Home AGENDA BRONK 

BRONK 

0
ilustrasi

BRONK 

Cerpen Taufan S. Chandranegara

Dar! Der! Dor! Hura!
Pestapora urakan jingkrak-jingkrak membahana. Lantas sirna. Mati semua ya? Oh, pada mimpi berkhayal tak sempurna.

Ingin jadi ini itu, si pandir, dimensia, serupa keledai. Kasihan deh, maju mundur seperti undur-undur.

“Kawan? Waduh! Ini cermin. Kalau kurang besar aku carikan cermin raksasa. Jangan ha hi hu dulu. Nanti, kalau sudah ganteng boleh.”

“Emangnya saya jelek?”

“Enggak sih. Lumayan deh,”

“Hehehe sekarang kamu serupa kue semar mendem. Jangan maju mundur. Nah, gitu lebih baik. Anda sebaiknya begog saja. Kalau maju mundur nanti tabrakan.”

“Kok bisa? Jadi?”

“Begini. Anda begog saja lebih baik.”
“Oke.”

“Apakah kamu pernah tafakur?”

“Belum.”

“Melihat dirimu. Di cermin langit?”

“Belum.”

“Kasihan kamu.”

“Kenapa.”

“Kamu hmm … Tidak memenuhi syarat.”

“Jadi?”

“Belajar tafakur.”

“Maksudnya?”

“Koreksi diri.”

“Enggak ngerti.”

“Belajar dari nol.”

“Belum ngerti.”

“Jangan sombong.”

“Kenapa?”

“Mau masuk neraka?”

“Ya, enggaklah.”

“Pinter.”

Lantas, dia berolahraga setiap hari, dia ingin seperti orang muda lagi, kekinian, dengan
semboyan “Milenial& is my world” Gue beli apapun selagi bisa gue beli. Bronk! Dar! Der! Dor! Bodok amat dah.”

Dia, lari pagi sana sini. Lari sore sana sini. Dia, ingin jadi top of the top. Penggagas ide-ide cemerlang, tapi dia lupa segala kelemahan dirinya. Ngotot, ingin jadi manusia terbaik di kelasnya. Jadi bintang di langit manapun. Dia, tak ingin dikalahkan. Dia ingin di atas semesta. Kalau perlu dia sangat berminat, menuhankan dirinya. Mantap, tapi agak sinting cita-citanya.

“Semuanya terserah gue dong.”
Dia, membeli apapun, diborong abis, apa saja tak peduli. Dia, hanya ingin menunjukkan pada dunia. Dialah terbaik, terseksi, terindah, ter-uhui!

Segala ter-dan-ter seperti apapun, tak peduli. Dia, hanya ingin segala hal, memiliki apapun. Kalau perlu sekaligus neraka atau surga dia beli. Luar biasa. Sangat luar biasa. Meski dia bukan tokoh sejati, tapi keinginannya? Luar biasa. Katanya nih, dia, hanya ingin berbuat baik, terbaik di kelasnya, the best of the best. Hebat.

“Anda luar biasa.”
“So pasti. Saya sangat luar biasa.”
“Anda beli apapun itu.”
“Apapun itu. Pasti.”
“Hebat! Luar biasa.”
“Saya, sedang tawar menawar. Ingin membeli langit.”

“Waduhh! Mantap itu.”

“Sangat dong.”

“Fantastis!”

“I’m a great man Bro.”

“Extra ordenary as you are.”

“A wonderful man toh.”

“The world now in your hand.”

“Iye dong, ente tau ane kan?”

“Mantap.”

“Lu tau enggak.”

“Apa tuh.”

“Kalau perlu raja iblis gue beli Kuy”

“Hahaha … Mantap. Oke. Banget!”

Glarrr! Gelegar petir meledak amuk. Cuaca menuju gelap. Langit bergulungan. Glar! Glar! Duar!

Petir menyambar kepala dua setan itu. Menyirna.
Berkumandang suara dari rumah-rumah ibadah. Mengalun syahdu. Khusyuk.

***
Jakarta SENI, Mei 14, 2023.

 

Taufan S. Chandranegara/seni
TENTANG Taufan S. Chandranegara,

Praktisi Seni – Penulis.
Lahir : Jakarta, Indonesia.Pendidikan non-formal :
Workshop Teknik Tatalaksana Pentas dan Pencahayaan yang diselenggrakan oleh Japan Foundation dan Pusat Kesenian Jakarta/TIM, Workshop Dramaturgi yang diselenggarakan oleh Teater Koma dan Goethe Institute Jakarta. Terlibat dalam Gerakan Seni Rupa Baru 1987. Dengan tema: PASARAYA DUNIA FANTASI. Di Pusat Keseniaan Jakarta TIM.

Karier :
Perancang Grafis PT. Grafiti Pers. Penerbit Majalah Tempo, Medika dan Zaman (1981-1987)

Profesi :
Aktor Teater, Skenografer, Sutradara Teater, Pengarah Artistik, Penata Panggung & Cahaya, Perancang Grafis, Penulis Naskah Drama,

Perupa: Era 2000-1970.
Telah berpameran tunggal Seni Rupa ke 1 sampai dengan ke 12 pada era 2005 – 2016, dengan tema: TAUFAN 05, TERA, IKON, ORAL (Kritik kepada Korupsi), HUMA, ESAI, ZERO, CINTA, THESHADOW, NO END, THE SCENE OF AN ERA, GUDANG, Taufan bersama teman-teman dari kelompok 12 PAS (Pameran Kritik kepada Korupsi Seri Kedua). Pameran ke 1 sampai dengan ke 12 berlangsung di Jakarta Indonesia.

Pameran bersama group seni rupa antara lain: Pameran bersama Kelompok Seni Rupa 12 PAS, tema “The wall of Fiction” dengan karya berjudul “The Scene of An Era” 2012 di Galeri Nasional Jakarta Indonesia. Telah mengikuti pameran kelompok “Pelukis Jakarta, tema “Warna-warni Jakarta” 2008 di Pusat Kesenian Jakarta Taman Ismail Marzuki, Galeri Cipta II Jakarta Indonesia. Telah mengikuti pameran kelompok seni rupa YES 2007, di Galeri KITA, Bandung Jawa Barat. Pameran Seni Rupa dan Grafis group Majalah Tempo pada era 1980 di Pasar Seni Ancol, Jakarta Indonesia. Pameran bersama “Sanggar Garajas Bulungan” pada era 1970 sebagai anggota sanggar tersebut di Bulungan, Jakarta Indonesia.

Aktifitas Teater :
Kelompok Seni Pemuda – Gelanggang Remaj Bulungan, Teater Panuluh, GARAJAS angkatan 1970, Anggo tetap Teater Koma sejak 1981. Kini memimpin Teater Dur.

Karya Naskah Teater :
Bendera (1994), Grass Rock Opera (1998), Saputangan Merah Jambu (1999), Bolong (2000), Opera Sang Sangkuriang (2001), Taman Hati (2003), Monolog Aksioma (2004), Monolog Bangsat (2004), Monolog Kepada Orang Terkasih (2005), Monolog Bunga Di Atas Awan-awan. Atawa Cinta Dibalut Hitam (2005), Monolog Kromo Kronik (2005).  Telah terbit lengkap di Antologi Monolog.

Karya Buku :
Antologi Monolog Babad Raja Tega (2005)

Filmografi :
FTV Suryakanta Kala-Onah dan Impiannya (penata aristik dan penata cahaya), FTV Cintaku  Terhalang Tembok (penata artistik dan penata cahaya).

***

CATATAN REDAKSIPada 20 Mei 2023 kami redaksi SENI.CO.ID memuat Cerpen, Kali ini Karya Taufan S. Chandra seorang Seniman multi kabisa.

Copyright SENI.CO.ID

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here