SENI.CO.ID — Dalam sebuah pameran seni lukis di Bandung ada yang menarik dari sajian yang langka dan mengugah. Dari pameran itu ada sebanyak 60 karya di pamerankan yang di kemas oleh Komunitas Lingkaran. Tajuk pamerannya sendiri “UNITY” Art Project 2024. Ini mengejutkan karena yang disajikan karya para seniman maestro antara lain : Affandi, Ahmad Sadali, Amrus Natalsya, Arie Smit, Barli Sasmitawinata, Hendra Gunawan, Jeihan, Kartika Affandi, Muhtar Apin, Nana Bana, Popo Iskandar, R. Tohny Joesoef, Rudiat, Wahdi Sumanta ada juga karya pelukis : Ahmad Dahlan, Diyanto, Dj. Rachmansyah, Supriatna, John Martono, Taat Joeda juga hadir karya pelukis Anggota Komunitas Linhgkaran: Andi Sopiandi, Asgun (Asep Gunawan), Bambang Harsito, Choiri, Enceng Bosas, Hamdani, Harry Darwin, Heriana, Mohammad Sobirin, Moya K. Kamaruddin, Muhamad Nur, Tedy Osman
Selain itu ada pelukis Undangan Khusus dari berbagai kota: Ambarsari Sulistyawati, AR Tanjung (Depok), Budhiantini Bagyo (Tini Bagyo, Carsila (Bekasi), Dipo Andi (Yogyakarta), Eddy Hermanto (Bandung), Ghulam Gurat Sopiandi, Iwan Kuswanna (Tasikmalaya), Lilik Subekti (Tangerang), Liza Arne, Nanda Buana, RK Santang (Bandung), Saepul Bahri (Jakarta), Sigit Wicaksono (Bogor), Toni Fatoni (Jakarta),
Jika kita melihat karya, pelukis maestro tak bisa disangsikan dan sudah jadi catatan tersendiri pada karya-karya mereka jelas nilai yang diangkat kuat secara estetis dan masuk sejarah panjang.
Dari sajian acara itu pada pembukaan ada 7 Sepetember ada satu pertunjukan yang tersaji. Ia adalah aktor Hermana yang membawakan sajian teater dalam Pidato yang disajikan apik. Ia bawakan Pidato Bung Karno saat sidang “Indonesia Menggugat” Sidang ini adalah pidato pembelaan yang dibacakan oleh Soekarno pada persidangan di Landraad, Bandung pada tahun 1930. Soekarno bersama tiga rekannya, yaitu Gatot Mangkupraja, Maskun, dan Supriadinata yang tergabung dalam Perserikatan Nasional Indonesia (PNI) dituduh hendak menggulingkan kekuasaan Hindia Belanda. Dari balik jeruji penjara, Soekarno menyusun dan menulis sendiri pidato tersebut. Isi pidato Indonesia Menggugat adalah tentang keadaan politik internasional dan kerusakan masyarakat Indonesia di bawah penjajah. Pidato pembelaan ini kemudian menjadi suatu dokumen politik menentang kolonialisme dan imperialisme.
Intinya disampaikan itu jadi sajian pertunjukan yang kuat dan kecakapan yang Sublim dibawakan Hermana. Ia membawakan penuh sesakma dan kuat. Ia mampu membawakan suasana yang dalam pada kemasan sajian yan dibawakan. Tak ada rekayasa, namun kecakapan jam terbang Hermana telah masuk ranah kuat.
Berikut adalah Isi “Indonesia Menggugat”
Tuan-tuan yang terhormat//
Didalam aksi-aksi kami/ sering kedengaran kata-kata kapitalisme dan imprialisme// Didalam proses ini/ dua perkataan itupun menjadi penyelidikan// Antara lain/ kami dituduh bangsa Belanda dan bangsa asing lainnya/seupamanya kami berkata kapitalisme harus dilenyapkan//Kami dituduh membahayakan pemerintah/ kalau kami berseru kapitalisme sama dengan bangsa Belanda serta bangsa asing laiinnya/ dan bahwa imperialisme sama dengan pemerintah yang sekarang//
Adakah bisa jadi benar tuduhan itu?// Tuduhan itu tidak bisa jadi benar// Kami tidak pernah mengatakan/ bahwa kapitalisme sama dengan bangsa asing/ tidak pernah mengatakan/ bahwa imperialisme samadengan pemerintah//
Maka apakah artinya kapitalisme?// Tuan-tuan// Kapitalisme adalah sistim pergaulan hidup/ yang timbul dari cara produksi/yang memisahkan kaum buruh dari alat produksi//Kapitalisme timbul dari cara produksi/ yang nilai lebihnya tidak jatuh ketangan kaum buruh/ melainkan jatuh ketangan kau majikan//
Kapitalisme bukan suatu badan/ bukan manusia/ bukan suatu bangsa/ tapi ialah suatu faham/ suatu pengertian/ suatu sintim//
Lalu apa arti perkataan imperialisme?// Imperialisme juga suatu faham/ imperialisme juga suatu pengertian// Ia bukan seperti yang dituduhkan kepada kami// Ia bukan amtenar bangsa Belanda/ bukan pemerintah/ bukan badan apapun juga// Ia adalah suatu nafsu/ suatu sistim menguasai/ atau mempengaruhi ekonomi bangsa lain// Suatu sistem merajai/atau mengendalikan ekonomi atau bangsa lain// Ini adalah suatu kejadian didalam pergaulan hidup// Selama ada ekonomi bangsa/ selama ada ekonomi negeri/ selama itu dunia melihan imperialisme//
Imperialisme modern// imperialisme modern yang kini merajalela diseluruh benua dan kepualau Asia/ yang kini kami musuhi itu// Imperialisme modern itu adalah/ anak kapitalisme modern//
Imperialisme adalah semata-mata pengalihan politik/ dari kecenderungan yang bertambah besar/ dari modal yang bertimbun di negeri-negeri yang lebih maju industrinya/ untuk diperusahakan ke negeri-negeri yang kurang maju dan kurang penduduk//
Azaz imperialisme ialah urusan rejeki// Nafsu/kecenderungan/ keinginan/ atau sistim ini sejak zaman purbakala sudah menimbulkan politik luar negeri/menimbulkan perseteruan dengan negeri lain/ menibulkan perlengkapan senjata/ menimbulkan perampasan-perampasan negeri asing/ menimbulkan jajahan-jajahan yang diambil rejekinya//
Perkembangan perusahan asing cenderung menjadikan kapital/ dan keuntungan bagi bangsa asing// Sedangkanbangsa bumiputra menjadi kaum buruh belaka/ menjadi buruh antar bangsa-bangsa//
Tuan-tuan/ itu bukan jamannya// itu tidak memberi harapan bagi hari kemudian/ itu tidak memberi perspektif pada hari kemudian//
Jikalau terus-menerus begitu// Tidaklah oleh karenanya/ wajib tiap-tiap nasionalis mencegah keadaan itu dengan sekuat-kuatnya?// Tidakah hal ini saja sudah cukup/ buat membenarkan kami punya pergerakan?//
Bangsa yang terdiri dari kaum buruh belaka/ amboi/ berapa besarkah upah yang biasanya diterima kang Kromo atau kang Marhaen/ berapa besar upah didalam perusahaan yang terpenting/ yang berdiri ditengah pusat pergaulan hidup Bumiputra/ ditengah-tengan ulu hati pergaulan hidup itu?//
Tuan-tuan yang terhormat// Pergerakan tentu lahir//
Toh/ diberi hak atau tidak diberi hah/ diberi pegangan atau tidak diberi pegangan/ diberi penguat atau tidak diberi penguat// Tiap-tiap mahluk/ tiap-tiap umat/ tiap-tiap bangsa/tidak boleh tidak/ pasti akhirnya bangkit/ pasti akhirnya bangun/ pasti akhirnya menggerakan tangannya/ kalau ia sudah terlalu sekali merasakan celakanya teraniaya oleh suata daya angkara murka// Jangankan manusia/ jangankan bangsa/cacingpun tentu bergerak/ berkeluget-keluget kalau merasakan sakit//
Rakyat Indonesia sekarang/ sejak 1908 sudah bangkit// Nafsu menyelamatkan diri sekarang/ sejak 1908 sudah menitis juga kepadanya// Imperialisme-modern yang mengawut-ngawut Indonesia itu/ imperialisme-modern yang menyebabkan kesengsaraan di mana-mana/ imperialime-modern itu sudah menyinggung dan membangkitkan musuh-musuhnya sendiri//Raksasa Indonesia yang tadinya pingsan/ seolah-olah tidak bernyawa/ raksasa Indonesia itu sekarang sudah berdiri tegak/dan sudah memasang tenaga// Saban kali ia mendapat hantaman/ saban kali ia rebah// tapi saban kali pula ia tegak kembali// Seperti mempunyai kekuatan rahasia/ seperti mempunyai kekuatan penghidup/ seperti mempunyai aji-pancasona dan aji candrabirawa/ ia tidak akan bisa dibunuh/dan malah makin lama makin tak terbilang pengikutnya//
Pergerakan rakyat Indonesia bukan bikinan penghasut// Juga sebelum ada penghasut// Udara Indonesia sudah penuh dengan hawa kesedihan/ merasakan kesengsaraan/ dan oleh karenanya/ penuh pula oleh hawa keinginan menghindarkan diri/ dari kesengsaraan itu// Sejak berpuluh-puluh tahun/ udara Indonesia sedah penuh dengan hawa-hawa yang demikian itu// Sejak berpuluh-puluh tahun rakyat Indonesia/ hatinya selalu mengeluh/ hatinya selalu menangis/ menung-nunggu datangnya wahyu/ yang akan menyalakan api pengharapan didalamnya/ menunggu-nunggu datangnya mantram/ yang bisa memberikan sesuap nasi/ sepotong ikan dan sepotong kain kepadanya//
Haraplah Saudara-saudara fikir// Apakah sebabnya rakyat senantiasa percaya/ dan menunggu-nunggu datangnya Ratu Adil/ apakah sebabnya prabu Jayabaya sampai hari ini masih terus menjalankan harapan rakyat/ apakah sebabnya seringkali kita mendengar/ bahwa di desa ini atau di desa itu/ telah mucul seorang Imam Mahdi// Tidak lain tidak bukan/ ialah oleh karena hati rakyat yang menangis itu/ tak henti-hentinya/tak habis-habisnya/ menunggu-nunggu/ atau mengharap-harap datangnya pertolongan/ sebagaina orang yang berada dalam kegelapan/ tak henti-hentinya pula/ sebab jam/ sebab menit/ sebab detik/ menunggu-nunggu/ dan mengharap-harap/ kapan/kapankah matahari terbit?//
Semua yang hadir pada pembukaan pameran ini semua terpana dan menjadikan suguhan Hermana menjadi pesona nyata dan tafsir Hermana lebih sublim bahwa sebuah pidato bisa jadi sajian pertunjukan yang memberikan gambaran konteks kekinian saat ini. Hermana memang memiliki jam terbang sangat tinggi pemipiin Teater Bandoenongmooi ini adalah sarjana teater jebolan STSI/ISBI Bandung ini adalah aktor yang ini paling produktif dalam dunia seni pertunjukan. Bravo…Mang Her….!!!
Ata, pemerhati seni pertujukan redaksi seni.co.id