SENI.CO.ID — Ekspresi lukisan merupakan eksrak dari pikiran atas keresahan jiwa yang menyelimuti senimannya. Pada saat itu keputusan interpretasi visual yang terwujud,menjadi curahan yg disepakati mewakili batinnya, sebagai puncak dari dialog diri yang panjang.
Proses pergolakan jiwa pada akhirnya harus mencapai solusi,sehingga terpecahkan apa yang bersemayan, menjadi sebuah makna. Demikian disampaikan pengantar Supriatna, kurator, pelukis dan dosen Seni Rupa Institut Seni Budaya Indoneisa (ISBI) Bandung atas pameran TITIK HENING; Ekspresi dikala sepi karya pelukis Dede Priana.
Pameran lukisan Dede ini sekaligus membuka Mini Galeri Lorong Senja Jalan Cijagra 3 No 26 Buah Batu Bandung. Pada 24 November 2024. Pameran Dede akan berlangsung sampai 25 Desember 2024.
Dede adalah jebolan Teatar, dan bergelut di bidang fotografi, lantas pada masa pandemi ia melukis dan inilah karyanya yang terpajang di Galerinya.
Yang rindu curahan estetik pada saat dialog dirinya dengan alam dan Tuhannya, lanjut Pri menambahkan dan pengantar katalognya.
Gejolak rasa estetik yg dirasakan adalah batin yang menjadikan dipikirannya, memaksanya untuk mengelola visual,dengan cara” naluriah, dengan menggunakan teknik spontan,serta memunculkan objek yang disimbolkan, mengatur komposisi,memilih medium serta konsisten degann gayanya.
Ekspresi lukisan Dede prina secara kasat mata tergolong kategori ekspresi non objek. Apa yang diwujudkannya merupakan kejujuran hati,yakni dengan melepaskan pikiran di benaknya, tanpa harus menghadirkan sesuatu tiruan yang dianggapnya cenderung tehnikal. Sehingga menghambat gagasan yang tiba-tiba muncul.
Ekspresi spontan dari seorang Dede Priana, menjadikan kekhasannya berpijak pada kemurnian estetik, tanpa bersembunyi pada narasi panjang dibalik lukisan. Begitu yang disampaikan kurator Supriatna dan karya ini dilakukan ARTwork Secletor oleh Andi Sopiandi.
Sementara Dede mengatakan bahwa “Inilah ekspresi dalam masa saya kena Covid, inilah hasilnya,”ungkap Dede. Selamat!!! (roni/jos)