SENI.CO.ID – Pematung Toni Kanwa Adikusumah Menggelar Pameran Tunggal dengan Tema ” Pamor”. Pameran akan digelar pada 13 – 16 Maret 2018 di Bale Handap, Selasar Sunaryo Art Space (SSAS) Dago Bandung. PEMBUKAAN PAMERAN Selasa, 13 Maret 2018 14.00 WIB
Dari informasi yang diperoleh Redaksi bahwa karya yang dipamerkan dari Toni adalah Kekuatan dari Alam. Sang Kurator Pameran Chabib Duta Hapsoro menulisaknanya Pameran ini ingin menunjukkan pendekatan khusus Toni Kanwa Adikusumah terhadap material meteorit.
“Patung-patung manusia bergaya primitif Toni Kanwa biasanya dibuat dengan material kayu, mewadahi metode penciptaan yang khas,”tulisnya.
Chatib juga menambahkan bahwa Kayu adalah material yang dapat “langsung” menerima sentuhan artistik sebagai wahana ataupun konsekuensi dari proses “pencarian” spiritual sang seniman. Meteorit, sebagai material logam, membutuhkan penanganan yang lebih kompleks yang melalui beberapa tahapan.
“Patung-patung Toni Kanwa diciptakan melalui teknik tempa yang biasanya diaplikasikan dalam pembuatan bilah senjata. Pamor kemudian hadir sebagai berkas atau guratan pada bilah yang muncul akibat pencampuran dua material logam yang berbeda. Pola dan corak pamor inilah yang kemudian menandai nilai estetik pada bilah senjata sebagai jejak kesenimanan seorang empu,” bebernya.
Toni Kanwa menyadari posisi seniman sebagai empu dalam budaya akar tradisi. Seorang empu biasanya menyadari posisinya sebagai bagian dari alam dan terlatih mendengarkan suara-suaranya. Karya-karya Toni Kanwa merupakan dampak dari proses memasrahkan diri kepada kerja alam.
Dalam kalimat lain, penciptaan karya-karyanya adalah konsekuensi dari intuisi yang terlatih ataupun dialog yang intim dengan bahan-bahan alam.
Toni Kanwa Adikusumah lahir pada 1959 di Tasikmalaya. Pada 1979 ia belajar di Fakultas Seni Rupa dan Desain di Institut Teknologi Bandung, Indonesia. Sejak masa mudanya, ia menjelajahi seluruh Nusantara untuk mempelajari pengetahuan dan praktik tentang seni dan ritual berbagai budaya-budaya asli Kalimantan, Sumbawa, Papua, Nias dan daerah lain. Pengalaman ini memberinya pemahaman mendalam tentang budaya tradisional asli menghasilkan tatanan fisik dan batin yang membentuk praktiknya berkeseniannya. Sejak 2000 ia berkeliling dunia memperdalam karakter universal dari praktik seni dan pengetahuannya.
“Dia telah mempresentasikan karya-karya dan pertunjukan-pertunjukannya di Indonesia, Belgia, Prancis, Amerika Serikat dan Singapura,”ungkapnya.
Bagi yang berminat datang ke pameran silakan hadir menyaksikan karya Toni Kanwa Anda akan menyaksikan karya yang mengejutkan. |RNZ/SN