Home AGENDA Jangan Pernah Remehkan Kekuatan Kata-kata

Jangan Pernah Remehkan Kekuatan Kata-kata

0

Loading

JANGAN PERNAH REMEHKAN KEKUATAN KATA-KATA*

Izinkan kami memulai tulisan ini dengan mengisahkan seorang pahlawan yang sepanjang hidupnya tidak mengangkat senjata dan tak berpengalaman berada dalam medan peperangan. Ia juga tak pernah mendirikan partai atau organisasi kebangsaan. Namun, Republik ini terus mengenangnya dengan nama yang sangat harum. Nama pahlawan itu Kartini.

Kartini adalah cermin perjuangan melalui kata-kata. Ia memperjuangkan gagasannya melalui kata-kata. Hidupnya singkat, tapi inspirasi kata-katanya jauh melampaui rentang hidupnya. Tulisannya menyalakan inspirasi bagi jutaan anak negeri di tiap sudut Republik ini.

Puluhan tahun pasca Kartini, kita juga mengenal sosok anak muda kritis dari Swedia bernama Greta Thunberg. Pertama dan terutama, ia melawan dengan kata-kata. Pemikirannya ia tuangkan menjadi tulisan. Bukan sekadar rentetan kata, tulisan Greta jadi modal penting advokasinya kepada para pengambil kebijakan. Bayangkan seorang anak remaja bisa menghadapi pemimpin dunia dengan kepala tegak. Dan semua itu dimulai dengan kata-kata.

Kartini dan Greta hanya contoh kecil kata-kata bisa menjelma menjadi gerakan publik yang sangat besar. Menggerakkan jutaan manusia untuk mencapai kebaikan bersama.
Sayangnya kerap kali banyak yang lupa dengan kekuatan kata-kata. Efek kata-kata kerap diremehkan, dianggap tidak penting. Kita ingin katakan dengan tegas, jangan pernah remehkan kekuatan kata-kata.

Selama mengemban amanah untuk mengelola urusan publik, kami menerapkan prinsip: Gagasan, Narasi, Karya.

Kami meyakini setiap pekerjaan harus dimulai dengan gagasan besar. Pada level gagasan kita bicara soal ideologi yang ingin kita dorong, pun keberpihakan dalam sebuah kebijakan. Gagasan sangat penting karena kebijakan tanpa gagasan tak akan punya arah yang jelas.
Gagasan tersebut kemudian dinarasikan. Arah, ideologi, dan keberpihakan dalam gagasan harus bisa dikomunikasikan dengan baik. Kekuatan kata-kata memegang peran penting dalam tahapan ini, bukan sekadar kata-kata kosong, melainkan kata-kata sebagai cerminan gagasan.

Tahapan akhirnya adalah karya, setiap kebijakan harus terlaksana dengan tuntas, terukur, dan manfaatnya diterima publik.

Bahaya sekali jika kita hanya asal bekerja. Dalam setiap pekerjaan untuk publik, perlu dilatarbelakangi dengan gagasan dan narasi yang baik. Gagasan yang dituliskan menjadi kata-kata lalu lahir menjadi sebuah karya maka hasilnya akan dahsyat.

Secara fisik, buku ini memang bisa dibaca sebagai kumpulan kata-kata. Bisa ditelisik lebih dalam, sejatinya buku ini adalah sebuah upaya mendokumentasikan gagasan yang dituangkan menjadi narasi.

Apresiasi bagi tim penulis yang bekerja keras mengkontribusikan waktunya untuk mendokumentasikan gagasan-gagasan dalam buku ini. Kontribusi yang paling mahal dalam kerja-kerja kebudayaan adalah waktu. Tim penulis telah mengkontribusikan waktunya yang sangat berharga untuk menghasilkan karya ini.

Ketika bicara dokumentasi, yang kerap kali terlintas adalah soal masa lalu. Kita ingin perspektif itu diubah, buku ini tidak hanya bicara soal dokumentasi masa lalu, ikhtiar kami buku ini bisa menggerakkan pembaca untuk menghadirkan gagasan-gagasan baru di masa depan.
Salam hangat,

Anies Baswedan

*) Pengantar Buku Sepilihan Kutipan Bijak & Inspiratif “Anies Baswedan Sang Pemimpin” yang disusun oleh Aendra Medita, Imam Wahyudi, Memet Hakim dan Feko Supriyadi.

Pada Selasa (3/10 ) Ibunda Anies Rasyid Baswedan, Prof. Dr. Hj. Aliyah Rasyid Baswedan, M.Pd, memberikan kata sambutan pada peluncuran buku “Sepilihan Kutipan Bijak & Inspiratif ANIES BASWEDAN Sang Pemimpin” yang  dipersembahkan Anies Baswedan Centre (ABC)

Sponsor

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here