Oleh Rizki A Zaelani – Kurator
Sebagai simbol maupun bahasa, seni memiliki semacam keutamaan khusus karena melalui ekspresi seni kita bisa mengenal dan mulai memahami bagaimana sebuah cara representasi mendapatkan makna sekaligus juga kuasa.
Proyek ‘Sayap’ adalah pilihan Nus Salomo untuk menemukan dan menyatakan ‘bahasa’ yang mampu menyimbolkan keadaan kini manusia; ia memilih untuk menunjukkan kemungkinan seseorang untuk ‘terbang’ dan memandang dari atas persoalan. Baginya, pilihan ini tak hanya akan mengajak setiap orang : ‘bagaimana menjalankan hidup’ tapi juga, jika perlu, mengubahnya.
Nus tidak hanya mengambil imaji sayap yang mudah dikenal publik, ia pun mencari cara untuk menghubungkan cara pengenalan mengenai sayap pada daereah-daerah konvensi pemahaman yang lain.
Tiap orang tentu bisa memunculkan makna mengenai karya sayap yang dinikmatinya, tak harus jadi bersifat spiritual karena mungkin saja hanya dianggap sebagai cara untuk berkhayal. Gagasan seni Nus memang terutama merambah wilayah persoalan imajinasi dan karyanya kemudian ‘membantu’ publik apresian seakan mampu menemukan bentuk representasinya secara visual.
Melalui pameran ini, Nus tidak menarik garis tegas mana yang ‘semestinya’ disebut seni dan mana yang kita nyatakan sebagai obyek keindahan.
Ia menghubungkan keduanya semisterius bagaimana manusia berharap agar ia mampu mengenal dirinya sendiri. Ia yakin bahwa sedari awal ihwal sayap memiliki kaitan dengan harapan dan kepercayaan manusia. ***
catatan: Untuk menyaksikan karya Nus silakan pada 20 May-12 Juni di Galeri Nasional Jakarta.