SENI.CO.ID – Festival Budaya Nusantara (FBN) merupakan kegiatan tahunan Prodi Antropologi Budaya ISBI Bandung. Tahun 2021 ini merupakan pelaksanaan FBN yang keempat, sejak pertama kali diselenggarakan tahun 2017.
Festival ini merupakan event perayaan keragaman budaya Nusantara, dengan tujuan menggali berbagai pemikiran dan tren keilmuan terbaru di bidang seni budaya, serta berbagai potensi kreativitas seni dan kearifan lokal di Indonesia.
FBN berlangsung pada 27-28 Oktober 2021 kali ini diselenggarakan dalam situasi yang berbeda. Adanya pandemi Covid-19 yang terjadi sejak 2020 yang lalu telah berdampak luar biasa pada berbagai aspek kehidupan masyarakat yang menyebabkan perubahan perilaku sosial, ekonomi, dan budaya.
Menghadapi situasi itu, perlu ada keterlibatan semua pihak untuk bersama-sama menciptakan solusi dan meningkatkan solidaritas sosial. Maka, FBN IV ini diharapkan menjadi momentum untuk membangun semangat dan optimisme, untuk membangkitkan kembali ruang-ruang kosong yang gelap akibat pandemi, dengan membuka berbagai kemungkinan kreativitas dan pemikiran melalui ruang virtual.
Di lain pihak, masyarakat Indonesia adalah masyarakat dengan daya resilience yang tinggi dan memiliki kemampuan beradaptasi yang cepat. Sebagai negara multikultur dengan keragaman etnis, budaya, agama, dan bahasa, ada banyak nilai yang dapat digali bagaimana membangun ketahanan budaya di masa pandemi ini.
Tujuan event ini menjadi ruang pertukaran gagasan-gagasan ilmiah dan temuan-temuan baru di bidang sosial dan humaniora berbasis kearifan lokal melalui forum akademik yang melibatkan berbagai disiplin ilmu.
“Menjadi ruang partisipasi dan kolabolasi dalam berkarya, dengan menyajikan beragam pertunjukan dan hasil karya seni lainnya,” jelas Iip Sarip dosen Antropologi ISBI Bandung.
Ditambahkan Iip even ini juga diharapkan menjadi ruang dibangunnya kerjasama dengan berbagai pihak, baik di tingkat nasional dan internasional, jelasnya.
Pada FBN IV ini tema yang diusung adalah “Celebrating Diversity, Embracing Creativity”, dengan konsep kegiatan yang melibatkan kerjasama dengan sejumlah pihak, termasuk kerjasama internasional. Terdapat 7 (tujuh) mata acara pada festival yang diselenggarakan selama 2 (dua) hari ini, pada tanggal 27-28 Oktober 2021. Yakni, International Webinar dengan tema: “Social Changes, Cultural Resilience, and Creative Industries in the Post Covid19 Pandemic of Indonesia”, dengan Keynote Speaker Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno, dan para pembicara tamu Prof. Made Mantle Hood (Tainan National University of Arts, Taiwan), Dr. Sharyn Graham Davis (Monash University, Australia), dan Drs. Bambang Sundayana (Asosiasi Antropologi Indonesia),
Dalam International Conference yang menghadirkan para pemakalah dari berbagai perguruan tinggi di seluruh Indonesia yang akan mendiskusikan temuan-temuan terbaru berbagai persoalan sosial budaya pada masa pandemi, dan Performance Collaboration antara Indonesia-Australia yang menghadirkan Dwiki Darmawan, Ensamble Tikoro, Ethotik Gamelan Australia, Katro (Karinding Antro), WAJIWA, dan Dosen Antropolgi Budaya.
Virtual Art Exhibition yang mengangkat berbagai artefak budaya dan seni, Sharing Session with Practitioners menghadirkan Arief Yudi (JAF), Imam Soleh (CCL), Robi (Ensamble Tikoro), Efiq (Ethnotik Gamelan) dan Alfiyanto (WAJIWA), dan Talkshow Enterpreneurship yang menghadirkan Kawendra Lukistian (Ketua GEKRAFS) dan Indriyani Handyastuti (enhaiipreuneur), serta Lomba Menulisa Esai Tingkat Nasional untuk Siswa SMA. |SN/RTS