Saat Ulangtahun Pia Alisjahbana ke-91 Yang Mengesankan
Pada 26 Juli 2024 lalu pendiri media Femina Group, Pia Alisjahbana merayakan ulangtahunnya ke-91 . Perayaannya diadakan di rumahnya di bilangan Pejaten Jakarta Selatan, Minggu 28 Juli 2024, dan bukan sembarang pesta, melainkan sebuah konser sore hari yang istimewa yang baru kemudian dilanjutkan dengan makan malam.
Tahun 2015 pemerintah Perancis memberikan penghargaan tertinggi sipil Chevalier dans I’Ordre de la Légion d’Honneur pada Pia karena telah menjadi sosok inspiratif bagi para perempuan Indonesia. Melalui bukunya yang berjudul Menembus Zaman, Pia menulis tentang memoar kehidupannya sebagai perempuan yang hidup sejak masa kemerdekaan sampai reformasi.
Usut punya usut, selain beliau adalah pendiri penghargaan Pia Alisjahbana Award untuk dunia fashion, beliau juga adalah pendiri kompetisi musik klasik paling terkemuka dan bergengsi di Indonesia, Ananda Sukarlan Award (ASA) tahun 2008. Selain itu juga beliau pendiri Yayasan Musik Sastra Indonesia (YMSI) bersama Ananda Sukarlan, Chendra Effendy Panatan dan Dedi Panigoro yang memberi pendidikan musik gratis bagi anak-anak kurang mampu dengan cara meminjamkan instrumen dan memberi les seminggu sekali di Ananda Sukarlan Center di Jalan Fatmawati, Jakarta Selatan.
Itu sebabnya keluarga Pia mengundang Ananda Sukarlan untuk menggelar konser di rumahnya yang dihadiri sekitar 150 tamu, antara lain bintang film Niniek L. Karim desainer Poppy Dharsono, mantan Pemred Tempo Bambang Harry Murti dan banyak tokoh lainnya.

Beberapa anak SD di bilangan Jakarta Selatan yang menerima beasiswa pendidikan musik dari YMSI tampil bermain biola di konser perayaan yang sangat istimewa ini. Keluarga Alisjahbana juga meminta bahwa semua hadiah ulangtahun ditransfer ke yayasannya untuk membantu pendidikan anak-anak ini.
Kompetisi Ananda Sukarlan Award kini dianggap sebagai kompetisi musik klasik yang paling legendaris di Indonesia yang telah melahirkan banyak pianis terkemuka Indonesia seperti Dr. Edith Widayani yang meraih gelar Doktor Musiknya di Eastman School, University of Rochester, Randy Ryan yang lulusan Juilliard School of Music di New York, Anthony Hartono lulusan Sibelius Academy di Helsinki dan sekarang tinggal dan mengajar di Singapura. Dua terakhir itu adalah institusi paling bergengsi di dunia musik klasik. Juga ada pianis Calvin Abdiel Tambunan yang setelah memenangkan ASA tahun 2020 menjadi salah satu juara Sydney International Piano Competition serta menjadi solois di G20 Orchestra, orkes yang dibentuk oleh Ananda Sukarlan saat Indonesia memegang presidensi G20 tahun 2022.

Selain Victor dan Callista, juga tampil Yonggi Fayden Cordias Purba (14 tahun), finalis Ananda Sukarlan Award 2020 yang “ditemukan” oleh Ananda Sukarlan saat itu, dan sejak itu dididik di lembaga musik KITA Anak Negeri di Depok, dimana divisi piano klasiknya di bawah pengawasan Ananda sendiri. Sejak itu Yonggi berkembang sangat pesat dan baru saja memenangkan Juara ke-2 di IPPA Conero International Piano Competition di Kansas, Amerika Serikat awal Juli ini. Di perayaan ultah Pia Alisjahbana ini Yonggi memainkan karya Ananda Sukarlan, Rapsodia Nusantara no. 31 yang berdasarkan lagu Batak, “Sigulempong”. Karya inilah yang membawa Yonggi meraih juara ke-2 di Kansas, setelah di babak penyisihan ia memainkan Rapsodia Nusantara no. 6 yang berdasarkan lagu Aceh, “Bungong Jeumpa”.
“Yonggi ikut ASA sebelum kenal saya, tahun 2020. Sekarang setelah ditempa di KITA Anak Negeri dengan guru Devina Novia Ferty beberapa tahun langsung coba-coba ke luar negeri dan menang haha… Tahun depan ikut ASA lagi ya Yonggi!” demikian Ananda memperkenalkan Yonggi sebelum ia tampil.
“Supremasi musik klasik Indonesia itu diujinya harus diluar, bukan di dalam. Kalau di dalam negeri mah namanya jago kandang. Dan di luar sana, para musikus bisa bertanding bukan hanya dengan kualitas how you play, tapi lebih penting juga what you play. Dan Yonggi telah jitu memilih repertoire-nya. Tapi saya mesti akui, lebih gampang go international drpd go national. Karena seni nggak dianggap terlalu berharga di sini. Yang dianggap hanya hiburan yang belum tentu berkelas”, lanjut Ananda.
Turut tampil adalah dua vokalis, bariton Anggana Bunawan (finalis Kompetisi Tembang Puitik Ananda Sukarlan 2013, sempat vakum dalam bernyanyi solo tapi sekarang sedang memulai karir vokalnya kembali) menyanyikan dua tembang puitik Ananda “Berkicaulah Burungku” (puisi Eka Budianta) dan “Palestina” (puisi Hasan Aspahani). Sedangkan soprano Yasashi I Evelyn Pangaribuan menyanyikan 6 tembang puitik Ananda: Danau Maninjau (puisi Medy Loekito, tembang puitik ini dibeli oleh Pia Alisjahbana sekitar 10 tahun lalu sebagai hadiah ulangtahun untuk putrinya Svida), 2 lagu tentang Ibu yaitu “Perempuan Bersayap Malaikat” (puisi Muhammad Subhan) dan “Parafrase Ibu” (puisi Muhammad Daffa), Adagio Albinoni (puisi Idrus Shahab), I Choose To Love You In Silence (terjemahan bahasa Inggris dari puisi Jalaluddin Rumi), This Is My Letter To The World (puisi Emily Dickinson). Tiga penyair yang puisinya dinyanyikan, Hasan Aspahani (mantan wakil pemred Batam Pos), Eka Budianta dan Idrus Shahab (mantan wartawan Tempo) hadir di malam yang indah itu.
Bulan November 2023 lalu Ananda, kelahiran 10 Juni 1968 ini menjadi warga negara Indonesia pertama yang dianugerahi penghargaan kesatriaan Royal Order of Isabella the Catholic (Real Orden de Isabel la Católica), penghargaan tertinggi dari Kerajaan Spanyol yang diberikan kepada tokoh sipil atau lembaga sebagai pengakuan atas jasa luar biasa terhadap negara atau hubungan internasional / kerjasama dengan negara lain. Selain diganjar Real Orden de Isabel la Católica, Sukarlan juga pernah dianugerahi gelar kesatriaan “Cavaliere Ordine della Stella d’Italia” oleh Presiden Italia Sergio Mattarella pada tahun 2020. Selain itu, seniman Indonesia pertama yang diundang Portugal tepat setelah hubungan diplomatik Indonesia dan Portugal pada tahun 2000 ini juga telah dianugerahi banyak pengakuan swasta seperti Prix Nadia Boulanger dari Orleans, Prancis. Baru-baru ini ia adalah salah satu dari 32 dalam buku “Heroes Amongst Us (Pahlawan di Antara Kita)”, yang ditulis oleh Dr. Amit Nagpal yang diterbitkan di India. Ananda juga masuk sebagai salah satu dari 100 “Asia’s Most Influential” atau “Orang Asia Paling Berpengaruh” di dunia seni tahun 2020 oleh Majalah Tatler Asia. (RED/A)
Sponsor