SENI.CO.ID – Teater Sunda Kiwari (TSK) menggelar Festival Drama Bahasa Sunda (FDBS) ke 21 untuk pelajar tingkat SMA/MA/SMK di Jawa Barat. Kegiatan yang sempat terhenti selama 3 tahun karena pandemi covid 19 kembali diselenggarakan di Gedung Kesenian Rumentang Siang, Jl. Baranang Siang No.1. Kosambi, Bandung, Senin – Sabtu, 7 – 13 Agustus 2023.
Reza D. Suryalaga, Salah seorang dewan pangaping TSK dalam pembukaan FDBS mengatakan, Festival Drama Bahasa Sunda dilaksanakan sejak tahun 1990 pada awalnya hanya diikuti oleh komunitas teater dari kalangan umum dan dilaksanakan setiap dua tahun sekali.
“Seiring berjalannya waktu dan melihat antusiasme peserta dari kalangan umum dan pelajar pada setiap penyelenggaraan FDBS ini, maka sejak tahun 2011 kami memutuskan untuk dilaksanakan setahun sekali. Kategori pesertanya pun dibagi dua. Pada tahun ganjil pesertanya dari kalangan pelajar, sedangkan tahun genap dari kalangan umum,” ujarnya, Senin (7/8/23).
Menurutnya, sejak berdiri 1975 TSK konsisten melestarikan bahasa Sunda dalam bentuk pertunjukan teater modern dan mengajak anak-anak muda untuk terlibat langsung dalam bentuk FDBS.
“Hal itu sejalan dengan Peraturan Daerah (Perda) Nomor 14 Taun 2014 tentang Pelestarian Bahasa dan Aksara Sunda,” ungkapnya.
Sementara itu, ketua pelaksana FDBS Pelajar ke 21 Tahun 2023, Aam Zaman menerangkan, FDBS sekarang hanya diikuti 16 peserta, namun 3 peserta mengundurkan diri dan peserta yang siap tampil sebanyak 13 komunitas teater pelajar.
Diantaranya; Teater Tambang (SMA Bina Muda Cicalengka, Kab. Bandung), Teater Kashva (SMAN 1 Parungkuda, Sukabumi), Famor Theater (SMAN 1 Soreang, Kab. Bandung), Teater Ananta (SMK Ma’arif Terpadu Cicalengka, Kab. Bandung), Teater Langka (SMA Negeri 1 Cicalengka, Kab. Bandung), Teater Smadasa (SMAN 1 Dayeuhkolot, Bandung), Teater Wanci (SMA PGRI Cicalengka, Kab. Bandung), Teater Senapati (SMA Pasundan 3, Bandung), Teater Gawe (SMKN 3 Tasikmalaya), Teater Tasbe (SMAN 1 Baleendah, Bandung), Teater Gulamsaka (SMA Negeri Tanjungsari, Sumedang), Larva Teater (SMK TIK Yadika Cicalengka, Kab. Bandung), jeung Teras Teater (SMAN 1 Rancaekek, Kab. Bandung).
“Mereka disediakan 5 naskah agar dipilih salah satunya untuk dipentaskan. Naskah yang wajib dipilih itu, antara lain; Karunya Si Mamah karya Nunu Nazarudin Ahar, Parna karya Ayi G. Sasmita, Sasadiwaraan karya Arthur S. Nalan, Satampah Lemah karya Lugiena De, dan Tarung Pamungkas karya Dhipa Galuh Purba,” katanya.
Jelas Aam, selama satu pekan FDBS digelar dewan juri yang terdiri dari; Rosyid E. Abby, Rinrin Candraresmi, dan Iwan Lonceng mesti memilih pertunjukan terbaik 1, 2, 3 juga aktor terbaik, aktris terbaik, sutradara terbaik, penata music terbaik, dan penata artistik terbaik. Semua katagori terbaik akan diberi penghargaan berupa sertifikat, piala dan uang pembinaan.
“Besar harapan kami FDBS ini terus berjalan dan didukung pemerintah daerah serta pemangku kepentingan lainnya, sebagai upaya melestarikan budaya Jawa Barat, khususnya bahasa Sunda agar menjadi bagian dari kehidupan para pelajar sekaligus mengembakan bakat dan prestasi mereka di bidang seni teater berbahasa Sunda,” pungkasnya.*(Mang)