SENIINDONESIA — Dalam akhir pekan ini SENI menurunkan puisi dari seorang penyair yang juga seniman sekaligus praktisi hukum alias pengacara. Dunia seni ia pernah jadi mahasiswa seni jurusan teater dan lanjut sekolah hukum dan ini perjalanannya. Gan Gan R.A adalah pencinta kopi dan tulisannya banyak di sejumlah media.
Puisi kali ini dia merespon konteks saat ini atas bangsa ini usai Pemilu 2024. Tak banyak memang yang peduli akan puisi yang masuk ke redaksi namun ini lebih aktual melihat respon saat ini. Selamat menyimak. (a)
Puisi Gan-Gan R.A*
JIKA
Jika kampus bungkam
Dan nalar kaum cendekiawan
serupa batu nisan
Maka akal sehatmu harus menjadi
parlemen jalanan.
Jika rumah ibadah dituding
biang onar
Dan para pengkhotbah dianggap
menebar kebencian
Maka sajadahmu menjelma jalan
pedang perjuangan.
Jika pengadilan tidak lagi
melahirkan keadilan
Dan palu hakim menjadi budak
transaksi perkara
Maka nuranimu harus berani
memberontak pada ketidakadilan.
Jika peradilan menjadi
peradilan sesat
Dan pengacara bersekutu
dengan hakim dan jaksa
Maka putusan pengadilan menjadi
putusan setan.
Jika pemilu menjadi
panggung sandiwara
Dan memilih presiden seperti copet
yang mencuri suara rakyat
Maka satu saat rakyat akan
bergerak memberontak.
Jika Mahkamah Konstitusi menjadi
Mahkamah Keluarga
Dan lembaga-lembaga tinggi
negara di bawah kendali pemodal
Maka partai politik menjelma
partai begal
Maka negara akhirnya menjadi
negara gagal.
Jika pidato politik menjadi sampah
Dan kata-kata tidak lagi
mengilhami perubahan
Maka kepalkan tanganmu
Maka kepalkan tanganmu
Dan berhenti bicara!
Gading Serpong, Tangerang, 22 Maret 2024
*) Penyair yang juga Praktisi hukum, dan pencinta kopi
Sponsor