Home AGENDA Bandoengmooi 24 Tahun, Gelar Festival Air 2020 di Cimahi

Bandoengmooi 24 Tahun, Gelar Festival Air 2020 di Cimahi

0

SENIINDONESIA, (SENI.CO.ID) – Perjalanan waktu sampai 24 tahun bagi sebuah komunitas budaya seperti Bandoengmooi hingga saat ini masih eksis menggali, bereksperimen dan kembangkan budaya khususnya seni yang berbasis budaya lokal Jawa Barat (teater, tari, musik) bukan hal mudah.

Mengingat Bandoengmooi bukanlah sebuah lembaga komersil dan menitik beratkan pada edukasi yang tidak mengikat membuat orang-orang yang aktif di dalamnya silih bergati, datang dan pergi.

Ketua Bandoengmooi, Hermana HMT mengatakan, sejak berdiri 26 September 1996 Bandoengmooi tidak mengikat secara formal orang yang bergabung di dalamnya. “Tiap orang yang menyukai seni, ingin belajar dan mengembangkan bakatnya dibidang seni atau menggali sisi lain dari kebudayaan diperbolehkan masuk untuk berproses bersama sesuai dengan minatnya. Kami senantiasa melakukan pelatihan seni tiap tahunnya, kawan-kawan bergabung di Bandoengmooi paling minim 3 bulan dan setelah itu mereka mengembangkan bakat dan dirinya di tempat atau kumunitas lain,” papar Hermana dalam rilisnya yang diterima Redaksi Jumat, 25 September 2020.

Dikatakan Hermana saat ini ingin terus kembangkan seni dan diri di Bandoengmooi sampai sebosannya dipersilahkan, bahkan kawan-kawan yang sudah berproses antara 5 – 10 tahun terbilang cukup banyak. “Siapapun boleh ke luar dan masuk ke Bandoengmooi, yang penting bagi mereka di jiwanya tetap tumbuh rasa kecintaan pada budaya yang digelutinya dan pengalaman atau ilmu yang telah dipetik bermanfaat bagi kehidupan dirinya, bahkan bermanfaat bagi orang lain,” bebernya.

Ditambahkannya bahwa Bandoengmooi tidak janjikan memberi kesejahteraan pada anggotanya, tapi mendorong angota untuk memanfaatkan pengalaman kreatifnya menjadi bekal hidup di luar Bandoengmooi, seperti menjadi pekerja biasa, menjadi guru, menjadi dosen, menjadi seniman, menjadi wartawan, menjadi wirausahawan, menjadi pengusaha, dan lain sebagainya.

Meski banyak anggota yang tidak aktif lagi secara langsung di Bandoengmooi, kami selula menjaga silaturahmi dan saling dukung, minimum sebatas memberi ucapan atau doa, jelas Hermana.

Hermana pun mengungkapkan, Bandoengmooi juga konsisten mengedukasi masyarakat lewat bahasa budaya. Melalui pertunjukan seni tadak bosan mengajak masyarakat agar menjaga lingkungan hidupanya, menjaga tanah, air dan udara dari berbagai pencemaran. Salah satu media kampanye tentang pemeliharaan lingkungan hidup, sejak 2010 Bandoengmooi menggagas dan melakukan inovasi seni bangbarongan yang terinspirasi dari motos Munding Dongkol, mahluk gaib yang dipercaya sebagai penghuni sungai (Citarum dan sungai lainnya) di kawansa Bandung Raya. Mahluk penguhuni sungai itu muncul disaat sungai sedang meluap dipenuhi air. Sosoknya gempal dan menyeramkan, suka ngamuk apabila aliran air sungai terhalangi dan amukannya menyebabkan banjir.

“Inovasi seni bangbarongan ini kami menyebutnya Bangbarongan Munding Dongkot dan kami ejawantahkan dalam wujud 16 bangbarongan, 2 mumundingan (kerbau), 1 nanagaan (naga sejenis liong), 4 badawang (ondel-ondel), dan 4 guguritaan (gurita singkong). Bangbarongan Munding Dongkol ditampilkan dalam bentuk kirab budaya dan sebangian dari 16 bangbarongan sering digunakan dalam pertunjukan teater, juga tari,” katanya.

Selain Bangbarongan Munding Dongkol, Bandoengmooi juga melakukan rekontruksi dan inovasi Ngalokat Cai Cimahi atau berapa dearah di Jawa Barat menyebutnya Kawin Cai. Yakni sebuah upacara atau prosesi penyatuan air dari berbagai sumber mata air dalam sebuah sumur atau tempat penyimpanan air. Sebuah ritual tentang pemulyaan terhadap air bersih dan ungkapan rasa syukur pada Sang Penguasa alam yang telah memberi rezki berupa air yang sangan bermanfaat bagi keberlangasungan kehidupan mahluk bernyawa di dunia.

“Bangbarongan Munding Dongkol dan Ngalokat Cai Cimahi merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Seni Bangbarongan digunakan untuk Kirab Budaya Ngarak Cai atau kirab pembawa air sebulum presesi upacara atau Ritual Ngalokat Cai Cimahi dilakukan,” ujarnya.

Masih kata Hermana yang juga Ketua Dewan Kebudayaan Cimahi, bahwa sejak tahun 2012 sampai sekarang kegiatan Kirab Ngarak Cai dan Ngalokat Cai Cimahi masih dlakukan. Pada kesempatan ini, Bandoengmooi bersama Dewan Kebudayaan Kota Cimahi (DKKC), Pemeritah Kota Cimahi melalui Disbudparpora, Dinas Lingkungan Hidup Kota Cimahi, dan Fasilitasi Bidang Kebudayaan 2020 Ditjen Kebudayaan Kemendikbud, kembali gelar Kirab Budaya Ngarak Cai dan Ritual Nglokat Cai Cimahi dalam tajuk Festival Air 2020 secara daraing (virtual), yang puncak acaranya dilaksanakan tanggal 24-25 Oktober 2020 di 15 Kelurahan se Kota Cimahi, Studio Mini/youtube chenel Bandoengmooi dan Plaza Rakyat Komplek Pemerintahan Kota Cimahi.

“Dalam memenuhi standar protokol kesehatan Covid-19, Festival Air 2020 digelar secara Virtual. Kegiatan tidak dipusatkan di satu tempat, hanya diambil gambar lewat video, dan masyarakat yang ingin menikmati sajiannya hanya bisa menyaksikan secara daring di media sosial. Hal ini penting dilakukan agar perhelatan budaya tetap bisa berjalan dan kesehatan masyarakat juga terjaga,” papar Hermana.

Rangkain kegiatan Festival Ari 2020 diantaranya menyajikan 8 Seni Pertunjukan, 10 Perupa Cimahi Melukis on the Spot, Kirab Budaya Ngarak Cai dan Ngolokal Cai Cimahi.
Hermana menegaskan, pandemik Covid-19 jangan sampai membuat lumpuh segala-galanya.

Selain harus tetap menjaga keseharan dari penularan virus yang terbilang membayakan itu, khusunya bagi pelaku budaya harus bangkit dari keterpurukan, harus tetap berdaya dan berkaya. Untuk itu Bandoengmooi bersama DKKC dan stekeholder lainnya berupaya mewujudkan pemajuan kebudayaan dan menjaga entitas berkebuyaan dengan melakukan kegitan yang disesuaikan dengan kondisi yang sedang terjadi, yakni mengelar beberapa kegiatan secara virtual di sekretariat yang di sulap menjadi Studio Mini seperti di Bandoengmooi.

Mengawali Festival Air 2020, kami melakukan pembukaan sedehana dengan pengambilan gambar video pertunjukan Musik Kolaborasi Etnik, Teater dan Seni Reog Sunda, sekaligus perayaan hari jadi Bandongmooi ke 24 tahun, 26 September 2020, pukul 10.00-14.00 di Studio Mini Bandoengmooi, Jl. Babakan Loa No. 3B Kel. Pasirkaliki, Kec. Cimahi Utara, Kota Cimahi.

Sedangkan pengambilan gambar video pertunjukan Dongeng, Pencak Silat, Permainan Tradisional, Visulisasi Manuskip dan Tari Kreasi Baru dilakukan tanggal 5 Oktober 2020 di tempat yang sama dan ditayangkan secara virtual tanggal 24 Oktober 2020.

“Semoga Pandemik Covid-19 segera berakhir, pelaku budaya dan masyarakat lainnya bisa melakukan aktifitas kehidupan secara nomal di era new normal,” pungkas Hermana. Selamat untuk Bandoengmooi yang usianya sudah ke 24 semakin dewasa dan sukses berkarya terus……..!!!! (RNT/SENI)

Sponsor

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here