Home AGENDA Prof Dr Salim Said, Mangkat

Prof Dr Salim Said, Mangkat

0
Prof DR Salim Said /ist

Loading

Innalillahi Wa Innailaihi Rojiun Telah Berpulang  Prof Dr Salim Said

Indonesia kehilangan tokoh yang sangat piawai dalam dunia pers (media), budayawan, diplomat, pakar militer dan juga akademisi. Adalah Prof. Dr. Salim Said telah mangkat  pada Sabtu (18/5) pukul 19.33 WIB. Kabar tersebut beredar di grup WhatsApp media, yang menuliskan kabar tersebut juga Informasi tersebut diunggah di akun X nya Said Didu yang diunggah pada Sabtu, 18/5/2024.

“Innalillahi wa inna ilaihi rojiun.
Telah berpulang ke rahmatullah Prof. Dr. Salim Said malam ini jam 19.33 di RSCM.
Turut berduka cita. Alfatihah buat Almarhum,” tulis Didu.

Selain itu beredar di grup Whatsup Wartawan mengabarkan hal yang sama

“Innalillahi Wainaillahi Rojiun, telah meninggal dunia Prof. Dr Salim Said jam 19.33 di RSCM, jenazah akan dibawa ke rumah duka, Griya Wartawan PWI,”

Kabar kepergian Salim Said dikonfirmasi oleh sang istri, Herawaty. Kabar tersebut dikonfirmasi melalui pesan singkat yang diterima sejumlah wartawan pada Sabtu.

“Berita duka dari Kak Hera, istri Prof Salim Said menyampaikan berita duka. Sahabat kita, wartawan senior, tokoh pers, dan perfilman nasional Prof DR Salim Said telah tiada,” tulis pesan yang tersebar di kalangan wartawan.

Dalam pesan tersebut, disebutkan juga bahwa jenazah Salim Said akan disemayamkan malam ini di rumah duka yang berlokasi di Kompleks Wartawan PWI, Cipinang, Jakarta Timur. Rencananya, jenazah akan dimakamkan di TPU Tanah Kusir, Jakarta Selatan pada Ahad (19/5) siang.

Perjalanan Prof. Dr. Salim Said

Dalam id.wikipedia.org sangat jelas perjalanan Prof. Salim Said Ph.D. yang lahir 10 November 1943 – 18 Mei 2024) adalah seorang asal keturunan Bugis, Sulawesi Selatan. Salim lahir di sebuah desa bernama Amparita, sebuah wilayah yang pada saat masa Hindia Belanda merupakan bagian dari Afdeling Parepare (saat ini menjadi bagian dari Kabupaten Sidenreng Rappang).

Salim mengikuti pendidikan di Akademi Teater Nasional Indonesia (1964-1965), Fakultas Psikologi UI (1966-1967), tamat Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia (1977), dan meraih Ph.D. dari Ohio State University, Columbus, Amerika Serikat (1985).

Ia pernah menjadi redaktur Pelopor BaruAngkatan Bersenjata, dan redaktur majalah Tempo (1971-1987). Salim pernah mengajar di Sekolah Ilmu Sosial dan menjadi anggota Dewan Film Nasional. Sebagai anggota dari Dewan Film Nasional dan Dewan Kesenian Jakarta, ia sering berpartisipasi dalam diskusi tentang film, sejarah, sosial dan politik Indonesia dalam tingkat nasional maupun internasional.

Hasil karya buku yang ia tulis ialah Militer Indonesia dan Politik: Dulu, Kini, dan KelakProfil Dunia Film Indonesia dan masih banyak lagi. Tulisan-tulisannya mengenai sastra dimuat dalam Mimbar Indonesia, Bahasa dan Budaya, Horison, Budaya Jaya, dan lain-lain. Selain itu, ia juga banyak menulis tentang film. Bukunya yang tentang film berjudul Profil Dunia Perfilman Indonesia (1982). Buku Profil Dunia Film Indonesia (1982) Militer Indonesia dan Politik: Dulu, Kini, dan Kelak (2001) Dari Gestapu ke Reformasi: Serangkaian Kesaksian (2013) Gestapu 65: PKI, Aidit, Sukarno, dan Soeharto (edisi diperkaya, 2018)

Ia pernah menjadi Duta Besar Indonesia untuk Republik Ceko Masa jabatan 18 Oktober 2006 – 10 Agustus 2010 Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Saat kritik tajam yang cukup kuat darin pengamat politik dan pertahanan, Salim Said, dimana mengutarakan sejumlah kritik kepada Presiden Joko Widodo dalam acara makan siang di Istana Negara, Kamis (4/6/2015). Salah satu yang menjadi kritikan Salim adalah soal keterlibatan TNI yang mulai banyak direkrut oleh lembaga-lembaga sipil. Salim mengingatkan Presiden Jokowi untuk tidak mengembalikan reformasi yang sudah dibangun saat ini dengan mundur seperti masa lalu.

“Reformasi kita itu salah satu hasilnya TNI tidak lagi memerankan peran politik, kembali menjadi profesional. Oleh sebab itu, saya harap Presiden ingatkan aparat jangan rayu tentara kerjakan pekerjaan sipil,” tukas Salim kepada wartawan usai pertemuan ssat itu.

Dia mencontohkan salah satu bukti nyata adalah dengan bantuan TNI yang menjaga stasiun, penjara, hingga, bandara. Menurut Salim, pengamanan itu seharusnya bisa dilakukan aparat sipil dan tak perlu sampai menurunkan militer. “Itu kan sudah ada yang bertugas, kerjakan tugas kalian!” ucap dia. Selamat jalan Prof namamu abadi…..!!!!(sn/Ata)

Sponsor

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here