Prosa Kopi Sikat Gigi
Oleh: Taufan S. Chandranegara, praktisi seni, penulis.
Jalan-jalan ke toko serba ada. Wow sekali. Pilihan produk berbagai merek, warna-warni, cerah-ceria melompat-lompat, berdesain keren selera konsumen, entah, berbentuk tipografi diskonto harga, bisa juga gambaran adaptif sosok masyhur.
Konsumen disambut meriah pujian, kalimat promo anekdot ilustratif, gaya-hidup seiring waktu, rasa-surga pilihan berkelas, kekreatifan. Sungguh menggembirakan, memandangi berbagai tawaran hati, sembari gigit jari. Ramee deh.
**
Sedikit perbedaan, di kala menonton pertandingan seni sepak bola. Penonton bersorak-sorai, bergembira, meskipun klub bola pujaan di ambang batas kekalahan. Beberapa kali terjebak pelanggaran. Walah. Menggemuruh, meluapkan kasih sayang untuk klub sepak bola jagoan, pilihan para penggemar.
Ini lebih menarik, meskipun nonton di layar kaca, dengan format tak seluas lapangan seni sepak bola. Keberpihakan lebih terasa menyeru-nyerukan, di antara anggota keluarga. Si kakak memuja klub bola ‘si Katrol’, si adik memuja klub bola ‘si Balon’, pilihan itu, menunjukkan kecintaan, sesuai takaran kelas masing-masing, imajinatif. Top banget.
Ruangan keluarga bagai bising rudal mesin-mesin perang, suara nyaring bersahut-sahutan. Di sini, jalinan kekeluargaan semakin membahagiakan, kritik terbuka dari si kakak ataupun si adik. Ayah, tersenyum keren, bersama, menyeruput teh hangat rasa cinta buatan ibunda.
**
Tidak ada, tematik rekaan asal-asalan, pada ajang pertandingan seni sepak bola. Tidak ada pula unsur-emotif, ditujukan untuk elemen budaya, kata, tak berpijak sana-sini, tak menjangkau produktivitas primer maupun sekunder.
Ajang pertandingan seni sepak bola, hanya ada-rasa cinta, kebahagiaan menyatukan kekuatan konsepsi-intelegensi, melatih kecermatan, bermanfaat bagi publik. Mencapai pertumbuhan iman sportivitas sesama. Amin.
Salam Indonesia Tangguh, anti rusuh-korupsi.
***
Jakarta Indonesia-Seni, April 02, 2023
