SENI.CO.ID – Sebuah Pameran karya dari seniman rupa Kana Fuddy Prakoso di garasi rumahnya Jalan Gandaria IV/2 Kebayoran Baru Jakarta Selatan menarik. Ia membuka ruang bedah karyanya dari proses berkesenian sejak dia di Kudus Jateng, belajar di ISI Jogjakarta kini bermukim di Jakarta dan berharap akan menjelajah dunia.
Pameran kali bertajuk besar Rentang adlaah untuk parade pameran tunggal sejumlah seniman di studio atau rumah masing-masing ini yang digelar pamerannya sejak 2 Desember 2021 berakhir sampai 2 Februari 2022.
Rentang yang Kana buat adalah empat Rentang. Ia membedahnya sebagai bagian kekaryaan yang kana jadi proyek besar ia di dunia seni rupa. Masa lalu, masa perjalanan, masa kini dan akan datang dia bagi menjadi empat Rentang itu. Konsep Rentang bagi Kana adalah perjalanan secara estetik dengan simbol-simbol kisah hidupnya.
Baiklah kita bedah pada “Rentang Air #1” Akrilik diatas Kanvas, Series, 2021 konsep Kana melihat air adalah melihat kehidupan, hidup tanpa air? Mungkinkah? Itulah dasar pertanyaan yang dapat kita terapkan pada hidup sehari-hari. Air sangat mendominasi hidup, hampir 90% tubuh kita berisi air. Atau cairan yang berputar dalam tubuh. Sehingga benda yang bersekutu dengan air dapat terbawa ,merasuk pada kedalaman air, bahkan sampai zat-zat yang tidak Nampak mata. Air akan melarutkannya. “Karya ini adalah series dimana ukuran besar kecil kanvas adalah tanda bahwa air yang terlukis mempunyai tempat dimana-mana. Air mengarungi tempat dimana makhluk hidup ada.
Itulah Dominasi air dalam lingkungan kita hidup. Kadang mempunyai penampakan tenang dan dapat kita gunakan sesuai kebutuhan. Kadang penampakan garang, air pada waktu banjir, yang tidak dapat kita kendalikan,”jelasnya yang diyakini diksinya ditulis dekat karya yang dipajang di garasi ukuran 6×5 meter persegi ini.
Kana membuat karya ukuran besar kecil diatas kanvas membaca pola dan cara air yang dapat dikendalikan dalam visual. Karya ini jika dinikmati kita akan terbawa pada ruang imajinasi yang seakan mengarungi air dalam ruang-ruang kemungkinan. Pada karya “Rentang Air #2” material Batik Diatas Kain, ada 7 Lembar kain teruntai dari atas sampai berirama menyimaknya. Karya tahun 2019 ini berkisah pada tataran air yang tidak dapat dikendalikan mempunyai peran besar yaitu menambah kesuburan tanah. Membalik tanah bagian atas yang tidak produktif terkelupas. Perilaku air terhadap tanah, biasanya dilakukan oleh air yang turun dari langit atau air hujan. Begitulah fungsi hujan. Selain membasahi tanah juga membalik struktur tanah.
Karya dengan medium kain yang dibuat dengan cara membatik kain ini memperlihatkan tanda air dengan garis-garis liris. Dari atas ke bawah, sela-sela garis, kadang, terdapat gambar awan, sebagai asal-usul air diatas langit. Produktivitas air masa tertentu melalui hujan sangat tinggi, ini menunjukan perputaran air pada alam. Hujan kadang bisa dikendalikan sebelum air turun dengan memindahkan awan. Tetapi hujan yang dibuat Kana dengan kain batiknya adalah representasi dari keriangan menerima hujan. Juga akan datangnya kesuburan tanah setelahnya. Hujan dalam batik Kana adalah sebuah warna lain dan mempesona, bukan sekadar warna tapi cara dari proses karyanya ia mampu menggunakan media kain, meski objek sedikit hanya tujuh lembar kain, bisa jadi kalau ini dibuat masif kan lebih terlihat kolosal karya batik ini dan menggugah penikmat karya-karya baru dari nilai luhur batik yang hakikatnya sudah estetik dalam sejarahnya.
Kana juga membuat karya dalam “Rentang Domestik #3” tahun 2021, benda koleksi pribadi, berbagai ukuran. Kana menampilkan benda koleksi dari ruang domestik menunjukan bahwa kehidupan ini mempunyai rentang benda-benda, hasil interaksi kita terhadap kebutuhan sehari-hari. Rentang Domestik ini memperlihatkan bagaimana kebutuhan akan benda yang mendesak dalam kehidupan selalu hadir, baik obat, makanan, dan kebutuhan elektronik yang hingga hari ini sangat membantu komunikasi kita, seperti alat wifi. Rentang benda domestik ini punya kisah masa lalu, kenangan histori, juga kebutuhan masa kini yang sangat diperlukan. Baik kebutuhan mendadak, seperti obat-obatan atau kebutuhan mendesak seperti makanan. Juga kendaraan. Apa yang terpajang pada sel-sel dengan sekat kayu ini adalah representasi kebutuhan benda domestik. Pengumpulan benda ini mempunyai rentang yang panjang. “Ini perjalanan benda-benda,”kata Kana menjelaskan. Nampaknya di karya Rentang 3 ini Kana ingin menyampaikan sebuah memori yang pernah singgah dan menjadikan kisah-kisah bagian dari kehidupannya.
Bagian 3 ini menuju ke bagian karya keempat yaitu “Rentang Wilayah #4 Drawing On Paper, Size A3, Series 2021”, sebuah karya rentang wilayah, adalah tempat-tempat yang pernah dijadikan tujuan Kana dalam berkarya di media sketsa. Baik Sketsa tentang Gedung, jalanan atau situasi wilayah tertentu. Perjalanan membuat sketsa Kana telah berjalan selama kariernya ketika menjalani dirinya sebagai seniman.
Kana mengumpulkan banyak sketsa sebagai kenangan tempat yang pernah dia kunjungi. Kana mempunyai konstruksi visual dalam menghadirkan ruang-ruang yang luas, lalu memindahkannya diatas kertas. Ia merekam memorinya dan menyimpannya pada sketsa. Sebuah cara pendokumentasian atas tempat yang pernah dituju, tempat yang menjadi kenangan dan tempat yang tidak terlupakan.
Sketsa domestik pada salah satu panel merupakan gambaran dimana benda yang sangat privat ditemukan dalam ruangan di rumah. Kana menggambarkan setumpuk pakaian yang terdapat di pojok ruangan, dengan berbagai ukuran, pada sketsa ini Kana membuatnya dengan warna hitam putih. Sebagai representasi suatu keadaan dalam tempat domestik. Dan ia merekam waktu ruang tanpa beban. Inilah Kana perupa perempuan yang saat ini makin tekun dan konsisten dalam berkarya dan berpameran.
Kana adalah pelukis yang lahir di Kudus 9 Desember 1973 lulusan Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta. Sejumlah pameran telah ia ikuti baik bersama maupun tunggal. Sejumlah pameran pernah diikuti di beberapa negara selain tanah air. Ia juga pemilik Ruang Garasi, Jakarta yang mana karya kini masih dipamerkan.
Apa yang disampaikan Kana menggunakan pola kehidupan sehari-hari dan respon dalam visual juga menentukan bahwa Kana begitu menikmati perjalanan hidupnya dan dengan ia sampaikan visual karyanya lepas dan total. Cara pandang konseptual dalam membuat karyanya Kana telah menikmati kisah sejarah panjang perjalanan kekaryaannya. Kana telah menjabarkan perjalananya dan mempertegas wacana estetika seni dalam dirinya yang datang dari satu daerah di Kudus dan kini bermimpi menuju dunia. “Dari Kudus ke Jakarta dan saya bermimpi keliling dunia dengan karya saya,” jelasnya.
Roda akan berputar terus bergerak dan Kana akan mengarungi secara proses yang konsisten masuk dengan karya seni rupa yang hari ini terus diolah tanpa henti. Akhirnya jika kita melihat karya Kana sebagai sebuah nilai dari proses Kana hidup dan membangun narasi visual karyanya yang akan terus digali tanpa henti. Semoga! (AME/SN)