SENI.CO.ID — Revitalisasi dan pembangunan industri kreatif kriya-patung souvenir kampung Eureun, Desa Cibeusi, Kec. Jatinangor, Kab. Sumedang ini sebetulnya menjadi tanggung jawab bersama para pelaku unsur Penta Helix, yaitu Academic, Business, Government, Community, dan Media Massa. Kelima unsur ini bila aplikasi kinerjanya bisa bersinergi pada setiap objek permasalahan, satu persatu kegiatan berbasis solusi permasalahan dimaksud bisa dilakukan secara terintegrasi, dan berkolaborasi – maka Insya Allah akan menghasilkan yang luar biasa sesuai apa yang diharapkan oleh objek pelaku tersebut.
“Salah satu contoh objek permasalahan dari satu objek pelaku perajin ukir kayu yang ada di desa Cibeusi ini. Komunitas perajin ini pernah mengalami kejayaan disekitar tahun 1995 – 2014 dengan banyaknya order sekaligus berimbas pada berkembangnya SDP tenaga terampil perajin. Komunitas ini menjadi turun dan sepi, hingga lumpuh-puncaknya pada masa pandemi civid-19,” ujar Dr. Gustiyan Rachmadi S.Sn., M.Sn Dosen FSRD ISBI Bandung.
Bersama dengan timnya Dr. Gustiyan Rachmadi S.Sn., M.Sn, – Dr. Husen Hendriyana, S.Sn., M.Ds., dan Khairul Mustaqim, S.Sn., M.Sn., melakukan program kegiatan revitalisasi perajin patung souvenir Desa Cibeusi, Jatinangor pasca masa Pandemi Covid-19 melalui program Pengabdian pada Masyarakat BIMA Kemendikbudristekdikti dengan fokus kegiatan “Pelatihan dan Pendampingan Start up Bisnis Patung Souveniran bahan limbah kayu di Desa Cibeusi, Jatinangor, Kabupaten Sumedang”.
Kolaborasi, sinergisitas yang terintegrasi pada satu permasalahan yang tuntas secara berkelanjutan Penta Helix, seperti disampaikan Dr. Husen HD.