SENI.CO.ID – Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Kepemudaan dan Olahraga (Disbudparpora) Kota Cimahi bersama Dewan Kebudayaan Kota Cimahi (DKKC) gelar pertunjukan secara virtual di masa pandemi Covid 19 dan pemberlakuan Pembatasan Sosial Bersekala Besar (PSBB). Kegiatan yang bertajuk berdaya, berkarya dan berbudaya ini menampilkan 50 komunitas seni di Kota Cimahi secara daring di instagarm dan chenel youtube berupa pertunjukan tari, musik, karawitan, teater, wayang golek dan pencak silat.
Ketua DKKC, Hermana HMT mengatakan, pertunjukan secara daring ini dilakukan dalam upaya kembangkan kreatifitas seniman Kota Cimahi yang selama pandemi Covid 19 dan pembelarkuan PSBB tidak bisa melakukan aktifitas berkesenian di luar, baik di gedung kesenian atau memenuhi undangan dari berbagai pihak.
“Selama pandemi Covid 19 dan PSBB seniman Kota Cimahi totol kehilangan pekerjaan. Berbagai undangan dan kegiatan untuk melakukan pertunjukan semua dibatalkan sehingga mereka tidak punya lagi sumber mata pencaharian karena harus berdiam diri di rumah,” ujar Hermana dalam keterangan persnya, Kamis (4/6/2020).
Menurut Hermana, sebagai solusi menaggulangi dampak terhadapa perekonomian para pelaku budaya, DKKC dan Disbuparpora Kota Cimahi melakukan pendataan, hingga pada pertengahan bulan Mei 2020 sebanyak 319 orang yang terdampak sudah terdata dan diajukan untuk mendapatkan bantuan sosial dari pemerintah.
“Sekitar 60 persen dari mereka, terutama yang sudah didata sejak awal pandemi Covid 19 telah mendapat bantuan sosial melalui bantuan gubernur Jawa Barat, bantuan Pemkot Cimahi, bantuan kerohiman dari Kemenparekraf, dan penggalangan donasi yang dilakukan DKKC. Harapan berikutnya sebanyak 319 pelaku budaya Cimahi bisa mendapat bantuan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud),” ungkap Hermana.
Hermana menambahkan, solusi selain turut mencarikan bantuan sosial, DKKC membuat program Berdaya, Berkarya, dan Berbudaya di tengah pandemi Covid 19. Yakni menyelenggarakan kegiatan budaya berupa pertunjukan dan pameran seni secara daring. Namun karena keterbatasan anggaran beragam kegiatan yang direncanakan belum bisa dilaksanakan sepenuhnya.
“Baru Festival Monolog secara daring telah dilaksanakan dan responnya cukup baik. Sebanyak 34 yang mendaftar dari kawasan Bandung Raya, yang lolos 14 peserta, kemundian dikurasi menjadi 6 peserta, hingga terpilih 3 peserta menjadi penampil monolog terbaik secara daring yang digelar DKKC dan Masyarakat Teater Cimahi (Masteci),” sambung Hermana.
Tandas Hermana, sejak awan pandemi Covid 19 DKKC terus melakukan komunikasi dengan Disbudparpora Kota Cimahi, mengusulkan dan menyusun program bersama untuk pelaku budaya agar tetap bisa berkarya. Bahkan DKKC juga mengusul kegiatan daring ini ke Diretorat Jenderal Kebudayaan.
“Alhamdulillah Disbudparpora Kota Cimahi merespon dengan baik dan kami bersiap-siap gelar pertunjukan seni secara daring. Sebanyak 50 Komunitas Seni di Cimahi menampilkan karyanya di chenel youtube kebudayan cimahi, instagram @disbudparpora_cimahi dan @dewankebudayaancimahi , dengan penayangan dimulai tanggal 9 dan 10 Juni 2020. Namun proposal kami ke Ditjen Kebudayaan belum ada jawaban,” kata Hermana.
Sambung Hermana, kegiatan ini sepenuhnya difasilitasi oleh pemerintah Kota Cimahi melalui Disbudparpora. Setiap komunitas seni yang tampil medapatkan bantuan stimulan dan 50 karyanya tanggal 11 Juni 2020 dikurasi oleh tim kurator untuk dipilih 10 karya terbaik dan 5 karya tervaforit atas penilaian jumlah penontan terbanyak di chenel youtube kebudayaan cimahi. 15 karya dari 15 komunitas seni terpilih selain dapat stimulan juga mendapatkan uang kadeudeuh atau uang pembiadaan sebagai penghormatan terhadap kerja kerasnya dalam berkaya.
“Besar harapan kami, kegiatan budaya secara daring di masa dan pasca pandemi Covid 19 ini dapat fasilitasi dari provinsi Jawa Barat, Ditjen Kebudayaan Kemdikbud atau Kemenparektraf. Mengingat anggaran pemerintah Kota Cimahi terbatas dan jumlah komunitas budaya di Cimahi lebih dari 100 grup, jadi belum bisa semuanya terfasilitasi. Diharapkan untuk yang belum terfasilatasi, di program berikutnya dapat fasilitasi baik dari pemerintah kota juga dari provinsi, pemeritah pusat atau pihak lainnya, sehingga menjadi solusi dalam membangkitkan perekonomian pelaku budaya dan bisa menampikan hasil kreatifitasnya selama berdiam diri di rumah,” pungkas Hermana.*lRED-SENI.CO.ID