Home AGENDA Mengantar Pameran Tunggal Perupa Supriatna (Prie) TUBUH-TUBUH LIMINAL PARA WANGSA

Mengantar Pameran Tunggal Perupa Supriatna (Prie) TUBUH-TUBUH LIMINAL PARA WANGSA

0
Prie, perupa yang akademisi/andi

Loading

SENI.CO.ID —  Pameran Tunggal TUBUH-TUBUH LIMINAL PARA WANGSA (TTLPW) adalah pameran lukisan penuh makna karya dari pelukis Supriatna (Prie).

Ia menggelar pamerannya di Thee Huis Galerry Dago Bandung pada 5-11 September 2022. Sebuah sajian karya penuh perjalanan mengamati seni tradisi (tarawangsa). Prie hadir dalam karya lukisnya yang mengejutkan. Ia konsisten dalam karyanya. Jebolan FSRD ITB yang kini Dekan FSRD ISBI Bandung ini telah banyak pengalaman berpameran di dalam dan luar negeri. Untuk kali ini ia mengembalikan seni pada kenyataan yang di risetnya.

“Nilai-nilai apa sesungguhnya yang memantik (Prie) Supriatna sehingga menaruh fokus perhatian pada seni tarawangsa sebagai sumber gagasan penciptaan seni lukisnya? Pencarian ‘kebaruan’ semacam apa yang sesungguhnya hendak dihadirkannya melalui representasi tubuh-tubuh para penari tarawangsa? Mungkinkah gambaran tubuh-tubuh liminal para wangsa dalam lukisannya berkelindan dengan representasi mengenai hal yang justru tak hadir secara visual? Sederet pertanyaan lanjutan tentu bisa terus hadir dalam ruang apresiasi dan pemaknaan. Intensi inilah yang tentu menjadi bagian menarik dan berharga dalam pameran tunggal karya-karya seni lukis yang ditampilkannya di thee huis gallery,” tulias Diyanto dalam katalognya.

Era dalam karya ini adlaah era tradisi yang merupakan karya Prie yang kuat. Ia riset kebudayaan tentang makna ekspresi simbolik para penari Tarawangsa (Sumedang-Jawa Barat). Bagaimana suasana yang ditangkap di lapangan (lokasi riset) begitu khidmat dan penuh rasa hormat pada seni buhun Sunda tersebut.

“Aura  para penari melalui gerakan-gerakan intuitif-harmoni yang diiringi alunan gesek Tarawangsa dan petikan kacapi,  seketika  menghentak jiwa rasa haru, serta tersadar betapa agung seni budaya leluhur ini. Penyatuan jiwa penari pada alam duniawi dan surgawi, menjadikan  dualisme yang sangat inspiratif, dan mendorong hati untuk mereinterpretasi melalui ekspresi visual,”ujar Prie dalam katalog pamerannya.  

“Dari sisi konteks dan intensinya, nampak bahwa kehadiran karya-karya dalam pameran tunggal ini tak lepas dari tujuan reflektif. Menguatnya kesadaran mengenai gagasan yang berakar pada bentuk pengalaman yang intens dan koheren terkait realitas seni tradisi (tarawangsa), selain nampak mengembalikan seni pada kenyataan realnya, mencerminkan pula kenyataan bahwa pengalaman estetik itu bersifat paradigmatik terhadap seluruh pengalaman kita sehari-hari,” tambah Diyanto.

“Seni rupa, khususnya seni lukis sebagai dialog ktitis antara pengalaman, imajinasi dan
pemikiran, di satu sisi akan terasa sangat membantu kita dalam menggali, mengenali dan
menampilkan realitas yang kerap tersembunyi,” Ujar Kurator pameran ini.

(AME)

Sponsor

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here