Home AGENDA Ini Kata Putu Wijaya tentang Buku “Teater, Film dan Televisi”

Ini Kata Putu Wijaya tentang Buku “Teater, Film dan Televisi”

0

SENI.CO.ID – Buku “Teater, Film dan Televisi” Karya Denny Cholid Rachmat. Sebuah buku yang memiliki catatan penting dalam dunia Teater, Film dan Televisi.

Ada sejumlah tokoh yang memberikan pengantarnya Buku ini antara lain Putu Wijaya, Rachman Sabur, Mudji Sutrisno dan Hans Utama.

Berikut adalah Pengantar yang ditulis Putu Wijaya:

Teater, Film dan TV adalah saudara tiri lain bapak. Sama-sama seni pertunjukan dengan banyak masalah yang serupa, tapi kiat-kiat dan terapinya berbeda. Namun ketiganya menghadapi tantangan yang sama: penonton. Wilayah yang belum banyak dipaparkan seluk-beluknya itu akan membuat kehadiran buku Denny, akan menambah pencerahan, karena ketiga bersaudara tiri itu sering mencoba mengingkari pertalian saudaranya.

Dulu SDM anak tiri itu saling tidak mau mengaku saudara, (senang membuat jarak) baik artisnya maupun karyawannya, tapi mereka sekarang mulai membaur secara perlahan, sehingga pengetahuannya juga semakin luas hingga lebih toleran, saling hormat dan sadar ibunya sama (hanya rezekinya beda). Mereka pun biasa pindah-pindah tergantung situasi, tinggal ganti baju saja kalau mau masuk kubu lain dan tahu diri (kalau masih membawa bau bapaknya). Kualitas sekarang jauh lebih baik, karena banyak yang sempat mencicipi akademi jadi bukan sekedar pengalaman lapangan di kubunya. Hanya satu hal: SDM dulu karena sarana terbatas, jago mengakali keterbatasan kesempatan atau minimnya peralatan, SDM sekarang dimanjakan oleh sarana dan fasilitas, kadang akal-akalannya kurang beringas. Orang seperti Asrul Sani, Teguh Karya, Djajakusuma, Arifin C Noer dan aduh kok lupa sutradara Tiga Dara adalah tokoh-tokoh yang berjasa mengingatkan saudara tiri itu mereka satu ibu.

Sama-sama pertunjukan di ‘Indonesia’ teater bukan industri, film menuju industri, TV sudah industri. Sama-sama memproduksi tontonan. Dalam teater tontonan adalah satu-satunya tujuan, film; tujuannya tontonan dan profit, TV: tontonan, profit dan slot/schedule. (Di TV tontonan hanya keping kecil dari keseluruhan acara). Yang di maksud dengan “tontonan” bukan semata hiburan tapi “makanan batin”. Yang mendekatkan teater – film – tv : Usmar Ismail, Soekarno M. Noor, Slamet Rahardjo, Deddy Mizwar, Wahyu Sihombing, Tatik Malyati, Dedi Setiadi, Dedi Sutomo, Kusno Sudjarwadi, Marully Sitompul, Didi Petet, Happy Salma, Cornelia Agatha, dan lain-lain.

buk3 buk2 buk1 Pesan: Jangan biarkan teater, film dan TV dikendalikan, dikuasai apalagi dimiliki oleh pasar, tiga saudara tiri lain bapak itu harus dikendalikan dan dimiliki oleh insan terbaik teater, film, TV Indonesia sendiri, yang tidak lagi memprimadonakan referensi Barat sebagai tolak ukur tertinggi, dan kehendak pasar sebagai kiblat, tapi pada referensi Indonesia dan kepentingan kemanusiaan umumnya serta kepentingan “Seluruh” (250) juta rakyat Indonesia. (Putu Wijaya Pimpinan Teater Mandiri, Budayawan, Maestro: Seniman, Sastrawan, Sutradara Teater, Film dan Televisi)

Bagi yang berminat untuk buku ini jangan sampai ketinggalan. Silakan hubungi  081289981227 (hanya WA). | RED/SENI

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here