SENI.CO.ID — Dalam event besar Ramadhan ArtExpo 2024, yang berlangsung 25-31 Maret 2024 lalu di Mula Galeria Jakarta-CITOS, Jakarta) adalah salah satu yang menarik adalah adanya pameran Lukisan yang karyanya beragam.
Upaya yang dilakukan tidak hanya menampilkan kekuatan Religi-Ramdhan yang jadi fokus temanya, namun juga menjembatani seni lukis yang respon fenomena dunia saat ini. Lukisan lukis masa kini yang dekat dengan situasi dunia. Ada juga kebiasaan dalam hari suci ramadhan dan semua ini beberapa pelukis telah menunjukkan keberanian yang lebih besar dalam upaya mereka mengadopsi gaya lukisannya, baik abstrak, ekspresionis, kaligarfi bahkan respon akan palestina. Semua tetap mempertahankan sentuhan lukisan sebagai polesan yang karya-karyanya mereka cenderung kuat bahkan dalam konstruksi tradisi seni lukis saat ini.
Ambil contoh, karya AR Tanjung gaya Betawi yang khas dengan suasana ramadhan dan jelang lebaran. Ada juga karya Andi Sopiandi yang abstrak titik putih yang kuat. Atau lukisan Rd Syarief Hidayat yang sublimasi pada kekuatan illahi.
Ada juga karya Aep yang melukis Masjid Aqsa meski lukisannya sederhana ada kekuatan religi kepedulian palestine, karya Meta Pims berjudul “The Land Palestina” juga angkat lanskap soal Palestina merspon dunia timur tengah yang sedang bergejolak. Karya Kaligrafi Fothoni, dan karya Asep Gunawan dengan karya “Panggilan Subuh” atau karya lukis dari hasil Fotografi Ati Bachtiar “Macrocosmos Microcosmos”, Djaroe yang menampilkan karya “Takdir” bicara TakdirNYA mutlak dan tak ada yang bisa melawan!, karya Hady Santosa berjudul “Immoral”, karya MonaliSad (Monalisa Bersedih) dari Kembang Sepatu. Dan ada karya Masjid Kubah Mas karya Michael R Yacub dan Bunga-Bunga renungan karya Mutya.
Pameran ini dalam karya ini dipenuhi dengan kekuatan yang dicurahkan secara ekspresif dengan cara yang sangat nonverbal dan verbal soal tema Religi Ramdhan.
Semua karya tersebut menampilkan pikirannya yang mengembara, dengan kekuatannya sendiri dan, terkadang, mendekati nilai karyanya adalah bukti kualitas pamera ini.
Pelukis yang hadir punya imajinasi berbeda dengan terlihat jelas memadukan dunianya dengan realitas visual masa kini atau konteks ramadhan. Meski beberapa karya yang masih setia pada kekuatan konvensional dalam seni lukis.
Tidak menampilkan jauh dari aura yang terinspirasi dari sangat jelas menunjukkan kentalnya masih seniman. Hingga saat ini pelukis yang pameran digelar kali ini bisa menjadi terobosan bagi para pelukis dan akan jadi kalender ramdhan.
Tentu saja tidak perlu terburu-buru karena karya kedepan akan lebih baik proses jauh lebih penting daripada tujuan. Bukankah ini inti dari komitmen pelukis terhadap seni adalah ketekunan yang konsisten?
Pameran karya Ramadhan ArtExpo 2024 paling tidak awal yang baik. Sampai jumpa 2025. (rhenoz)