SENI – Dalam rangka memperingati ultah sewindu Majelis Sastra Bandung (MSB), yang 22 Januari 2017. MSB akan menggelar “Sastra dan Dangdut” di Gedung Indonesia Mengugat – GIM Jl. Perintis Kemerdekaan 5 Bandung.
Acara akan menampilkan penyair Deddi Koral, Gusjur Mahesa, Zulfa Nasrulloh, dan Ayi Kurnia, dan hadir pula Dian Harun, Rinrin Candraresmi, serta pembacaan Fiksi Mini Sunda oleh Rini Mayasari dan Dewi Ratna Damayanti.
“Tampil juga grup dangdut dengan penyanyi/biduan yang akan menggoyang panggung,” ujar Matdon Rois ‘Am Majelis Sastra Bandung dalam rilisnya yang diterima Redaksi Selasa, 3 Januari 2017.
Puisi dan musik selalu bisa menjadi refleksi atau cerminan dari kondisi masyarakat di negeri kita saat ini, yakni Indonesia. Setiap fenomena dan gejala sosial, budaya bahkan politik yang bergejolak selalu merangsang kesadaran manusia untuk menjadikannya sebuah karya seni, salah satunya yaitu puisi dan musik.
Peristiwa-peristiwa yang terjadi di setiap sudut negeri ini, mulai dari pembunuhan di mana-mana, terjadinya bencana, korupsi yang tidak berkesudahan sampai kasus prostitusi artis bisa jadi realita yang tidak bisa kita hindari setiap saatnya. Ini bisa terjadi pada apapun, termasuk musik.
Demikian halnya Musik dangdut, konon kata orang musik ini jauh dari realisme lirik yang jernih, tapi sesungguhnya musik dangdut memiliki citra sastra yang cukup, dengarlah lagu-lagu yang dinyanyikan oleh Almarhum Meggy Z dll.
Puisi dan Musik masih bisa kita berikan kesempatan sekaligus menjadi alat yang ampuh dalam dunia literasi yang makin terancam. Dunia literasi, di mana minat baca dan tulis sebagai salah satu penopang pembentukan karakter manusia berbudaya dan berbangsa, bisa salah satunya dengan memberikan sikap atau respon lewat mengekspresikan bahasa dari berbagai pengalaman atau tangkapan atas kondisi Indonesia saat ini.
Majelis Sastra Bandung (MSB) merupakan komunitas sastra nirlaba, berdiri 25 Januari 2009. Didirikan oleh penggiat sastra seperti Deddy Koral, Aendra Medita, Hermana HMT, Hanief, Ayi Kurnia, Yusef Muldiyana dan Matdon sebagai penggerak utama.
Aktivitas rutinnya ialah “Pengajian Sastra” dengan cita-cita menggali kembali gairah para penyair muda Bandung, menghidupkan kembali ruang-ruang diskusi yang pernah hidup beberapa waktu lalu.
Pengajian Sastra berlangsung rutin, sebulan sekali dan pada Desember 2016,i sudah hampir ke 90 pengajian sastra. Berisi diskusi sastra dengan tema beragam, mulai mengkaji ilmu dan pengetahuan tentang sastra yang di dalamnya meliputi puisi, novel, cerpen, teater, flm, musik dll.
Beberapa penyair “menghidupkan” Majelis ini mulai dari Acep Zamzam noer, Afrizal Malna, Binhad Nurohmat, Ahmad Subbanudin Alwi, Hawe Setiawan, Soni Farid Maulana, Syafrina Noorman, Imam Abda, Ahda Imran, Irfan Hidayatullah, Eriyanti Nurmala Dewi, Nenden Lilis Aisyah, Septiawan Santana, Yopi Setia Umbara, Herri Maja Kelana, Anwar Kholid, Sosiawan Leak, Zabidi Zay, dan sejumlah sastrawan nasional lainnya. |RLS/MDT
Sponsor