang saya sendiri sering tersentak maksud hati ingin membuat bunga atau floral tapi nanti yg terjadi menurut pandangan orang gambar itu bukan bunga bisa menjadi apa saja.
Hal ini adalah kejutan yang saya maksud. Rangkaiannya adalah floral, daun, lingkaran dll tetapi begitu selesai jika di perhatikan ia bisa membentuk rupa yang tidak ada dalam konsep pikiran saya.
“Jadi inspirasi saya adalah kejujuran dalam berkarya dan berkarya dengan jujur,”tandasnya menutup pembicaraan dengan SENI.co.id
(AEME/S) foto-foto dokumntasi Arita Savitri
