Home AGENDA Seni Patung Re-Generasi dan Manifestasi Patung Industri

Seni Patung Re-Generasi dan Manifestasi Patung Industri

30
0
"Hampar Harapan", karya Yani Maryani/ist

SENI.CO.ID — Kesejarahan patung menjadi pelajaran hari ini karena penciptaan di masa lalu yang mempunyai proses dalam kelompok masyarakat tertentu. Jika bentang waktu menentukan sebuah benda akan menjadi abadi atau terkubur zamannya. Maka pemikiran ini berhubungan dengan patung yang tercipta di masa lalu yang masih ada hingga kini.

Ketika zaman megalitikum, batu mewakili material penciptaan patung, berbagai patung dengan ukuran besar ditemukan di berbagai daerah. Berasal dari zaman itu, mempunyai bentuk-bentuk khas yang merepresentasikan pemikiran pada waktu itu. Hal ini mempertajam bagimana patung dibuat pada zaman itu untuk mewakili ‘sesuatu’ yang perlu diingat sepanjang masa.

Sebutan patung archaic, yang memposisikan patung zaman dulu yang masih terlihat bentuknya hingga hari ini. Tersebar diseluruh dunia, berbagai pencipta patung yang membuatnya abadi tertera namanya pada patung tersebut. Lain ketika patung mewakili sebagai benda untuk ibadah, penghormatan pada Yang Membuat Hidup, atau patung pemujaan.
“Metamorf” karya Hanung Mahadi/ist

Bisa dilihat di daerah Nias, Batak, Toraja, Sumsel, Kalimantan ,dan Papua. Berbagai patung dengan bentuk beragam, khususnya patung simbolik juga ada patung untuk pemujaan. Bahkan kini patung yang menjadi ciri khas daerah tersebut diperdagangkan dalam bentuk patung dengan ukuran kecil-kecil agar mudah dibawa kemana saja.

Patung yang dulu diciptakan oleh masyarakat komunal, kini patung diciptakan oleh individu untuk kepentingan komersial. Dulu patung digunakan untuk pemujaan, hanya ada di tempat tertentu, pada awal dikenalnya pembuatan patung, kini patung diketahui sebagai benda ready made untuk hiasan berbagai tempat.
Serangkaian patung yang ditampilkan oleh Asosiasi Pematung Indonesia, Chapter Jakarta. Memuat representasi patung-patung kekinian yang memasuki wilayah kontemporer. Terlihat dari karya mereka kebebasan penciptaan menjadi hal yang utama. Pameran Re-Generasi ini mewakili diskursus tersebut. Siapakah mereka? Peserta pameran sekaligus anggota Asosiasi Pematung Indonesia, Chapter Jakarta.
Para pematung tersebut: Agus Salim, Agus Widodo, Beby Charles, Benny Ronald Tahalele, Bernauli Pulungan, Budi P M Tobing, Cyca Leonita, Darwin, Demas Fajar Ariya, Dianthus Pattiasina, Hanung Mahadi, Harry Susanto, Henry The Koi, Hilman Syafriadi, Jack S Riyadi, Kusmei Santo, RM Suarsono, Teddy Murdianto, Yana W Sucipto, Yani M Sastranegara.
“Kini pengaruh dari gejala kontemporer, ekspresi bebas dan individual, bahkan pembuatan material yang bebas. Termasuk pemakaian benda industri menyebabkan manifestasi patung berkembang pesat, mulai dari bentuk, estetika hingga material”,pungkas Merwan Yusuf, kurator pameran.
Karya mereka bisa disaksikan sejak 21 Oktober- 4 November 2023 di Semesta Gallery, Jl Taman Sari 1/77, Lebak Bulus. (rl/s)***

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here