Home AGENDA Selamat Jalan Komponis & Pianis Trisutji Kamal

Selamat Jalan Komponis & Pianis Trisutji Kamal

0
Trisutji Djuliati Kamal atau lebih dikenal dengan nama Trisutji Kamal komponis Indonesia/ist

Loading

SENIINDONESIA (SENI.CO.ID) – Trisutji Djuliati Kamal (84 tahun) adalah Komponis dan pianis ternama Indonesia. Ia kini telah meninggalkan kita semua selamat jalan Komponis & Pianis Trisutji Kamal.

Seorang musisi yang karya-karyanya pernah ditampilkan di banyak negara itu meninggal di kediamannya di kawasan Cilandak, Jakarta Selatan pada 21 Maret 2021

Dari kantor berta Antara dikutip bahwa menurut putri Trisutji, KRA. Mahindrani Kooswidyanthi Paramasari, ibunya telah sekian lama mengidap komplikasi penyakit diabetes dan darah tinggi. Pada 2003, juga pernah mengalami stroke ringan.

Mahindrani, yang kerap disapa sebagai Rani, mengatakan Trisutji sehari sebelum mengembuskan napas terakhir masih sadar.

Trisutji pada Sabtu pagi bahkan masih sempat pergi ke dokter ahli penyakit dalam, yang telah merawatnya sejak tahun 1970-an. “Tadi malam (Sabtu, 20/3) waktu saya pamit pergi ke Bogor juga masih bisa bicara, beliau menjawab ‘Ya’,” kata Rani dilaman Antara

Namun, belakangan ini kondisi kesehatan Trisutji memang mengalami penurunan. “Dua hari terakhir ini tensinya turun di bawah 100, dan sudah sulit makan,” tutur Rani.

Komponis Dunia

Presiden RI pertama, Ir. Soekarno, pernah berpesan kepada Trisutji –yang juga kerap dipanggil Titi– untuk memiliki jiwa elang dalam memperjuangkan kariernya di bidang musik.

“Engkau, Titi, ingin mengendarai (ranah) musik. Milikilah djiwa elang-radjawali itu, meski engkau seorang wanita… hanya dengan itulah engkau akan dapat mentjapai getaran irama yang setinggi-tingginya,” kata Soekarno dalam surat yang ia tulis di Istana Bogor pada April 1955.

Trisutji dikenal sebagai penggubah lagu untuk piano, flute, serta vokal. Menurut berbagai sumber, banyak ciptaannya dimainkan di berbagai belahan dunia, termasuk di Praha, Moskow, Wina, dan Roma.

Karyanya yang bertajuk “Loro Jonggrang” merupakan opera Indonesia pertama dan yang secara perdana ditampilkan pada 1957 di Castel Sant’Angelo, Roma.

Dengan Trisutji Kamal Ensemble, yang terdiri dari dua piano, vokal, gerak dan alat musik tradisional, ia pernah mengadakan konser di kawasan Eropa, Afrika Utara, dan Asia, antara lain di kota Oslo, Helsinki, Madrid, Stockholm, Kairo, New Delhi, dan Bangkok.

Di Indonesia, karya-karyanya masih kerap ditampilkan, antara lain melalui konser piano duo “Samudra Ning Urip” di Jakarta pada 2017.

Trisutji juga telah menciptakan sedikitnya 200 karya komposisi untuk piano, termasuk yang dihimpun dalam 10 CD bertajuk “Complete Piano Works Series” –yang seluruhnya dimainkan oleh pianis klasik Ananda Sukarlan.

Trisutji Djuliati Kamal atau lebih dikenal dengan nama Trisutji Kamal lahir di Jakarta, 28 November 1936 umur 84 tahun) adalah seniman Indonesia. Namanya dikenal sebagai komponis untuk piano, flute, vokal, dan telah dimainkan oleh sejumlah pianis kelas dunia di beberapa negara.

Putri Dr. RM Djoelham Soerjowidjojo dan BRA Nedima Koesmarkiah itu belajar piano klasik di Binjai, Sumatera Utara, dan pada usia 14 tahun mulai menciptakan karya musik untuk piano.

Pada masa remajanya, ia kemudian melanjutkan pendidikan musik di tiga negara, yakni di Amsterdam-Belanda, École Normale de Musique di Paris-Prancis, dan Conservatorio de Musica St Caecelia di Roma-Italia.

Trisutji meninggalkan tiga anak, yaitu Mahindrani, RM. Mahadharma Wijayawardhana Paramaghita, dan KRM. Mahindra Wahyu Paramadiningrat –yang juga dikenal sebagai Rob Rama Rambini.

Rama adalah putra sulung Trisutji yang pada 2010 berlayar mengendarai kapalnya seorang diri selama 10 bulan 27 hari, dari California-Amerika Serikat ke Bali.

Jenazah Trisutji akan dimakamkan pada Minggu siang di TPU Jeruk Purut, Jakarta Selatan.

Suaminya, Achmad Badawi Kamal, sudah terlebih dahulu meninggal, yaitu pada 2011.

Ananda Sukarlan, pianis dan komponis asal Indonesia menuliskan dalam Instagramnya,  Hari ini, Ahad (21/3) kita dikejutkan dengan berita meninggalnya komponis dan pianis Indonesia, Trisutji Djuliati Kamal. Banyak karya yang telah dihasilkan olehnya. Karya terakhir yang disuguhkan sang legendaris sangat lekat dengan budaya Islam. Ananda menuliskan tentang karya-karya wanita yang wafat pada usia 84 tahun.

“Telah wafat pagi ini 21 Maret 2021 komposer musik klasik Indonesia, ibu KRA. Trisutji Djuliati Kamal,” tulisnya dalam akun @anandasukarlan, Ahad (21/3).

Dia mengungkapkan sejak 2007, dia telah merekam seluruh karya almarhumah. “Sejak 2008 saya sudah merekam seluruh karyanya untuk piano yang berjumlah 100 lebih,” ujarnya.

Bahkan dalam karya terakhir, almarhumah mengangkat karya yang sangat lekas dengan budaya Islam. “Karya-karya terakhir ibu Trisutji sangat lekat dengan budaya Islam, dan memang CD saya terakhir dengan musiknya berjudul Islamic Inspirations,” ujarnya dilama Republika.

Ananda mengungkapkan sejak 20 tahun, terakhir karya-karya almarhumah memang mengeksplorasi tentang Islam seperti Isra Miraj, sepanjang  Ramadhan, Nuzulul Quran, Idul Adha, melodi malam takbir dan azan. “Selama 20 tahun terakhir, memang beliau lebih religius,” ujarnya kepada Republika.co.id, Ahad (21/3).

Menurutnya, memang setiap orang dalam periode hidupnya ingin lebih mengeksplor banyak hal, begitu juga dengan almarhumah. Sebagai seorang seniman almarhumah juga melihat itu. Dalam karya terakhir, almarhumah ingin menggambarkan bagaimana Islam sebagai agama yang damai dan indah. “Jadi lebih eksplorasi keindahan dari agama Islam dan even-evennya seperti Isra Miraj.”

Dia mengungkapkan tahun-tahun sebelumnya karya almarhumah lebih ke arah alam. Ada karya dengan nuansa selat Sunda, yaitu suatu kumpulan karya dari 1990 sampai tahun 2000-an. Ada pula karya tentang Nyanyian Samudra, Cumbuan Bulan dan laut juga karya tentang angin barat. “Beliau memang punya rumah peristirahatan di Anyer. Karya-karya bertema alam tersebut dibuat di Anyer.”

Ada juga karya tentang serenada seorang pengemis yang mengisahkan tentang kehidupan sehari-hari. “Masih ada rekaman saya yang belum released,” tambahnya.

Sang maestro komponis Indonesia disemayamkan di rumah duka di Jalan MPR V no.15, Cilandak Barat (daerah Cipete), Jakarta Selatan dan dimakamkan di TPU Jeruk Purut, Jakarta Selatan.  Selamat Jalan Komponis & Pianis Trisutji Kamal karyamu tetap akan menjadi saksi sejarah perjalananmu. (DBS/SN)

 

Sponsor

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here