SENI.CO.ID – PAMERAN SENI RUPA SSIA
”The 12th INDONESIA-JAPAN CULTURAL EXCHANGE”
SOCIETY for the STUDY of INDONESIAN ARTS (SSIA) Japan adalah sebuah organisasi yang berdiri di Jepang pada 1977, diprakarsai oleh Tsunesuke Masuko.
Organisasi ini tujuannya untuk mempererat tali persahabatan antara kedua negara, Indonesia dan Jepang melalui pertukaran para seniman selain juga melalui penelitian terhadap kebudayaan khususnya senirupa.
Sejak didirikannya SSIA Japan, para anggota merencanakan pameran pertukaran seni dan budaya dan mengajak seniman-seniman dari Indonesia untuk ikut serta berpameran bersama SSIA Japan sehingga terlaksana pameran pertama yang diadakan di “Tokyo Ginza Tamaya
Galeri” pada bulan Desember 1979.
Selanjutnya pameran yang pertama di Indonesia pun digelar pada bulan Januari 1988 di Pasar Seni Ancol, Jakarta. Sejak itulah hampir setiap tahun diadakan pameran bersama secara bergantian di Indonesia dan Jepang.
Dengan berjalannya waktu, pada tahun 2000 didirikan SSIA Indonesia diketuai oleh Sudaryono Sudarso (almarhum) dengan Wakil Ketua Ibu Titis Jabaruddin. Setelah itu diresmikan tahun 2007 pada saat digantikan oleh Bapak Rudy Harjo Sebagai Ketua Umum hingga kini.
Pameran kali ini adalah pameran ke-12 kalinya di Indonesia dengan peserta 20 seniman Jepang dan 35 seniman Indonesia dengan karya-karya berupa lukisan, batik, palung, fotografi dan lain lain.
Pameran “The 12th Indonesia-Japan Cultural Exchange” ini akan diselenggarakan di GALERI 678 Jl. Kemang Selatan Raya no 125A, Jakarta Selatan. Pameran akan diresmikan pada 27 Agustus pukul 18.30 WIB dan rencananya akan diresmikan oleh Duta Besar Jepang untuk Republik Indonesia didampingi The Japan Foundation, Jakarta serta akan berlangsung hingga tanggal 7 September 2019.
Pada tanggal 28 Agustus 2019 pukul 10.00 WIB diadakan workshop Ecoprint oleh Yuly Riban. Ecoprint adalah teknik cetak menggunakan daun sebagai medium cetak. Daun berfungsi sebagai medium bentuk sekaligus medium penghasil warna alami.
Pewarnaan dengan menggunakan unsur-unsur alami ini tidak akan mengakibatkan kerusakan bumi. Society for the Study of Indonesian Arts
INDONESIA Teknik alami ini membutuhkan waktu yang lama, tapi disinilah letak keindahannya. Proses pewarnaan alami ini membuat kita belajar untuk menghargai alam yang telah memberikan kehidupan.
Ecoprint disebut unik karena tidak dapat diulang. Bahan pewarna (daun atau bunga) yang digunakan tidak sama, Bahan pewarna seperti daun dan lain-lain yang digunakan tidak akan sama, bahkan dua sisi daun yang digunakan pun tidak akan sama.
Ecoprint merupakan teknik cetak sederhana yang tidak melibatkan mesin maupun cairan kimia yang diaplikasikan pada bahan berserat alami seperti kain kanvas atau katun yang mampu menyerap warna dengan baik.
Pada tanggal 29 Agustus 2019 akan diadakan demo Pyrograhy oleh Donny. Pyrography adalah teknik melukis menggunakan energy panas atau api di media kayu yang bersifat hitam saat terbakar. Biasanya dimanfaatkan dari kayu tertentu di mana akan menimbulkan efek yang berbeda antara satu kayu dan lainnya.
Kami mempunyai keyakinan bahwa kegiatan ini merupakan sesuatu yang positif, yang kami harapkan dapat memberi kontribusi yang berarti bagi
peningkatan pemahaman budaya dan saling pengertian di antara kedua negara. |SENI/RED