SENI.CO.ID — Pekan ini Redaksi Seni menurunkan puisi dari penyair Bambang Suyatno. Kali ini puisi penuh kisah mulai dari kopi dan tentang kehidupan yang mengahtui kisah saat ini. Karya penyair ini ada realitas nyata ada kisah ragam imaji. Bambang lulusan Teater ASTI/STSI ) kini ISBI Bandung. Selamat menyimak….
1.
DIARY KOPI TUBRUK
Aku tak mau melihat almanak lagi
Angka-angka yang berjejer cuma bikin jantung berdegup kencang dan merusak nafsu makan
Bagaimana mengelola kopi Menjadi bagian dari kesenangan
Bagaimana mengelola kopi menjadi teman putus asa dan menjadi senyawa penguat kehidupan
Lebih menarik sebagai petualangan Atau anggaplah sebagai terapi hati lewat herbal
Ingin tampak gaya dan berniat tulus memanjakan rasa
Aku mencoba beli kopi asli Gunung halu wine aku beli 200 gram seharga 72 ribu Karena rasanya belum hapal tapi sering diceritakan orang, aku pun beli 100 gram Gayo wine
Dan Java Preanger aku juga beli 100 gram karena tertarik dengan namanya yang berbau kolonial Java Preanger langsung aku coret dari list pesanan berikutnya
Rasanya terlalu tipis
Tidak setebal bibir Titi DJ
Karena aku juga penggemar yang manis-manis Tak lupa aku pesan gula aren ke shopee sebanyak 1500 gram dalam tiga toples
Semua kulakukan bukan sebagai dendam pada kekerdilan atau pada kebimbangan yang tak pernah menemukan jawaban
Aku hanya ingin mulut ini punya kesempatan menikmati apa yang sering diperbincangkan orang-orang
Kalau ditanya teman, coba kopi ini atau kamu harus minum kopi ini
Aku pasti menjawab , pokoknya kopi cocoknya dengan batu aki
De gustibus non est disputandum, ucapku lagi sambil berteriak
Kami pun tertawa penuh bahagia Hutang-piutang terlupakan sementara
Oh ya satu lagi aku lupa, banyak teman menasehati agar aku berhenti mengkonsumsi gula apalagi gula rafinasi
Aku bilang iya. Tapi aku belum terbiasa
Pahit arak aku sudah akrab sejak muda Tapi menikmati pahit kopi setiap hari rasanya seperti melihat wajah-wajah politisi
Berharap agar aku serius menjadi penikmat kopi
Seorang teman menyuruhku untuk membeli grider penggiling
Di otakku langsung terbayang mutu dari batu
Temanku yang lain juga menyuruhku membuat kopi dengan menggunakan mokapot. Ini keren
Tapi buang-buang waktu pikirku Aku tak suka sesuatu yang banyak aturan Harus begini harus begitu
Tutup yang rapat, suhu didihnya harus sekian Drajat, ngoceknya memutar ke kanan sekian kali, ke ke kiri sekian kali
Detail seperti perempuan
Dalam kesadaran seember penuh
Sekaligus bingung dengan nama-nama penyajian yang terlalu banyak
Aku memutuskan untuk mengatakan: Aku penikmat kopi tubruk saja kawan
Kecuali kalau terpaksa sebagai reaksi
atas persahabatan yang semakin purba
2025.
2.
TERRA INCOGNITO
Di setiap hari yang berlari
Aku melihat banyak wajah yang berubah
Topeng-topeng yang meleleh
Paha dan dada hitam putih berseliweran di pentas maya
Meski mata dengan bibir bertetangga
Tapi hati selalu memisahkannya
Alam yang begitu indah
Tak lagi terasa rumah
Jalanan macet seperti migrasi rusa mencari savana
Ada yang memburu tahta
Ada yang terburu-buru mengejar harta
Ada yang berjuang meniti karier kemudian
Menabrak pantat motor di depannya karena diburu waktu untuk Wawancara
Semua drama dimulai sejak pagi buta
Sunan Kalijaga menjadi Dedi Sutomo
Habibie digantikan Reza rahardian
Dan seusai columbus menemukan benua Amerika
Ia memagari laut seolah telah menjadi miliknya
Dengan teropong panjang abad silam
Ia berteriak kegirangan:
“Terra incognito!”
Minyak, batubara, emas, perak, tembaga, nikel, digali tanpa dikubur lagi
Wajah bumi bolong-bolong
penuh tatapan kosong
2025
DRAMA ABJAD
Ketika D menyalakan api pada C F pun tak mau ketinggalan kereta
Ia berbagi nyala dengan T
Dua kecemasan berjumpa dalam benturan drama
F kecewa pada D
T dihantui sang diktator S
Para Marxis berjumpa di rumah biru
Mungkin revolusi tak diminati saat itu
Atau dikalahkan oleh birahi barangkali
Meski pada akhirnya D dan T
Menjadi penyumbang kekecewaan terbesar
Yang melekat pada kematian yang teramat pelan
Margarita masih disuguhkannya di atas meja
Melihat lukisan F dalam gaun panjang
Tehuana
Demikian ia pernah memuja sebuah
Kesakitan yang luar biasa warnanya
2025.
Catatan:
Media SENI.CO.ID akan menerbitkan puisi-puisi karya penyair yang kirim ke redaksi melalui email: redaksiseni@gmail.com atau redaksi@seni.co.id. Terima kasih.
REDAKSI
Sponsor
Love abah ❤️