Home BERITA Sayap Patah, Pameran Lukisan Chrysnanda Dwilaksana

Sayap Patah, Pameran Lukisan Chrysnanda Dwilaksana

0

SENI.CO.ID – Galeri Pusat Kebuyaan (GPK) Bandung gelar pameran lukisan tunggal karya Chrysnanda Dwilaksana. Pameran yang berjudul Sayap Patah berlangsung  tanggal 3-10 September 2023 di GPK Jl. Naripan No. 9 Bandung.

Kurator GPK, Isa Perkasa mengatakan, karya-karya Chrysnanda Dwilaksana  yang dipamerkan ini bercerita tentang keriuhan dan cenderung seperti puing-puing berserakan. Karyanya begitu jeprut (di luar kebiasaan), seolah-olah seperti luka yang berdarah pada karyanya. Hal ini merupakan analogi dari sayap patah yang apabila patah akan menyebabkan ketidakseimbangan terbang bahkan bisa jatuh dan hancur.

“Jangan sampai sayapnya patah dengan harapan negeri ini tetap utuh bisa terbang dengan merdeka tidak terjadi perpecahan. Alangkah ruginya negeri ini bercerai-berai akibat perbedaan politik, agama, etnik, sampai pada perbedaan pilihan Presiden sekalipun,” Isa.

Menurutnya, pameran ini adalah sebagai ingatan saat menghadapi situasi tahun politik  tentang penyadaran kepada warga negara kita jangan sampai terjadi seperti burung garuda yang sayapnya patah. Karya Chysnanda berbicara tentang kesadaran sebagai bentuk perhatian terhadap fenomena realitas sosial, politik, budaya, agama dan kehidupan antar sesama.

“Beragam karya yang dipamerkan cukup menarik, dengan komposisi lukisan berukuran kecil dengan media akrilik, tinta di atas kanvas, kayu dan kertas. Komposisi warna utama yang didominasi kuning, merah, hijau, biru dan beberapa warna lainnya. Hampir semua warna lukisan dan juga bingkainya diberi respons warna merah sebagai aksen dari luka yang berdarah.” Ungkapnya.

Lanjut Isa, penataan letak karya menumpuk bersatu dan ada yang berserakan di lantai seolah seperti sayap yang patah jatuh berkeping-keping. Objek yang tampak dalam lukisan didominasi visual perempuan, objek perempuan ini ingin disampaikan Chysnada adalah tentang kerentanan seperti analogi negeri ibu pertiwi dalam ancaman perpecahan antar kelompok apabila situasi politik tidak sehat.

“Seni rupa penyadaran Chysnanda tentang politik, merupakan kegelisahan seorang seniman yang kebetulan seorang Jenderal Polisi dan Rektor Kasespim Lembang. Karya-karyanya sering menyuarakan tentang persoalan sosial, perdamaian dan sangat produktif berkarya seni lukis dalam kesibukannya sebagai Kasespim. Gaya lukisan Chysnanda cenderung pada penggayaan ekpresionisme,” jelasnya.

Sementara itu sang pelukis, Chrysnanda Dwilaksana menyatakan bahwa pameranya berjudul Sayap Patah meminjam tulisan Kahlil Gibran, sebagai renungan dan analogi dari pertanyaannya dalam melihat realita hidup seat ini.

“Bisakah terbang dengan satu sayap? Mapukah terbang dengan sayap yang patah? Mungkinkah peradanan dimulai tanpa harmoni? Adakah kebaikan dan kebenaran dibangun dengan kekerasan yang anti kemanusiaan?,” ungkapnya.

Keluhnya, bagaimana sayap patah akan terbang sempurna, tatkala sarat primordialisme, disana sini sarat trik dan intrik untuk kepentingan pribadi dan kroni.

“Sayap patah bagai raga kehilangan jiwa,” katanya.

Tatkala raga yang merajai hati dan jiwa terabaikan bahkan dihilangkan. Kesukaan yang ragawi secara subyektif menjadi acuan. Kuasa menjadi rebutan, karena di situ sumber daya ada untuk diperebutkan. Semakin kaya sumber daya yang dimiliki semakin besar potensi konfliknya. Di dalam masyarakat yang masih kental primordialismenya, logika minim, yang diagungkan spiritual dan emosional. Issue digoreng menjadi labeling dan memuncak menjadi kebencian.

Tatkala kebencian berkembang logika tergerus, emosi dan opini diobok obok suasana keruh dan berpoyensi konflik sosial.Gepuk-gepukan di antara sesama anak bangsa dan sesaudaranya terus menjadi pemandangan lumrah yang dianggap biasa.  Mudah dan lincah saling hina cela maki saling menyalahkan saling serang bahkan saling membunuh akan mudah dilakukan.

“Segala sesuatu kalau sudah dilabel dengan berbasis primordialisme apapun issuenya tanpa dikunyah langsung telan dan segera membakar jiwa raga seakan tak perlu logika jadilah amuk merajalela,” tandasnya. (SENI.CO.ID)

Sponsor

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here