Syair Dini Hari
Ya Rabana …
Engkau ijinkan hamba
menjadi sebulir embun
bagi kehidupan khidmah
tetumbuhan di alam raya.
Hanya engkau,
menghidupkan, mematikan
segala hal ihwal ciptaan-Mu
Ya Rabana …
Hamba bersujud.
***
Syair Bumi
(Sajak anti-korupsi)
Senja tak ada,
mengambek pada siang.
Malam tak ada,
mengambek pada pagi.
Jika waktu pada hari mengambek.
Barangkali ada makna hitam
tersimpan di balik putih ataupun
di antara merah delima.
Susastra, satu di antara berjuta
elemen keilmuan kebudayaan
insan kamil.
Pesan sastra budaya, antara lain
dilarang mencuri atau manipulasi
atau korupsi di ranah hak publik
termaktub dalam aturan moral,
Ketuhanan Yang Maha Esa.
Siang bolong main petak umpat,
manipulasi waktu bolak-balik
jungkirbalik simpang siur,
bergulir rejana memompa birahi
so far so good meretas triliun,
nampang di etalase.
Makna jumpalitan, parodi isu
barisan abal-abal membuncah,
sembunyi di balik kabar angin
kedodoran compang-camping
serupa musang berbulu ayam.
Ahai!
Sila, menggelar karpet merah
untuk sang koruptor, kalau
sastra kritik dianggap berlebihan
mengkritisi perilaku tak senonoh
oknum pencuri hak publik
alias korupsi gigantik.
Yuk! Main bola cuy!
Jangan ngumpet di kantong kresek.
Hanya jadi asap tanpa api di bumi.
Ini zaman milenial, keterbukaan.
Revolusi moral belum selesai,
koruptor gigantik patah tumbuh
hilang berganti.
Aha! So why gituloh …
***
Jakarta SENI, September 09, 2023.
Salam Cinta Indonesia Pancasila.
Taufan S. Chandranegara, praktisi seni, penulis.