SENI.CO.ID – Abun Adira, seorang pelukis Bandung yang kini berusia 70. Ia menyalurkan hobi melukisnya sejak kecil. Dunia seni lukis bisa dikatakan sudah mendarah daging dengan dirinya. Goresan kuas yang dituangkan dalam kanvas mencirikan karakter dari lukisannya.
Saat ditemui penulis di galerinya di bilngan CIcadas tepatnya Jalan Kiaracondong 33E, Kota Bandung Abun bercerita bahwa ketertarikan dirinya dengan seni lukis sudah berlangsung sejak kecil. Ketika itu, dirinya sangat menyukai komik bergambar kisah Ramayana. Kemudian dirinya ingin sekali meniru dengan menggambar. Ditambah lagi karena kegemarannya, dirinya sering menonton pertunjukan wayang di dekat rumah saat masa kanak-kanak.
“Sejak dari kecil sudah senang mencorat-coret. Ada kertas suka dicorat-coret. Dulu ada banyak cerita Ramayana, sampai cerita dari Arab dan Batman. Tapi saya melukisnya dulu hanya meniru,” ujar Abun.
Kegemarannya pada kisah Ramayana cukup membekas terbawa pada karya lukisannya. Dari karya lukisannya banyak melukiskan tentang tokoh pewayangan. Selain itu pada beberapa karya lainnya ada yang melukiskan penari topeng Cirebon.
“Biasanya lukisan yang dibuat berdasarkan sentuhan-sentuhan kepribadi saya berdasarkan kehidupan kemudian diwujudkan dalam melukis. Biasanya ada makna karna tersentuh pada sesuatu hal,” beber Abun.
Karya lukisan di Galeri Abun menggunakan media kanvas dan cat minyak, beberapa juga yang menggunakan cat akrilik. Karena dulu yang ngetren itu cat minyak, akrilik belum muncul dan populer. Dengan sendirinya di sekolah-sekolah semua mempelajari cat minyak.
“Sekarang akrilik sudah populer karena mudah digunakan hanya dicampur pakai air, tapi kualitas hasil lukisan tetap bagus pakai cat minyak,” papar Abun yang mengemari komik karya Kosasih itu.
Memasuki 1990’an, dirinya mengaku rindu terhadap hobi melukisnya tersebut. Tak jarang dirinya berangkat mendatangi galeri-galeri di Kota Bandung, seperti Galeri Bandung, Galeri Hidayat, Galeri Braga dan masih banyak lainnya. Karena memang sudah kangen dan rindu akan hobi saya, maka setiap ada pameran saya sering mendatanginya, sekalipun jauh tempatnya. Pertama di Galeri Hidayat terus saya ketemu temen diajak melukis. “Saat itu baru mulai serius belajar melukis,” kisahnya.
Abun akhirnya mendapatkan dukungan yang penuh dari kerabatnya sesama seniman, untuk terjun lagi melukis. Dengan tekun mempelajari lagi teknik dalam melukis, dirinya sering mengikuti pameran lukisan. Saya jadi sering diajak pameran di Bandung, Jogja, Bali, Jakarta, sampai ke luar negeri juga pernah.
Setelah terjun lagi ke dunia seni lukis, rasa penasaran untuk belajar melukis secara sistematis belum juga dia dapatkan. Hal itu terjawab setelah pelukis ternama asal Bandung, Barli Sasmitawinata mendirikan galeri seni Barli yang berlokasi di kawasan Bandung Barat. Abun pun langsung mendatangi galeri tersebut. “Selama empat tahun dirinya belajar dengan diajari langsung oleh Barli,”katanya.
Selain melukis, dirinya juga senang hunting topeng ke berbagai daerah di Indonesia seperti Yogyakarta, Solo, Cirebon, Kalimantan, bahkan ke luar negeri. Sampai sekarang sudah berdiri galeri topeng Abun Adira dari hasil buruannya tersebut.
Dalam mengarungi perjalanan seninya ia sempat khawatir dengan generasi muda saat ini, lantaran semakin berkurangnya kecintaan terhadap kearifan budaya bangsanya sendiri. “Pesan saya agar generasi muda jangan meremehkan kecantikan yang dimiliki Indonesia yang harusnya dilestarikan,” tandasnya.***
| Paramitha Pebrianti, Mahasiswi SENIRUPA ISBI Bandung