SENI.CO.ID — EVENT budaya bertajuk #June ART Festival (JAF) 2024 yang digelar pada 18- 28 Juni 2024 bertempat di #Markamarie Creative Hub Jakarta Selatan hari ini (28/6).Aendra Medita selaku penyelenggara megungkapkan “Acara ini akan menjadi kalender #June ART Festival (JAF) di Jakarta tahun ini cikal bakal. Tahun depan sudah diminta di kota Bandung, ada sejumlah galeri yang akan terlibat pada bulan Juni 2025 di Bandung, lalu setelah Bandung ada dua pilihan antara Surabaya atau Bali.
Pada penutupan event yang menarik ini penari Lena membawakan tari yang bertemakan “Menyusuri Senja”. Lena mengungkapkan tema yang dibawakan. “Sebuah perjalanan saja. Proses yang harus kita lalui: kita berserah diri,” ungkap Lena kepada media, Jumat (28/6/2024), di Markamarie Creative Hub, Jagakarsa, Jakarta Selatan, tempat June Art Festival 2024 diselenggarakan.
“Jadi bagaimana kita dalam posisi yang sudah tidak muda lagi. Sudah banyak alpa,” katanya melanjutkan.
Saat ditanyakan apa maksud dan tujuan penampilan yang dibawakan, Lena menjawab bahwa apa yang ditampilkannya, secara umum dan segala sesuatunya intuitif.
“Intuisi, jarak komunikasinya jarak jauh dan saya tidak tahu apa yang terjadi di sini. Saya hanya bisa membayangkan ruang pameran dan saya respon. Jadi, apa pun yang terjadi di sini, itu saya kondisikan sesuai situasi tersebut,” ia menjelaskan.
“Jadi ruang apa pun itu dalam tarian, saya ingin masuk ke dalam ruang itu. Jadi saya ingin mengisi ruang. Ingin menjadi bagian itu. Jadi tidak terpisah bahwa sedang perform menari—sebagai opening/closing,” ia melanjutkan.
Menjelaskan itu, karena Lena ingin “masuk” agar menjadi bagian dari para seniman yang menorehkan karyanya. “Aku ingin masuk. Ingin menjadi bagian. Masuk ke dalam ruang pameran—itu kan banyak pemikiran-pemikiran pelukis, seniman,” kata dia.
Dalam penampilannya, Lena membawa sebuah keris. Keris itu dibawa Lena sebagai simbol pertahanan diri.
“Pejuang yang ketika berjuang bertaruh apa pun. Keris itu kan umumnya sesuatu yang sakral. Dan saya memosisikan keris itu sebagai pusaka,” katanya.
Keris yang ia sempat gesekan ke dinding atau lukisan dijelaskan Lena bermaksud untuk menyusuri (perjalanan). Bukan terkait laku/tidak sebuah karya.
“Sebab semua sudah ada jalannya. Kita berbuat sesuatu itu bukan karena ingin sesuatu, melainkan itu adalah hadiah,” imbuhnya.
Koreografer lulusan STSI/ISBI Bandung ini merupakan koreografer masa depan bagi percaturan tari Indonesia. Dalam refleksi itu sebagai bagian dari Semesta Raya, ia mencoba menawarkan representasi karya tarinya yang disajikan pada penutup
Selain Lena, seniman lain ikut menutup June Art Festival 2024, seperti Jimmy S Johansyah dan Taufan S. Chandranegara.
Jimmy S Johansyah membacakan puisi. Ada tiga judul puisi yang ia bawakan. Di antaranya: Belajar Mewarna-warnikan Duka—mengenang kepergian Nurcholish Madjid, Lisensia Putika (mengkritisi kawan-kawan penyair antara teks dengan laku tidak sesuai—seperti kondisi negeri), dan Rendezvous (menyangkut kemanusiaan atau kondisi negeri kita lebih baik daripada di luar—lagu Indonesia Raya agar jangan hanya dijadikan seremonial).Taufan S. Chandranegara bermonolog. Dalam kutipan monolognya, Taufan mengatakan, “Kesenian itu kebudayaan dan politik, Indonesia sehat, seniman sehat”.