Home Bahasa “Kalam Tera”

“Kalam Tera”

0

Loading

Puisi Taufan S. Chandranegara

Benar, kata waktu. Kau dewasa oleh kritik sebagai penanda keberadaanmu. Sungguh rupawan.

Keseimbangan, di perlukan, bagai sifat bumi setara planet-planet penyerta mengolah cuaca berkesinambungan. Bagai bintang-bintang bergerak kian kemari kaidah terbuka semua mata insani menyaksikan lalu lalang lintang kemukus.

Penerang langit di gelap cuaca malam bak penanda rindu kasih sayang untuk sesama, berbagi semua cinta, keselamatan, kemaslahatan, keindahan tatanan terbuka terang-benderang pernyataan senantiasa bak kalam tera, notasi orkestrasi bersyair tentang kasih sepenuh jiwa-jiwa bening, lagi, hanya ada cinta seluas langit.

Ah! Engkau, tak sekadar kekasih bagi sesama, tapi, serupa darah mengalir pembawa oksigen keseluruh tubuh, demi sehat jasmani, sehat rohani, tak pamrih apapun. Mengalir begitu saja, sebagaimana kewajibanmu mengemban mandat suatu ketetapan hati. Menjaga stabilitas terang fajar awal mula hari baru.

Tak mudah memang bertahan dalam badai dahsyat amuk api, namun kritik, bagimu sebuah pernyataan cinta, sebab ingin, engkau tetap ada, utuh, sebulat lingkaran siklus semesta. Itu sebabnya, cinta senantiasa hadir, datang dalam rona kagum. Sebab engkau tak pernah surut, untuk memberi pelukan kebenaran.

Hal ihwal, senantiasa kau tetapkan di ketetapan hati, jika cinta harus memilih. Demi kelangsungan kesejahteraan, ketenteraman publik. Tak ada cermin buram keraguan di wajahmu, ketika, kau telah memilih terang. Maka gelap akan menggulung makhluk malam. Hingga fajar menyingsing menerangi ekosistem kebijaksanaan.

Lantas ketenteraman kembali meningkatkan kewaspadaan, kau senantiasa terjaga. Kau pemerhati peristiwa lalu-lalang.

Siapa pun bersembunyi di balik kostum beraneka ragam, berpola serupa tapi tak selalu sama, bercorak segala cara, untuk kembali menyelundupkan manipulasi diri dengan identitas berbeda.

Karena engkau matahari, itu sebabnya pula tak mudah terkecoh. Demi cinta, engkau senantiasa mampu membaca tanda-tanda, sesegera mungkin, bertindak untuk kesejahteraan, ketenteraman publikmu.

Agar tak lagi, selalu, di lukai oleh makhluk malam pembawa virus sembelit, penyelinap, di waktu tempuh peradaban.

Maka oleh faktamu, gelap kau buat kembali terang-benderang. Jabat tangan erat.

Jakarta, Indonesia, October 12, 2019.

Catatan: Antologi puisi, Taufan S. Chandranegara, kelak akan diterbitkan Oleh Seni.co.id Editor: Aendra Medita.

Sponsor

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here