SENI.CO.ID – Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung gelar International Culture Art Space (ICAS) 2019. Kegiatan yang digelar 26-28 November 2019 di Jalan Buah Batu 212 Bandung ini menyuguhkan beragam pertunjukan seni, coaching clinic menuliskan festival, pameren, fashion show, sharing session, seminar internasional, dan workshop.
Manajer Program ICAS 2019 Dr. Yanti Heriyawati, S. Pd., M. Hum mengatakan, Saat ini ICAS merupakan program embrio yang disiapkan untuk melanjutkan menjadi ICAS-Fest pada tahun berikutnya. Pascasarjana ISBI Bandung sebagai lembaga akademik di bidang seni budaya. Secara Institusi merupakan etalase keilmuan seni budaya dalam paradigma multidisiplin. Merespon kemutakhiran wacana keilmuan tentunya tidak bisa berhenti di ranah formal maupun di ruang-ruang kelas. Untuk itu diperlukan dialektika intelektual yang lebih dinamis, masif dan akrab.
“ICAS dimaksudkan untuk memberikan ruang dialektika wacana dan praktik estetika bagaimana produktivitas intelektual kampus mampu menjaring berbagai pemangku kepentingan dan masyarakat,” ujar Yanti (29/11/2019) di ISBI Bandung.
Jelasnya, ICAS 2019 ini lebih dominan menampilkan seni pertunjukan , diantaranyan; Teater Wayang Sunda karya Prof. Arthur S. Nalan, Beusajan Saban Aceh karya Fitra dari ISBI Aceh, Traditional Music karya Henry dari Inggris dan Shafie dari Iran, dan konser Musik menampikan Komposer kenamaan Indonesia Dwiki Darmawan kolaborasi Sambasunda, musisi kontemporer Malaysia Mohram, dan gitaris Indonesia Tohpati.
Kegiatan yang tidak kalah pentingnya adalah Coaching Clinic Menuliskan Festival dengan merensidensi para penulis muda untuk mengasah kompetensinya sebagai esais atau kritikus dengan menuliskan event ICAS yang dapat dipublikasikan di media. Lainnya adalah Seminar Internasional dengan mengundang narasumber dari Taiwan, Tailand, Malaysia, dan pemenang kontes komik UNICEF 2018. Sedangkan dalam Sharing Session mengundang para akademisi, seniman, budayawan, sastrawan, Lreator, aktifis untuk berdiskusi dengan tema Mitos Bandung Kota Kreatif.
ICAS-Fest siap digelar Pascasarjana ISBI Bandung tiap tahun dengan mengundang pelaku seni dan budaya dari daerah Indonesia hingga Internasional. Kegiatan ini bukan sekedar menghadirkan banyak orang untuk menyasikan pertujukan, diskusi, dan workshop, tapi lebih pada peningkatan kualitas, baik karya, pemikiran maupun apresiotornya.
“Program ini memberikan ruang bagi para budayawan, seniman, sastrawan, akademisi untuk bertemu bersilaturahim, saling menyapa saling berinteraksi berbagi aktivitas estetik. Diharapkan forum ini menjadi jembatan dalam membangun jejaring empirik sehingga terjalin integritas aktivitas para kreator di Bandung. Untuk menjadi ‘garda depan’ dalam menciptakan perspektif kebudayaan di Kota Bandung di era 4.0,” pungkas Yanti. (RED/MANG)