![]()
Teater Minikata GAUS: Batu, Sepeda Motor dan Absurditas
PADA hakekatnya teater minikata, harfiah berarti “kata-kata kecil” atau “dialog pendek.” Bisa berupa rangkaian kata atau frasa yang minimalis tetapi penuh makna.
Bahkan ini lebih gaya absurdis, bisa berupa potongan-potongan kalimat tanpa makna yang jelas, tetapi jika dirangkai membentuk suatu atmosfer atau perasaan tertentu.
Kalau Segenggam Batu ingin lebih fokus ke pengalaman personal dan reflektif, mungkin lebih cocok dalam bentuk monolog, di mana seorang karakter mencoba memahami makna batu yang digenggamnya tetapi terus merasa sia-sia. Namun, jika ingin lebih eksperimental dan bermain dengan absurditas bahasa, minikata bisa berupa fragmen-fragmen dialog pendek yang terputus atau berulang-ulang, membentuk semacam ritme yang terasa aneh dan tidak biasa.
Gaus adalah jebolan Teater STSI/ISBI kini memang lebih menonjolkan sisi reflektif atau bahasa absurditas dan situasi.
Kalau Segenggam Batu dalam pendekatan cara Teaternya, maka elemen estetika dan simbolisme akan diperkuat. Gaus Mini kata malam itu cenderung bermain dengan yang membawa motor ke pentas, kostum yang detail, serta panggung yang ia respon memperkuat makna batu.
Dalam konteks ini, batu bisa dihadirkan sebagai elemen visual utama—mungkin tadinya hanya tumpukan batu di panggung, batu yang digantung di udara, atau bahkan kostum karakter yang bertekstur seperti batu. Tapi hanya beberapa batu saja.
Gerakan aktor bisa dibuat teatrikal, dengan gestur berulang untuk menegaskan absurditas upaya mereka dalam “menggenggam” sesuatu yang sia-sia. Dari segi suara, bisa dimasukkan efek gemericik batu atau lainnya, suara gesekan keras, atau gema yang membuat atmosfer semakin intens. Dialog bisa tetap minimalis tetapi dengan intonasi yang berlebihan atau simbolis, sehingga menambah kesan teatrikal. Bermain di aspek visual harusnya megah atau lebih menonjolkan simbolisme dalam batu atau gestur dan ekspresi aktor. Tapi yang sudah demikian adanya.







