Home Bahasa Penyair D. Zawawi Imron: Pahlawan Bagi Gus Dur Tak Hanya Guru saja,...

Penyair D. Zawawi Imron: Pahlawan Bagi Gus Dur Tak Hanya Guru saja, Tapi Juga Petani dan Nelayan

0
Penyair D. Zawawi Imron baca puisi pada Haul ke-15 Gus Dur | IST

Loading

“Buah Kemumu, buah tomat. Di atas niru coba letakkan. Kalau ilmu ingin manfaat, hormati guru sebagai pahlawan,” ~ D. Zawawi Imron

SENI.CO.ID – Sorot kamera fokus pada sosok tua yang berjalan tertatih disangga tongkat. Ia berkain sarung putih dipadu baju koko putih. Songkok hitam menutupi rambutnya yang beruban dan rontok.

Ratusan mata penonton di depan panggung haul ke-15 Gus Dur Sabtu (21/12/2024) tertuju pada Sastrawan itu.

D Zawawi Imron didaulat membacakan puisi-puisi dipertengahan acara bertema Menajamkan Nurani Membela yang Lemah itu.

Penyair asal Madura ini beberapa hari lalu baru saja mendapatkan anugerah penyair dari Adiluhung. Tak seperti biasanya melantunkan puisi pada haul ke-15 Gus Dur ia memulai cerita dengan sebuah pantun.

Pantun itu ia beri tajuk Orang Indonesia yang beriman kepada Tuhan apa pun agamanya. Pantun ini menyiratkan bagaimana Gus Dur hormat kepada guru-gurunya sampai gurunya wafat, Gus Dur datang berziarah. Ini menandakan ahlaknya Gus Dur kepada sang guru patut ditiru.

“Berenang-renang ke hulu, air coklat disela batu. Bersenang-senang jangan terlalu nasib di akhirat belum lah tentu,” ucap Zawawi.

D Zawawi Imron

“Buah Kemumu, buah tomat. Di atas niru coba letakkan. Kalau ilmu ingin manfaat, hormati guru sebagai pahlawan,” imbuhnya.

Zawawi mengungkapkan pahlawan yang dimaksud Gus Dur bukan hanya guru tetapi petani, nelayan yang hasil tangkapan ikan dan berasnya dikonsumsi sehari-hari.

“Kalau Gus Dur makan dia selalu ingat pada petani yang menanamkan padi. Kata Gus Dur kalau tidak ada petani, kita semua tidak akan makan nasi,” tutur dia.

Zawawi menceritakan ketika Gus Dur datang ke desa-desa di tepi sawah melihat makam petani. Gus Dur berhenti sejenak selalu berdoa dan membaca al fatihah kepada petani yang berasnya pernah dikonsumsi oleh Gus Dur.

Bagi Gus Dur para petani yang menyuburkan tanah dan air, mereka tidak lain pahlawan tidak kalah dengan orang yang mati berperang.

“Jadi kita kalau mau ikut Gus Dur harus mengakui bahwa para petani yang berasnya kita makan adalah pahlawan,” jelasnya.

Hal yang sama dilakukan Gus Dur ketika tepi pantai. Ada kuburan para nelayan yang tiap malam bertarung melawan gelombang dan badai, paginya memberikan ikan.

“Makanya Gus Dur kalau lewat kampung nelayan disitu ada kuburan para nelayan, Gus Dur baca al fatihah,” pungkasnya. |WAW-SENI

D Zawawi Imron
Sponsor

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here