Di dunia yang semakin bising dengan tuntutan akan perubahan iklim, ada satu kabar baik yang tak banyak menimbulkan polusi—baik secara suara maupun karbon. Sebuah perusahaan iklan digital asal Santa Monica, California, bernama GumGum, baru saja membuktikan bahwa iklan tak harus jadi beban bagi bumi. Mereka tak hanya memasang pesan, tapi juga mereduksi jejak.
Bayangkan ini: satu tayangan iklan programatik pada umumnya menghasilkan 4,24 gram CO₂e—jumlah yang mungkin tampak kecil, hingga dikalikan miliaran tayangan dalam sehari. Tapi GumGum berhasil menurunkannya menjadi hanya 0,67 gram. Untuk iklan langsung, mereka bahkan lebih hemat: 0,06 gram per tayangan, jauh di bawah tolok ukur industri sebesar 0,66 gram.
Angka-angka ini bukan klaim kosong. Mereka diukur oleh Cedara, platform intelijen karbon yang ikut merumuskan standar global bersama World Federation of Advertisers (WFA) dan Ad Net Zero, melalui metodologi Global Media Sustainability Framework (GMSF) yang dirilis pada Juni 2024. Ini bukan sekadar penghargaan hijau, melainkan ukuran nyata akan efisiensi.
Iklan yang Tak Mengorbankan Bumi
“Keberlanjutan dalam iklan digital bukanlah tujuan masa depan—itu adalah sesuatu yang kami wujudkan hari ini,” ujar Kara Petrocelli, Direktur Senior Operasi Platform di GumGum. Ia menyebut bahwa perusahaan tidak hanya memangkas emisi, tapi juga menolak kompromi. Kinerja tetap optimal, meski emisi ditekan.
Bagaimana caranya? GumGum menghapus inventaris yang dikenal sebagai MFA (Made-for-Advertising)—jenis konten berkualitas rendah yang umumnya boros sumber daya. Mereka juga mengoptimalkan alur lelang iklan dan pusat data, serta menerapkan teknologi kontekstual berbasis AI. Teknologi ini membuat iklan lebih tepat sasaran tanpa mengandalkan pelacakan pengguna yang invasif.
Menurut Eric Shih, Chief Operating Officer Cedara, GumGum telah mencapai salah satu intensitas karbon terendah yang pernah mereka ukur dalam sejarah iklan digital. “Ini adalah contoh kuat bagaimana pengambilan keputusan berbasis data dapat mendorong keberlanjutan dan kesuksesan bisnis,” katanya.
Untuk iklan video pun, GumGum tak kalah mengesankan. Video programatik mereka menghasilkan hanya 1,74 gram CO₂e per tayangan, dibandingkan tolok ukur industri 4,83 gram. Sementara video langsung tercatat 1,03 gram, lebih baik dari tolok ukur 1,25 gram.
Jalan Panjang Menuju Nol Emisi
Inisiatif GumGum tak berhenti di situ. Mereka tengah mengembangkan target pengurangan emisi berbasis sains melalui Science Based Targets initiative (SBTi). Artinya, perusahaan ini tak hanya bicara soal hari ini, tapi juga bertaruh untuk masa depan.
Dalam dunia yang tengah menggeliat mencari solusi, GumGum membuktikan bahwa iklan—yang selama ini sering dicurigai sebagai pemicu konsumsi berlebihan—justru bisa menjadi agen perubahan. Mereka tidak hanya menjual produk, tetapi juga menawarkan cara baru untuk berpikir: bahwa keberlanjutan adalah nilai jual, bukan beban biaya.
Jejak karbon GumGum mungkin hanya 0,48 gram per tayangan—tapi jejak moral dan inovasinya jauh lebih besar. Saat dunia bergerak menuju net zero, industri periklanan tak lagi punya alasan untuk bersikap pasif.
GumGum telah menunjukkan jalannya. Kini, pertanyaannya sederhana: siapa yang akan menyusul? |WAW-CSRI/seni