SENI.CO.ID – Dia.lo.gue artspace dengan bangga mempersembahkan “Life Force”, Pameran tunggal Lie Fhung, seniman multi-disiplin yang saat ini tinggal dan bekerja di Hong Kong. Ia lahir dan besar di Jakarta.
Lie Fhung Jebolan seni rupa di Institut Teknologi Bandung di Indonesia, jurusan Keramik. Dalam karya seninya, Lie Fhung banyak menungkap masalah pribadi: lapisan tersembunyi dalam mimpi, kenangan, emosi manusia dan dorongan mereka.
Karya seni baginya adalah caranya merenungkan dan memberi kesaksian akan kisah-kisah pribadi. Dia tumbuh subur dalam mengeksplorasi dan bekerja dengan beragam bahan dari porselen hingga cat, logam, dan cetakan digital, yang sering disajikan dalam bentuk instalasi.
Baginya, tindakan menciptakan adalah masalah eksistensi dan kelangsungan hidup. Pameran tunggal ini merupakan catatan Li Fhung tentang pengalamannya tentang interaksi paradoks antara harapan hidup dan kematian; Bagaimana mereka adalah bagian dari siklus kehidupan yang sama, tanpa henti bergerak antara satu sama lain.
Peluruhan, kehancuran, kematian. Pembaharuan, pertumbuhan, kehidupan. Bagaimana perubahan tak terelakkan sebagai agen penting pertumbuhan. Bagaimana, ketika kita terbuka dan cukup berani untuk mencari dan melewati kedalaman, kita akan menemukan bahwa kekuatan transformatif melekat dalam kematian – dalam banyak bentuknya. Ada benih yang memberi kehidupan dalam kematian yang menunggu untuk dipelihara kembali dengan kehidupan baru.
Bagaimanapun, hidup lebih kuat daripada kematian. Dalam instalasi utamanya, “Life Force” – dari mana judul pameran ini diambil dari, porselin digunakan untuk kualitas kontradiktifnya: keduanya kuat dan rapuh. Porcelain adalah bentuk keramik yang paling tahan lama karena dipecat pada temperatur yang sangat tinggi yaitu 1300 ° C. Di sisi lain, menjadi sangat rapuh bila dibuat menjadi bentuk yang sangat tipis seperti yang telah dilakukannyai.
Lie Fhung membuat karya dari tembaga, banyak digunakan dalam karya seninya yang lain yang ditampilkan dalam pameran ini. Untuk mencapai nuansa warna dan tekstur pada potongan tembaga, dia telah mengembangkan metode sendiri untuk menginduksi proses oksidasi – campur tangan alami, untuk agak mengarahkan hasilnya ke tingkat yang terbatas.
Dengan cara ini, seniman berkolaborasi dengan alam dalam menciptakan karya-karyanya. Ini adalah metafora untuk kehidupan itu sendiri dimana perubahan dan transformasi akhirnya akan terjadi.
“Life Force” dalam karya Li Fhung adalah tentang mengambil risiko; tentang keseimbangan kehidupan. Tentang kerapuhan, dan keuletan.
Pameran pembukaan Kamis, 14 September 2017 | 19.30 WIB
Pameran untuk umum 15 September – 8 Oktober 2017 | 09.30 – 06.00
Dia.Lo.Gue Artspace
Jl. Kemang Selatan No. 99 A, Jakarta
|AEM/SENI
Sponsor