Melissa Sunjaya seorang desainer ternama yang memiliki brand “Tulisan” berpameran karya Serigraphy. Menarik dan sangat kontemplatif.
SENI.CO.ID – Dalam berkarya ia memiliki visi dan misi yang kuat. Rasa eksperimen yang dalam terlihat dari keseriusannya dalam menuangkan sejumlah gagasan. Ia juga merespon kekuatan karyanya dengan mendukung pola ramah lingkungan.
Adalah Melissa Sunjaya (MS) jebolan Desain Komunikasi Visual dari Art Center College of Design, Pasadena, Kalifornia, AS ini memang tidak asal melalukan eksperimen karyanya. Soal bahan, warna dan sejumlah elemen lainnya ia perhitungkan untuk setiap karyanya.
Karyanya kuat dalam nuansa cerah dan riang. Ia paham menwujudkan dan mempertimbangkan hasil sesuai cara teori warna dan ilmu yang ia dapat.
Maka tak heran dalam karya “Serigraphy” yang dipamerkan di ArtSpace Artotel Thamrin Jakarta sejak 9 Februari sampai 25 Maret 2019 ini ia sajikan karya yang tidak asal.
Bukan hanya itu hampir tiap karyanya dia buat proses penjang. MS selalu mengembangkan karyanya dengan proses dan metodologi seni yang ia sentuh dalam perjalananya. Respon MS dalam karya cetak saring atau lebih dikenal umum ‘sablon’ menjadikan karyanya disajikan dalam Serigraphy begitu mempesona.
Pada pameran ini MS menyuguhkan berbagai pola yang khas karya floral pattern. Ia juga bermain narasi, ilustrasi-ilustrasi unik ditampilkan sistem layer dalam sablon sehingga warna tumpukan muncul menjadi nilai estetis sendiri. MS mainkan dengan menarik lewat teknik sablon dan ia mainkan warna menjadi hidup bukan sekadar hadir.
MS merupakan seorang seniman yang punya visioner dengan karyanya ia data semua karya untuk dipamerkan dari proses yang berangkat dari sketsa sejak 2010. “Proses penciptaan belasan karyanya menguras waktu sekitar 12 bulan,” kisahnya.
Pengakuan MS bahwa semua karya memiliki kisah. Dan semua istimewa adalah sebuah narasi kuat. Kisahnya memang ada bersifat naratif dan beberapa lagi tidak sedikit bermain dengan format komposisi ambigram” ungkap pemilik butik mode ternama “Tulisan” ini.
Dalam proses penciptaan karya ini saya ingin berbagi sebagai apresiasi saya dan mengalakkan “serigraphy” yang cenderung ditinggalkan di Jakarta saat ini, tuturnya.
Publik dapat menikmati pameran “Serigraphy” di Artotel Thamrin dan sebagian lukisan MS yang disajikan koleksi mode brand Tulisan miliknya dalam seri “Legacy”.
MS mengatakan saat bekerja dengan warna (cat), saya menjaga campuran bagan warna dalam teknik sablon dan saya senang. Sebagian besar distributor sablon menyarankan tinta plastisol berbasis PVC karena warna-warnanya sangat cerah. Dalam teknik sablon saya sangat concern dengan pencemaran lingkungan. Saya tidak memilih dengan PVC karena uap dan sisanya sangat beracun dan berbahaya untuk lingkungan,” kisahnya.
Art Director ARTOTEL Group Windi Salomo mengatakan lewatpameran solo “Serigraphy”, ARTOTEL Thamrin Jakarta ingin menyampaikan bahwa tidak hanya menjadi tempat menginap, tetapi juga sebagai tempat apresiasi karya seniman.
“Maka para pecinta seni menikmati Serigraphy karya Melissa Sunjaya sampai 25 Maret 2019,” ujarnya.
Sebagai catatan akhirnya harus mengatakan bahwa karya “Serigraphy” Melssa telah memberikan nafas baru di tengah-tengah sepinya pameran seni grafis cetak saring ini. Dan bukan tanpa mwngsampikan yang sudah banyak mebuat karya grafis, namun Melissa dalam “Serigraphy” kali ini masuk dalam ke-Sublim-an karyanya yang layak disejajarkan dengan seniman yang sudah duluan. Tabik! | Aendra Medita, menulis untuk www.seni.co.id