SENI.CO.ID — Literasi adalah kemampuan untuk mengidentifikasi, memahami, menafsirkan, membuat, mengkomunikasikan dan menghitung, menggunakan bahan cetak dan tertulis yang dikaitkan dengan berbagai konteks, termasuk pada konteks seni rupa.
Dengan demikian interdisciplinary visual art literacy dapat dikatakan sebagai kemampuan untuk mengidentifikasi, memahami, serta menafsirkan seni rupa dalam hubungan dengan keilmuan yang lain. Hal ini berkaitan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan informasi yang semakin terbuka dan meluas sehingga mendorong terciptanya kolaborasi lintas disiplin atau keilmuan, salah satunya adalah di bidang seni rupa. Interdisipliner (interdisciplinary) adalah interaksi intensif antar satu atau lebih disiplin, baik yang langsung berhubungan maupun yang tidak, melalui program-program pengajaran dan penelitian, dengan tujuan melakukan integrasi konsep, metode, dan analisis.
Hal ini menjadi tantangan sekaligus peluang bagi perkembangan seni rupa di masa sekarang. Dengan mengacu pada pemikiran di atas, maka FSRD ISBI Bandung membuat Visual Art Festival (VAFest) dengan tajuk Interdisciplinary Visual Art Literacy untuk menjadi dasar dalam mengembangkan seni rupa sesuai dengan konteks zamannya. Karya yang dipamerkan merupakan dasar atau sebagai “raw material” yang memiliki potensi untuk dikembangkan lebih lanjut secara interdisiplin. Melalui pameran ini karya yang ditampilkan adalah hasil studi mahasiswa Program Studi Seni Rupa Murni yang terdiri dari karya seni lukis dan seni patung.
Sedangkan pada Program Studi Kriya menampilkan berbagai rancangan desain pentas, produk kriya dan desain grafis. Sedangkan di Program Studi Tata Rias dan Busana memerkan hasil rancangan mahasiswa mulai dari kostum untuk festival hingga kostum untuk kebutuhan sehari-hari. Wilayah interdisipliner dalam karya yang dipamerkan masih terbatas pada ekplorasi media dan teknik dalam lingkup keilmuan seni rupa, sehingga akan tidak mudah bagi apresiator untuk melihat sisi interdisipliner secara khusus.
Seperti telah dikemukakan di atas, pameran ini menjadi awal dari cara membaca, mengidentifikasi sekaligus menafsirkan disiplin apa saja yang berpeluang untuk dikolaborasikan dengan keilmuan seni rupa. Peluang dan potensi inilah yang akan dibahas secara lebih rinci dalam acara workshop yang akan melihat karya yang dipamerkan dari berbagai sudut pandang.
Hal ini tentu akan memberikan wawasan baru khususnya bagi mahasiswa dalam melihat peluang baru dalam pengembangan karya mereka di masa depan. Melalui pameran VA-Fest ini, diharapkan menjadi pemantik kesadaran bagi masyarakat dalam memandang seni rupa secara luas dan terbuka.
Sedangkan bagi para mahasiswa dan pelaku seni rupa, pameran ini diharapkan mendorong kemampuan adaptif dan kreatif dalam menyikapi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang dengan sangat pesat. Melalui kolaborasi interdisipliner, karya seni rupa dapat semakin terbuka dan adaptif sehingga memberi pengaruh langsung bagi kemajuan kebudayaan di Indonesia dalam berbagai aspek.
Tim Kurator
