Home AGENDA Gelar Pameran Sketsa, Eep S. Fatah Akui Optimis akan Keberlanjutan Seni di...

Gelar Pameran Sketsa, Eep S. Fatah Akui Optimis akan Keberlanjutan Seni di Masa Depan

0
Sketsa Bung Karno karya Eep S. Fatah/katalog digital
SENI.CO.ID — Eep Saefulloh Fatah, pria yang aktif dalam bidang politik ini memiliki darah seni yang mengalir dalam dirinya sejak kecil. Setelah berhasil memamerkan karya karikatur dan kartunnya pada tahun 1989 di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, Eep kembali menunjukkan bakatnya dengan menampilkan Pameran Sketsa pertamanya yang bertajuk “Testimoni”.
Pameran “Testimoni” ini selesai digarap hanya dalam waktu dua setengah bulan sejak 27 Desember tahun lalu dengan menampilkan 47 gambar sketsa baru digabungkan dengan 8 sketsa lama yang dibuat sekitar tahun 2020-2021. Tiga kelompok sketsa yang dipamerkan terdiri dari Benda Sekitar, Bangunan Terlantar, dan Manusia-Manusia. Eep menjelaskan, wujud testimoni dalam Benda Sekitar berupa karya yang menarik untuk digambar. Dengan penggambaran tersebut, ia dapat ‘membendakan’ sekaligus sebagai ucapan terima kasih atas peranan dan jasa di kehidupannya.
“Yang pertama adalah Benda Sekitar. Ini kesaksian saya dalam bentuk beragam pesan termasuk ungkapan terima kasih untuk benda-benda yang ada di sekitar saya,” ungkap Eep saat ditemui dalam wawancara di Ruang Garasi, Kebayoran Baru pada Rabu, 29 Maret 2023.
Pada kelompok kedua, Eep menemukan keunikan dalam menggambar Bangunan Terlantar. Ia menangkap, gambar-gambar tersebut mengekspresikan keterpurukan dan sesuatu yang kelabu dan gelap. Di kelompok selanjutnya mengenai Manusia-Manusia, rencananya ia ingin menggambar potret orang-orang kecil, namun akhirnya karya-karyanya terkait sketsa tokoh besar pun digabungkan.
“Sebetulnya kalau saja waktu cukup untuk menyiapkan pameran ini, saya ingin di bagian Manusia-Manusia, saya ingin orang-orang yang ditampilkan adalah orang-orang kecil yang memberi inspirasi, bukan tokoh-tokoh besar. Tapi akhirnya saya gabungkan,” jelas Eep.
Dalam proses penggambaran sketsa, Eep menjelaskan bahwa sebagian besar sketsa yang dipamerkan merupakan garapan dari potret gambar atau foto, terutama untuk potret Bangunan Terlantar. Beberapa foto juga didapatkan dari kiriman kawannya yang sudah dimintai tolong olehnya.
“Makanya ada rumah di Cibubur, rumah di Palembang, hotel di Bekasi, terus kemudian warung di Sentul juga ada kiriman teman saya, jembatan di Bojonggede, bekas kantor di Saparua, ada rumah terlantar di Sentul samping rumah teman saya. Itu digambar dari foto yang mereka kirim,” cerita Eep lebih lanjut.
Sebagian besar sketsa di Pameran “Testimoni” menggunakan media kertas. Beberapa sketsa juga dibuat secara digital tanpa menggunakan aplikasi dengan memanfaatkan layar iPad sebagai pengganti kertas. Saat ditanya harapan terkait pameran di masa mendatang, Eep mengaku dirinya tidak cemas akan hal tersebut. Banyaknya calon perupa dan komunitas yang siap menyokong membuatnya optimis akan nasib seniman selanjutnya.
“Saya tidak cemas tentang masa depan karena calon perupa,  orang yang bergiat mengekspresikan diri dalam kesenirupaan itu tersebar dan sekarang ini disokong oleh banyak sekali komunitas di mana-mana,” pungkasnya. (oct/seni)
Enter
Write to Rhenoz Rhenoz
Sponsor

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here