SENI – Judul yang panjang itu ikut menciptakan suasana untuk mengiringi penikmatan atas tampilan visualnya. Di dalam hal ini judul tidak hanya untuk membedakan sebuah lukisan dari yang lain seperti yang sering ditempelkan pada karya-karya non-representasional, namun sedikit banyak memberi tanda untuk merambat dari persoalan tubuh fisik yang material keranah yang non-material.
Itulah para perempuan yang mengisi 12 buah kanvas RB. Ali, yang kan dipamerkan dengan judul, “Tembang Sunyi”. Pameran akan dibuka pada Jum’at, 3 Juni 2016, pukul 19.30.00 wib, di Galeri Nasional Indonesia Jl. Medan Merdeka Timur 14 Jakarta Pusat. Pameran akan berlangsung untuk umum tanggal 4 – 20 Juni 2016.
Mereka masing-masing membawa kisah tersendiri, yang boleh diikuti lewat judul yang diterakan. Judul-judul lukisan itu tampaknya diarahkan untuk sekaligus memberi latar cerita. Sebutlah misalnya kanvas yang berisi bidang-bidang persegi berbagai warna dengan satu sosok wanita di tepi kiri dan sebuah bulatan di bagian atas kanan, diberi judul Marah. Pada Siapa Aku Marah, Kenapa Aku Marah, untuk Apa Aku Marah. Kuadukan semuanya pada Sang Rembulan.
“Karya itu dimaksudkan bekerja di dalam ranah simbolik, yaitu situasi runyam ketika hak-hak nya dilanggar atau harapannya pupus di dalam kehidupan bersama,” ungkap Franciscus Xaverius Mulyadi, kurator pameran.
Melalui pameran ini, ia tetap mengunggulkan kepiawaian di dalam memadu bidang-bidang warna yang terkesan nyaman. Ia tidak banyak lagi bermain dengan komposisi yang rumit dan akibatnya sosok utama yang sudah melewati proses penyederhaan itu terkesan lebih menonjol. (Frigidanto Agung)
