Home BERITA Kesuksesan Kompetisi Piano Nusantara Lahirkan Bakat-Bakat Pianis Tersembunyi

Kesuksesan Kompetisi Piano Nusantara Lahirkan Bakat-Bakat Pianis Tersembunyi

0
Vivienne Thamrin (Makassar, kiri); Ralf Vivaldo (Yogyakarta, kanan )
SENI – Kesuksesan Kompetisi Piano Nusantara telah melebihi ekspektasi setelah diadakan di 4 kota, dan berbagai penyelenggara di kota-kota lain telah menghubungi Ananda Sukarlan untuk menjadi “partner kerja” di tempat mereka.
Selama bulan November kota-kota Makassar, Jogjakarta, Bandung dan Jakarta telah memberi panggung kepada lebih dari 200 pianis muda, ditonton oleh dewan juri yang dipimpin oleh pianis & komponis Ananda Sukarlan serta banyak diantaranya kini telah dapat disaksikan di YouTube.
 
Para pemenang untuk kategori tertinggi (13-17 tahun) di 4 kota dan akan mengikuti babak final di Jakarta itu adalah: Vivienne Thamrin (Makassar, foto kiri); Ralf Vivaldo (Yogyakarta, foto kanan ) dan 2 pemenang pertama Michael Manuel Halim dan M. Khidir Malik for Bandung. Jakarta sendiri tidak ada yang mencapai nilai yang memenuhi standar untuk juara I.
 
Surabaya tadinya juga berencana mengadakannya bulan November lalu, tapi karena masalah teknis di organisasi lokal terpaksa dibatalkan. Kini Surabaya akan diadakan oleh organisasi baru dan akan diadakan sekitar bulan Maret (tanggal masih akan ditentukan), beserta Semarang dan beberapa kota lain yang masih akan mengkonfirmasikannya.
Selain itu, sebelum babak final yang diadakan di Jakarta pertengahan tahun depan, akan ada lagi babak semifinal sehari sebelumnya, untuk memberi kesempatan kedua kepada pianis dari kota manapun (termasuk yang tidak masuk final di kompetisi di kota lain) untuk masuk final.
“Bagi saya, mengikuti kompetisi sudah berarti menang”, kata Ananda Sukarlan.
Lebih lanjut Ananda berpesan kepada para pianis muda bahwa menang melawan diri sendiri, kemenangan melawan rasa takut Anda sendiri. Persaingan terberat bukanlah dengan orang lain melainkan melawan diri sendiri. “Anda adalah musuh terburuk anda sendiri,” ujarnya.
Saat  ditanya mengenai para pemenang kompetisi ini, Ananda menyebut mereka memiliki ciri-ciri yang sama.
“Mereka tahu bagaimana memilih musik mereka yang sesuai dengan kepribadian mereka dan nilai artistik yang tinggi. Karya itu memiliki teknik pianistik, warna, kontras dan karakter yang beragam. Banyak peserta yang gagal meraih nilai tinggi karena mereka jatuh ke perangkap memilih musik yang “hanya enak didengar, bisa dibilang musik ringan” yaitu musik yang tidak bisa menunjukkan musikalitas dan teknik mereka secara maksimal.
Masih kata Ananda tetapi ingat, musik adalah untuk berkomunikasi dan berekspresi, main musik bukan untuk pamer. Beberapa pianis dapat bersinar di bagian yang cepat dan virtuosik tapi menjadi begitu membosankan di bagian yang lambat, di mana melodi sederhana dan keindahan tidak diiringi oleh jari-jari yang berlari cepat. 
Indonesia berharap, dari kejelian Ananda Sukarlan kita akan menemukan lebih banyak lagi bakat-bakat piano tersembunyi yang akan membawa nama Indonesia ke dunia internasional.
“Tidaklah mudah untuk menunjukkan kesederhanaan, karena kesederhanaan adalah puncak dari kecanggihan. Tidak ada musik yang “impossible” dimainkan seberapapun sulitnya. Musik itu harus langsung berbicara ke hati, ke perasaan. Kalau cuma sekadar pamer, itu belum menjadi satu bentuk seni,” katanya, menutup wawancara dengan seni.co.id dengan pianis internasional yang sedang mempersiapkan Jakarta New Year Concert bulan Januari ini yang mengetengahkan juga kakak beradik Gabriella Priska Handoko (14th) dan Jesslyn Cheryl Handoko (10 th), pemenang pertama Ananda Sukarlan Award International Piano Competition 2016 dari 2 kategori berbeda.
|AEN/SENI
Sponsor

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here