SENI – Tanah sebagai tempat hidup ternyata mempunyai fungsi lain bagi Zainal Beta (56) pelukis yang sejak tahun 1980 mengeksplorasi tanah untuk dipakai sebagai medium lukis.
Berbagai wilayah, khususnya di Makassar, telah dikunjunginya, untuk mengambil tanah. Lalu diprosesnya sedemikian rupa untuk bahan melukis diatas kanvas. Bagaimana prosesnya menjadi suatu medium lukis, dari tanah?
Melalui penghayatan dan perenungan tentang tanah, maka Zaenal Beta melihat tanah sebagai warisan leluhur. Lalu mengeksplorasi tanah tersebut, melalui konsep-konsep warna yang merepresentasikan struktur tanah, khususnya yang ada di Sulawesi Selatan. Hasil eksplorasi itu digunakan sebagai medium untuk melukis diatas kanvas. Visualisasi terbanyak dilakukan ekspresif dan mengambil gaya simbolik terpampang dari kanvas ke kanvas yang dipamerkan.
Hal ini ditunjukan Zainal Beta pada pameran tunggalnya di Taman Ismail Marzuki (TIM) tepatnya di Graha Bakti Budaya-Jakarta. Pameran ini berlangsung 10-14 Mei 2016 dengan menghadirkan kurang lebih 60 buah karya berbahan tanah, khususnya tanah liat.
Menurut Muh Faisal MRA, kurator pameran, karya-karya berbahan tanah liat yang ditampilkan terhubung pada ruang-ruang cultural; tapi sekaligus menjadi penanda baru dunia seni lukis yang selayaknya memperoleh ‘ruang’ yang istimewa. Karena ini merupakan hasil perjalanan estetik Zainal Beta dalam tiga dekade, dari tahun 1980, 1990, dan 2016. Kenapa tanah?
‘Bahwa alam kita ini kaya, berbagai kekayaan dari alam dapat digali,’tutur zainal beta dalam artist talknya di weichert studio, jl margasatwa 42 ragunan, Jakarta. Pada tanggal 13 Mei 2016.##