SENI.CO.ID – Ini adalah Art Link bahwa hanya ada sedikit perbedaan budaya dan artistik antara kita orang Indonesia dan Laos, yang diberikan pada nenek moyang Mongolia kita. Kami bahkan memiliki warna kulit yang sama. Itu yang membedakan kami, adalah lokasi geografis kami, bahasa, kebiasaan dan tradisi. Inilah yang memberi kita identitas khas kita sendiri dan juga apa yang memberi seni kita karakteristiknya yang berbeda.
“Setelah Januari lalu, kami telah memamerkan di 2 tempat, I Cat Gallery dan Eastern Gallery & Academy, Vientiane, Laos, sekarang kami akan memamerkan di Arma Museum pada 9-20 Juni 2018,” jelas Antonius Kho pada SENI.CO.ID 5 Juni 2018.
Di era globalisasi ini, perbedaan lokasi geografis tidak lagi menjadi masalah besar. Terutama sejak munculnya internet, dunia terasa seperti satu tempat: mereka yang jauh dibawa dekat dengan kita dan mereka yang dekat dibawa semakin dekat.
“Karena kita dapat berhubungan satu sama lain di mana pun kita berada, aktivitas kita – baik itu artistik atau lainnya, segera saling berhubungan melalui dunia maya. Tidak ada batasan lagi,”jelasnya.
Dengan cara yang sama bahwa sulit untuk membedakan kita dengan warna kulit kita, demikian juga seni Indonesia dan Laos sangat mirip. Perbedaan-perbedaan kita dapat ditemukan dalam bahasa, skrip, tradisi, dan latar belakang kita masing-masing di mana kita mengidentifikasi diri kita sendiri, seperti yang kita lakukan dalam seni kita.
Proyek pertukaran seni ini, yang diprakarsai oleh Antonius Kho dari Indonesia dan Paul Phothyzan dari Laos, diadakan di Vientian, Laos dan di Bali, Indonesia. Ada 6 seniman Indonesia dan 6 Laos yang berpartisipasi dalam Art Link, yang merupakan bagian dari proyek pertukaran seni yang sedang berlangsung yang diprakarsai oleh Antonius Kho pada tahun 2006. Sejak saat itu, Kho telah menyelenggarakan berbagai proyek pertukaran seni dengan seniman dari beberapa kabupaten, termasuk; Kamboja, Filipina, Malaysia, La Reunion, Thailand, Cina, India, dan lainnya.|AME/SENI