Home AGENDA MONOLOG “SURAT KEPADA ORANG TERKASIH” MENGUNCANG SUKMAJAYA DEPOK

MONOLOG “SURAT KEPADA ORANG TERKASIH” MENGUNCANG SUKMAJAYA DEPOK

0

RUANG TANPA JENDELA, TANPA APA-APA. BUKAN PENJARA,
BUKAN APA-APA. HANYA KOSONG. DALAM GELAP YANG SATIRIS. MASIH ADA KEHIDUPAN.

SENI.CO.ID — Aktor teater Noer SN Tanuwijaya atau biasa disapa Kang Noer, luar biasa bermain dalam monolog “SURAT  KEPADA ORANG TERKASIH” karya Taufan S. Chandranegara yang dipentaskan di Kelurahan  Mekar Jaya Kecamatan Sumajaya Depok 2, pada Sabtu malam, 4 Februari 2023.

Dalam pementasan ini aktor yang memainkan tafsir yang luar biasa atas naskah yang penuh idiom dan diksi intelektual itu dimainkan Kang Noer dengan imajinasi keatorannya tanpa batas, kontekstual dalam memerankan sosok penerima surat. Naskah drama monolog ini memang harus dimainkan oleh aktor yang punya jam terbang tinggi dan Noer SN Tanuwijaya sangat pas memainkannya.

Melihat Kang Noer yang merupakan jebolan Mahasiswa Tetaer ASTI/STSI (Kini ISBI Bandung) dalam perjalanan karya berteaternya tak usah diragukan lagi. Saya jadi ingat pertama menyaksikan dia bermain saat tahun 1991 dalam pementasan Waiting For Godot karya dramawan Perancis Samuel Barclay Beckett, saat itu pentas teater ditampilkan oleh kelompok Teater Payung Hitam dengan sutradara Rachman Sabur.

“Menunggu Godot”, karya Samuel Beckett (1991) dari Payung Hitam mendapat pujian luar biasa di tanah air. Sang sutradara Rachman Sabur dikabarka saat itu mengarap karya ini melewati proses latihan selama 13 bulan. Kang Noer di “Menunggu Godot” bermain sebagai (Vladimir) dan Sukarsa Taslim (Estragon) ia main sangat prima bahkan bisa dibilang menakjubkan dan membuat penonton terpesona oleh aktingnya yang dahsyat.

Pada malam ini saya melihat Kang Noer aktor yang kuat, berkarakter, dan jika saat bermain ia mampu membuka watak tokoh dalam pentas itu. Pokoknya luar biasa malam itu. Penonton umum adalah yang hadir pun terpukau. Monolog “Surat Kepada Orang Terkasih”  telah membius masyarakat Kelurahan  Mekar Jaya Kecamatan Sumajaya Depok. Karena inilah kali pertama ada monolog ditengah milad kedua majelis pengajian.

Kepada A moral teman yang terkasih. Baru saja aku menerima suratmu. Tentang musibah yang melanda umat manusia di negerimu.
Kau Tanya aku
tentang bagaimana mangatasi akibat dari itu semua.
Umumnya manusia menyalahkan Tuhan.
Padahal menurutmu, ini bencana alam. Alam bergeser dari takdirnya menuju takdir yang baru dalam kurun ruang dan waktu.
Kalau boleh kujawab;
bisa. Bisa saja itu. Kalau menurut keyakinanmu begitu. tapi bolehkah aku bertanya satu hal saja: manakah yang lebih dulu ada?
Tuhan atau alam?
Kau tak pernah menajwab dalam
surat-suratmu kepadaku,
pertanyaanku itu..

Cuplikan naskaahnya mengejutkan diksinya yang berat, namun penon asyik menyaksikan tanpa bubar dan bahakan di akhir semua seolah terlinat dalam keterpukan Kang Noer yang tampil dnegan penuh mengejutkan yang di bungkus kain panjang.

Karena aku kehilangan teman sejawat yang selama ini member aku kehidupan, lewat kata dan pertanyaanmu yang kadang menggelitikku untuk memberi  jawaban. Karena dengan cara itu aku mendapat hikmah dari kata dan tanyamu. Di dalam kematianku kini,
aku banyak meilhat kebenaran hakikat, tentang pengkhianatan sebagai bekal kekekalan, jika kita dapat mengalahkannya atau membunuhnya dengan pisau terhunus, meski korban harus jatuh. Barangkali itu yang disebut cinta terhadap sesama. Membunuh pengkhianatan. Kini aku dengan leluasa bisamelihat kebohonganmu, dari alam kematianku. Aku bisa melihat bagaimana kau bermain dengan malaikat hitam, melakukan pembantaian terhadap talenta-talenta yang kau miliki lewat sejuta alibi tentang kebaikan, aklamasi, padahal kau membuat. Ruang-ruang berkelas, memenjarakan orang-orang yang kau sebut terkasih di dalam etalase-etalase berlogo, berlabel besar popularitas,
lalu kau pandangi mereka dari singgasanamu yang berada di sudut-sudut tersembunyi. 

Dalam naskah yang duri lumayan panjang 40-an menit Kang Noer main dengan kekuatannya yang total.

Jangan..
Jangan menjual derita kemanusian
Dengan Poster,
Dengan leaflet
Dengan booklet
Dengan Internet
Dengan apa saja..
Katakan pada khalayakmu
Bahwa kau bukan Tuhan Baru..

Dan memang pentas yang mengejutkan dan mengucang Depok ini adalah satu langkah besar dimana teater harus dekat dengan publik dan Kang Noer sudah melakukannya ini secara intim dengan masyarakat apapun dan kalangan apapun teater haruslah masuk. Barvo…!!!

— AENDRA MEDITA

 

Sponsor

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here