SENI.CO.ID – Yayasan Kebudayaan Bandoeng Mooi bersama Longser Bandoengmooi gelar pertunjukan seni longser “Hayang Untung Tina Enteng” sadur bebas dari naskah drama Pakaian dan Kepalsuan oleh Achdiat Kartamihardja karya Averchenco, Jumat 23 Agustus 2024 pukul 19.30 wib. di Kampung Longser Bandoengmooi Jl. Babakan Loa RT 02 RW 07 Kelurahan Pasirkaliki Kecamatan Cimahi Utara Kota Cimahi.
Ketua Yayasan Kebudayaan Bandoeng Mooi YKBM), Hermana HMT mengatakan, pertunjukan longser ini merupakan kegiatan evaluasi tahap pertama bagi mahasiswa dan pelaku seni dari beberapa komunitas teater yang sedang melakukan pemagangan/residensi di YLBM selama 4 bulan, sekaligus merayakan kemerdekaan RI ke 79.
“Kegiatan residensi/magang ini sepenuhnya didukung oleh Kemdikbud Ristek, Dana Indonesiana dan LPDP dalam program kolaborasi antar institusi kebudayaan. Sudah lebih 2 bulan peserta residensi/magang berproses bersama tim longser Bandoengmooi dan dibimbing oleh 5 orang pelatih (akting, tari, musik, pencak silat dan manajemen seni),” ujarnya.
Selain itu menurut Hermana, kegiatan ini digelar dalam rangka mengenalkan Kampung Longser Bandoengmooi pada masyarakat yang lebih luas.
“Tempat kami di Jalan Babakan Loa RT 02 RW 07 Kelurahan Pasirkaliki Kecamatan Cimahi Utara Kota Cimahi, Provinsi Jawa Barat bukan saja sebagai bengkel kreatif atau tempat kami berlatih dan menciptakan karya seni, namun berfungsi pula sebagai tempat pertunjukan seni longser,”ungkapnya.
Lanjut Hermana, orang-orang datang ke Kampung Longser Bandoeng Mooi bukan saja untuk berlatih, tapi bisa mengenal tentang longser lebih dalam dan bisa menyaksikan buah kratifitas para pelaku longser Bandoengmooi dan masyarakat sekitarnya.
“Pada kesempatan ini kami juga mempublikasikan karya baru Bandoengmooi Musik yang akan melakukan perhelatan musik tradisional Indonesia ke Malang tanggal 1-8 September 2024 mengikuti Lokovasia (Lokakarya Konsevasi Musik Tradisi Indonesia) program Diretoran Perfilman, Musik dan Media Baru Ditjen Kebudayaan Kemdikbud Ristek RI dan pertunjukan longser yang ceritanya diambil dari naskah drama yang cukup popular dikalang dramawan Indonesia,” katanya.
Jelas Hermana, Hayang Untung Tina Enteng sutradara Hafidz Permana, penata musik Iwa Sundawa, penata tari Apih Ajat dan penata pencak silat Asep Gurwawan adalah pertunjukan longser yang syarat dengan kritik sosial dan cukup relepan dengan situasi di Indonesia saat ini. Dimomen kemerdekan RI ke 79 banyak orang yang merasa paling berjasa mendirikan dan membangun negeri ini, namun sesusunggunya mereka hanya ingin mengeruk keuntungan bagi diri sendiri, keluarga dan kerabat dekatnya.
Dalam naskah aslinya (Pakaian dan Kepalsuan) menceritakan dua orang veteran pejuang kemerdekaan yang sedang bercakap cakap di sebuah bar. Mereka membicarakan kondisi para pemimpin politik di negerinya. Kedua veteran ini merasa kecewa terhadap cara cara berpolitik pemimpin mereka di negeri yang dulu pernah mereka perjuangkan.
Ditengah percakapan mereka, datang 3 orang lelaki (Samsu, Sumantri dan Mas Abu) beserta seorang wanita (Ratna). Para lelaki saling membanggakan diri mengenai peran mereka di masa perang kemerdekaan dahulu.
Sambil memperhatikan percakapan mereka, Hamid dan Rusman kedua veteran tersebut, merasa apa yang mereka bicarakan hanya sebuah kebohongan belaka. Lalu mereka bermaksud membongkar kebohongan yang sedang mereka sembunyikan, hanya dengan sebuah pistol kosong.
“Pesan dari pertunjukan longser Hayang Untung Tina Enteng kami ingin membangun kesadar masyarakat (penonton) jangan sampai terpedaya oleh intrik politik yang didalamnya penuh dengan kepalsuan. Waraslah dalam memilih calon pemimpin yang diusung oleh partai-partai politik yang hanya mementingkan keutungan bagi partai dan kroninya. Negeri ini butuh pemimpin yang benar-benar berpihak pada rakyat, bukan pada partai atau cukong yang memberi modal kampanye,” pungkas Hermana.(seni.co.od)