Home AGENDA Komunikasi

Komunikasi

0

Loading

Komunikasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara, praktisi seni, penulis.

Bukan saja secara berkala terhubung komunikasi dengan publik. Tapi bagaimana menjalankan komitmen, melaksanakan janjijanji kepada publik, bukan oleh sebab janji kampanye, melaksanakan dengan setengah hati bahkan terkadang bergeser menjadi wujud berbeda melampaui hal ihwal komitmen, oleh sebab politis ataupun non politis, mungkin publik berusaha bisa memahami sejauh makna komitmen terucapkan di mimbarmimbar kemaslahatan publik.

Melangkah melaju pesat, oke banget, sejauh tetap pada ranah janji pada publik, sebab sebagaimana sebuah janji, sekalipun terkadang menjadi abstraksi-abstraksi, tetaplah akan tampak perwajahannya; oh ini sedang melaksanakan janji itu, oh ini sedang memperbarui janji itu, keduanya baik kalaulah tak keluar dari koridor komitmen telah di perdengarkan kepada publik. Sekalipun publik senantiasa memaklumi segala perubahan mungkin terjadi akibat opsi, asumsi, situasi budaya untuk menuju pada ranah kebudayaan lebih luas; demi kerjasama terjalinnya suatu kebutuhan perjanjian bilateral maupun multilateral.

Sejauh tetap patuh pada koridor menuju gerbang utama tak tergeser oleh satu sebab permintaan kelompok atau organisasi; tentu akan kurang baik dilihat dari ranah pandang komitmen politik bersih agar tak terkesan sekadar politis semata, memenuhi janji-janji pada publik. Perlu kesungguhan tanpa ragu, keputusan pemimpin sebuah negeri, demi mensejahterakan rakyat, tentu akan terjadi perubahan mendasar demi kepentingan umum, sebagaimana tersebut dalam undang-ungdang negeri tercinta tersebut.

Perubahan tak sekadar berbeda untuk tampil lebih keren, tak semata-mata hal itu. Pemimpin sebuah negeri senantiasa dengan berani, mumpuni berhadapan dengan negara manapun untuk bekerja sama, tanpa meminta-minta keringanan atau belas kasihan. Seorang pemimpin wajib telah memahami secara saksama kekuatan termasuk kelemahan negerinya. Namun sekali lagi.; Sebuah negeri tidak boleh memintaminta dengan alasan apapun. Wajib mandiri tetap berbudi luhur.

Kembalikan pada komitmen kebangsaan, tinjau kembali, lihat kembali secara saksama, sebab di sanalah kekuatan politik kebudayaan bermukim dengan gagah berani, anti memintaminta sumbangan dari negeri jauh, negeri manapun, misalnya. Sebuah negeri hidup dengan kekuatan toleransi, dasar dari komitmen berjuang bersama. Oleh karena itu pula kalaulah kelak ada demo pemuda pelajar mahasiswa; tentu hanya ingin bertanya, hal ihwal kemaslahatan negerinya.; Temui mereka. Jawab sebagaimana adanya. Jangan ngumpet di balik koridor antirusuh lantas mengerahkan mobilisasi keamanan negeri setempat, tak eloklah di pandang mata secara politik maupun nonpolitik. Apa lagi dari sisi ranah politik kebudayaan secara lebih luas. Jreng!

Satu negeri tak seharusnya saling bertikai. Satu negeri sebaiknya saling bertanya kabar hari ini, esok, hingga rencana akan datang. Saling berjabat tangan, saling memberi kritik tentang kesehatan masing-masing, saling memberi informasi demi kesehatan berbudi sebuah negeri. Kritik dari para ananda pelajar, mahasiswa negeri ini merupakan komunikasi natural saling berkabar memberitahukan kemaslahatan masing-masing; baik sebagai pemimpin maupun sebagai rakyat jelata.

Komunikasi antar rakyat dan pemimpinnya, merupakan salah satu fitrah Ilahi. Oleh sebab itu pula jangan menyelewangkan mandat kepercayaan dari rakyat untuk pemimpinnya. Salam Indonesia berbudi.

***

Jakartasatu Indonesia, September 20, 2024.

Salam NKRI Pancasila. Banyak kebaikan setiap hari.

Sponsor

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here