OLEH HENDRAJIT, SENIOR JURNALIS
Sastrawan terkenal dari Jerman Johann Wolfgang von Goethe punya sebuah mahakarya berjudul Faust: Perjanjian dengan Iblis. Kiranya masih relevan buat memotret situasi dunia saat ini. Tak terkecuali di Indonesia.
Sinopsis cerita secara garis besarnya cukup menarik dan mengundang renungan. Berkisah tentang seorang pria tua bernama Faust yang berpendidikan tinggi dan terhormat di lingkungannya bosan dengan kehidupannya yang hanya itu-itu saja.
Akhirnya pada suatu hari, memanggillah ia roh dan datanglah roh itu kepadanya. Mephistopheles adalah panggilan roh tersebut. Faust pun membuat perjanjian dengan Mephistopheles untuk menjadi muda lagi dengan syarat Faust harus mengikuti jejak Mephistipheles. Jadi Mephistopheles semacam utusan khusus iblis.
Dan kesepakatanpun terjalin oleh keduanya. Setelah menjadi muda lagi, Faust merasakan kebahagiaan yang sempurna. Ia jatuh cinta kepada gadis gereja yang taat, Gretchen. Merekapun saling jatuh cinta, hingga cinta mereka membutakan Gretchen.
Gretchen pun melakukan hal yang sangat hina dalam agamanya, ia membunuh ibu dan anaknya hingga ia terbelenggu dalam dosa yang menurunkan harkat-martabatnya. Bahkan membuatnya menjadi sakit jiwa. Gretchenpun dipenjara dan Faust ingin menyelamatkannya, tapi sayang Mephistopheles menariknya pergi.
Sepertinya Goethe terinspirasi oleh Kisah Adam dan Hawa. Kadang macam Faust atau Mephistopheles memang diperlukan juga untuk mempertegas hitam dan putih. Baik dan buruk. Semuanya berpulang pada manusianya.
Allah sendiri berfirman: Kekuasaanku ada di kedua belah tangan mereka. Sepemahaman saya, berarti terserah manusia. Mau memilih tangan kanannya atau tangan kirinya. Masing-masing ada konsekwensinya.***
Sponsor