Home BERITA Seni Pasar Bebas

Seni Pasar Bebas

0

Loading

Seni Pasar Bebas

Oleh Taufan S. Chandranegara, praktisi seni, penulis

Street Art, tidak lahir dari teori formal; feodalisme ataupun kapitalisme, tidak pula ada di kaum itu, karena tidak lahir dari golongan itu. Sila ditelusuri, sejarah Street Art dalam arti luas; produk dari modern genre benua-benua. Street Art, bukan pula seni mutlak dari para maestro seni dari sejumlah teori textbook, ataupun dalam pola gerakan seni formal maupun nonformal; gerakan seni apapun itu, tak jua menemukan karakter dari karya seninya sendiri.

Kecepatan waktu tempuh berkembang pula Street Fashion Art-sangat populer di kalangan kreator mode dunia, bermula dari pengertian murni Street Art-secara luas, tak hanya dalam bentuk dwimatra, trimatra-berkembang dalam bentuk, Street Music, Street Theater, bahkan musikalisasi sastra, kepustakaan. Halhal bersifat kreativitas seni jalanan, di trotoar ataupun di pinggir jalan, lampu merah zebracross, seterusnya berkembang setara zaman.

Street Art, juga berada di ruang ekspresionisme, impresionisme, abstrak, hingga kontemporer, dia ada di semua lini istilah seni-telah dilahirkan kaum kreatif-nonformal, nonfeodal; untuk memudahkan rujukan sejarah pada koleksi seni personal awal mulanya, lantas kini, bersambungan, ke lembaga kesejarahan, antropologi, museum, seterusnya, dalam sistem digital program sebagaimana telah menjadi kebutuhan komunikasi antar publik kalangan seni kepada target pasarnya kalau boleh dibilang sistem market sasarannya, itupun kalau mau merujuk pada ranah strategi penjualannya, di ranah pasar nongaleri.

Kemuliaan, salah satunya, barangkali kebijaksanaan melihat perkembangan dasardasar kreatif orang muda, hasil belajar dari sekelilingnya autodidak ataupun di luar formal akademi, jam terbang tak lagi perlu menjadi kendala untuk di agung-agungkan; bikin saja, berkarya saja; tak perlu ada kata ‘yunior-senior’, buang kelaut istilah sempit itu.; Sebab seni sesungguhnya tak bergantung pada istilah sempit macam itu; catat dengan huruf kapital. Itu sebabnya orang lebih dewasa tak boleh malumalu bertanya pada orang muda, tak perlu gengsi pula, jika mau menilik eksplorasi seni universal tanpa batas apapun; telah mencapai langit estetika; melihat seni komunikasi antar benua secara luas di ranah kreatif. 

Tanyakan saja; mengapa karya senimu seperti ini, mengapa kau memakai baju seperti ini, lantas dengarkan kejujuran penjelasannya. Semoga pula waktu kan saling memberi kemaslahatan kreatif, bersama saling memberi bimbingan pengetahuan, bak sekolah alami. Sebab di masa kini tak lagi ada istilah ‘maestro seni’ kelahiran feodal  bla bla istilah itu lahir dari rahim feodalisme sembunyi dabalik modernisme. Seni, bebas dogma, ketika individual telah menemukan ruang kreatifnya.

Kreativitas, salah satu hak berbangsa, bernegara, bertanah air, kembali ke maklumat dasar kenegaraan. Kreativitas orang muda, lagi, dalam konteks Street Art. Karena pula, kreativitas bagian dari iman moralitas kesantunan berbudi dalam pemahaman pengembangan budidaya kreatif; umumnya tak tergantung subsidi formal; sebab seni untuk seni menuju publiknya; tercipta atas kehendak karya seni itu sendiri.

Itu sebabnya pula Strees Art, Street Fashion, bentuk dari perkembangan luasnya seni ini itu, apa itu seni dalam paham universal peace for art, peace for fashion art; seni mode kontemporer, temuan orang muda kreatif, sederhana, bersahaja, lahir, mengalir, mereka membimbing dirinya sendiri, menuju ekonomi mandiri-kreatif; Justru secara tak langsung negara nebeng popularitas karya seni telah di lahirkan oleh seorang kreator seni, sebagai contoh.; Oh! Itu karya si A asal negara.; Indonesia. Nah tuh. Catet.

Tugas negara kemudian memberi jalan keluar terbaik bidang seni kretif, tepat guna tanpa bunga bank-bebas pajak, bagi pengembangan seni ke pasar bebas benua-benua jauh, pada ruang-ruang seni kretif untuk negerinya. Kalau perlu, itupun kalau negeranya mampu berbagi untuk generasi kreatif di kelasnya secara benar; sungguh-sungguh untuk mencapai art educations for people menuju pasar sasaran, di perlukan keluasan sistem ekonomi, tak sekadar edukatif; tapi bagaimana negara peduli kepada seni untuk seni menuju pasar sasaran publik dunia. Nah itu.

Penting bagi kolaborasi seni ini itu, untuk mencapai tahapan sebagaimana terlihat dalam perkembangan tekno seni komunikasi secara luas antar bangsa-bangsa di dunia. Indonesia kreatif mampu melangkah lebih jauh hingga ke batas-batas dunia negeri manapun. Perhatian negara pada bidang seni dalam arti luas perlu ‘sangat ditingkatkan’, tak sekadar melirik dengan sebelah mata. Sebab seni, komoditi bermanfaat bagi publik dunia juga untuk negara bersangkutan. Amin.

***

Jakarta Seni Indonesia, September 27, 2024.

Salam NKRI Pancasila. Banyak kebaikan setiap hari.

Sponsor

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here