Home BERITA Mudik

Mudik

0
ilustrasi

Loading

SENI – Mudik dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah 1 (berlayar, pergi) ke udik (hulu sungai, pedalaman), pulang ke kampung halaman: seminggu menjelang Lebaran sudah banyak orang mudik.

Budaya  Mudik merupakan kegiatan perantau/pekerja migran untuk kembali ke kampung halamannya.

Ada yang menarik dari Mudik di Indonesia identik dengan tradisi tahunan yang terjadi menjelang hari raya besar misalnya menjelang Lebaran adalah mudik paling masif. Pada saat itulah ada kesempatan untuk berkumpul dengan sanak saudara yang tersebar di perantauan, selain tentunya juga sowan dengan orang tua. Transportasi yang digunakan antara lain: pesawat terbang, kereta api, kapal laut, bus, dan kendaraan pribadi seperti mobil dan sepeda motor, bahkan truk dapat digunakan untuk mudik. Tradisi mudik muncul pada beberapa negara berkembang dengan mayoritas penduduk Muslim, seperti Indonesia dan Bangladesh.

Data jumlah mudik lebaran yang terbesar dari Jakarta adalah menuju Jawa Tengah. Secara rinci prediksi jumlah pemudik tahun 2014 ke Jawa Tengah mencapai 7.893.681 orang. Dari jumlah itu didasarkan beberapa kategori, yakni 2.023.451 orang pemudik sepeda motor, 2.136.138 orang naik mobil, 3.426.702 orang naik bus, 192.219 orang naik kereta api, 26.836 orang naik kapal laut, dan 88.335 orang naik pesawat. Bahkan menurut data Kementerian Perhubungan Indonesia menunjukkan tujuan pemudik dari Jakarta adalah 61% Jateng dan 39% Jatim. Ditinjau dari profesinya, 28% pemudik adalah karyawan swasta, 27% wiraswasta, 17% PNS/TNI/POLRI, 10% pelajar/mahasiswa, 9% ibu rumah tangga dan 9% profesi lainnya. Diperinci menurut pendapatan pemudik, 44% berpendapatan Rp. 3-5 Juta, 42% berpendapatan Rp. 1-3 Juta, 10% berpendapatan Rp. 5-10 Juta, 3% berpendapatan dibawah Rp. 1 Juta dan 1% berpendapatan di atas Rp. 10 Juta. Sayang data 2015 belum ditemukan. Dengan data 2014 ini juga harusnya bisa jadi cermin kuat Mudik adalah budaya tahunan yang harusnya menajdi perhatian pemerintah.

Lantas kenaa SENI, menurunkan artikel ini sebagai budaya MUDIK, kami prihatin atas MUDIK tahun ini yang terjadi dimana sebanyak 18 orang pemudik dikabarkan meninggal dunia di perjalanan. Selain akibat laka lantas, pemudik diduga meninggal karena kelelahan akibat macet parah di Kabupaten Brebes.Dan berikut adalah data korban yang disampaikan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Brebes:

1. Kejadian tanggal 3 juli 2016. Balita bernama Azizah umur 1,4 tahun. Ia terjebak mcet dalam mobil dengan AC hidup lebih dari 6 jam.

2. Kejadian tanggal 3 Juli 2016. Korban bernama Yuni Yati, umur 50 tahun. Akibat sakit berat di rujuk ke Rumah sakit bhakti asih sampai di Rumah sakit meninggal.

3. Kejadian tanggal 3 juni 2016 pukul 16.00 dengan nama korban Turinah umur 53 th. Meninggal di RM. minang karangbale diduga kelelahan.

4. Kejadian 4 juli 2016 dengan nama Sundari umut 58 tahun. Meninggal di bus pahala kencana karena terjebak macet.

5. Kejadian tanggal 4 juli

pukul 18.30. Bernam Susyani umur 36 tahun. Meninggal ditempat, turun dari bus rosalia indah karena pusing terjebak kemacetan di jalan karangbale larangan. Korbam sempat jatuh pingsan.

6. Kejadian tanggal 4 juli 2016. Berna Sariyem umur 45 tahun.  Pemudik diturunkan dari travel di klinik akibat pingsan karena kelelahan lalu meninggal dunia saat dirujuk ke Rumah sakit.

7. Kejadian tanggal 4 juli pukul 23.00 WIB. Bernama Suharyati umut 50 tahun. Meninggal ditempat, turun dari bus sumber alam karena terjebak kemacetan di jalan karangbale larangan. Korban sempat jatuh pingsan dan muntah. Saat di bawa ke puskesmas dalam kondisi sudah meninggal dunia.

8. Kejadian tanggal 4 juli 2015 pukul 20.00 WIB. Poniatun umur 46th. Pemudik turun dari bus zaki trans di rumah makan mustika indah ciregol tonjong. Meninggal.

9. Kejadian tanggal 5 juli 2016, 06.30 WIB bernama Rizaldi Wibowo umur 17 th. Meninggal dalam bis.

10. Kejadian tanggal 5 juli 2016. Bernama Suhartiningsih umur 49 th. Meninggal dalam mobil pribadi.

11. Tanggal 5 juli 2016. Bernama Sumiatun umur 67 tahun. Meninggal dunia di dalam bus lokasi di Dk. Siramin Slatri dirujuk ke RSUD Brebes.

12. Kejadian tanggal 4 juli 2016 Bernama Sri umur 40th. Meninggal dalam mobil perjalanan karena sakit jantung dan kecapekan.

Enam korban lagi meninggal lakalantas.

Akibat itu media besar nasional memang tak banyak yang beritakan ini. Berita ini ditulis oleh ponorogopost.co.id  sebagai Horor…macet parah di Brebes, 12 orang meninggal dunia Ponorogo …

Ada yang menarik juga di akun FB  Wawat Kurniawan yang mengkritisi sikap pemerintah

Teror Bom solo tidak menakutkan rakyat pak, jadi GA USAH DIBESAR-BESARKAN, yg MENAKUTKAN Rakyat adalah mudik di jaman Jokowidodo… Bisa berak dijalan, mati tersiksa, stress berat karena macet.

Masih ditulis FB Wawat Kurniawan
jokowi SAMA SEKALI TIDAK BERGEMING yah HATI nya… Untuk MENGUCAPKAN DUKA CITA MENDALAM Untuk RAKYATNYA SENDIRI !!!

Daya tahan warga Kita luaarrr biasaa… dijebak dalam Jalan TOL yang Belum SIAP, bertahan dlm kendaraan puluhan jam, mati pun keluarga yg ditinggalkan tidak Ada yang MENUNTUT.. Cobaaaa…mana Ada di belahan bumi ini yg tahan menderita spt itu…

Wawat juga memposting bahwa pernyataan Jokowi
Pemerintah Indonesia mengeluarkan travel advice atau himbauan perjalanan kepada warga negara Indonesia yang akan dan sedang berada di Arab Saudi, terkait serangan bom bunuh diri di Madinah Arab Saudi. Presiden Joko Widodo…
dikutip CITIZENJURNALISM.COM

“Gw PENGEN DENGER SUARANYA TENTANG TANGGUNG JAWAB INI !!! Karena MASIH ADA ARUS BALIK 18 nyawa korban tragedi kemacetan Tol Brebes, nyaris tidak ada yang peduli. Beda banget dengan Warteg Saeni. Pedagang yang melanggar aturan, media pada ribut bahkan disumbang presiden. Mana suara presiden? Tol brebes telan korban kayak gini? Rapopo lagi ya.” tulis Wawat.

Inilah budaya Mudik yang mencekam tahun ini, lantas apakah akan ada eveluasi bagi Mudik kedepan kita berharap banyak. Karena budaya mudik kita sudah kuat harusnya ada lankah preventif lebih banyak. Tabik!

-redaksi

Sponsor

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here