Home BERITA Catur Xiang Qi, Konsep Seni “Tempur” Asah Otak

Catur Xiang Qi, Konsep Seni “Tempur” Asah Otak

0

SENI.CO.ID – Permainan Catur Xiang Qi, Konsep Seni “Tempur” yang Unik Catur merupakan jenis kegiatan yang memutar dan mengasah otak, adu strategi dan kepiawaian mengolah kecermatan emosi.

Selain harus menguasai secara teknik, dalam catur diperlukan juga kecerdasan membaca gerakan arah lawan. Kemenangan adalah hasil akhir yang harus diraih dalam perjuangan permainan catur. Permainan catur bisa saja disebut sebagai “konsep seni tempur”. Selain jenis catur yang biasa kita kenal, ada juga jenis catur khas negeri Tiongkok, namanya catur Xiang Qi.

Dikutip dari laman: xiangqi.com, konon, jenis catur Tiongkok ini sudah ada sejak zaman perang Samkok, perang Tiga Negara (220 M – 280 M), saat Dinasti Han porakporanda, terpecah menjadi tiga negara yang saling bermusuhan. Namun, ada juga sumber yang mengatakan bahwa catur Xiang Qi usianya sudah jauh lebih tua (770 SM – 467 SM), pada saat masa perang bangsa Chunqiu.

Catur Xian Qi digunakan sebagai siasat perang (Sumber: www.xiangqi.com) Jadi bisa dibilang, kalau jenis catur Xiang Qi ini merupakan hasil kerja budaya bangsa Tiongkok yang sudah teramat tua atau “karya kuno”. Dan yang menarik, hingga saat ini budaya catur Xiang Qi masih tetap ‘ada’ .

Tentunya hal ini bisa terjadi karena dalam catur Xiang Qi terkandung nilai-nilai filosofis yang tinggi, sehingga terus dilestarikan sebagai permainan ‘adu strategi’ oleh para penggemarnya dari generasi ke generasi. Catur Xiang Qi dimainkan oleh dua orang. Permainan catur ini disebut juga sebagai catur Gajah, karena makna dari Xiang itu sendiri berarti Gajah. Bentuk material dari catur Xiang Qi berupa biji-biji pipih bulat berwarna putih, dimana diatasnya tertulis huruf berkarakter Hanzi.

Permainan ini menggunakan 32 bidak yang dibagi menjadi merah dan hitam. Setiap kelompok warna memiliki 16 bidak yang kemudian dibagi lagi menjadi 7 tipe yang terdiri dari bidak Jiong (Raja), Shi (Menteri), Xiang (Gajah), Ma (Kuda), Ci (Benteng), Pao (Meriam), dan Zu (Pion).

Papan Catur Xiang Qi (Sumber: www.xiangqi.com) Baru-baru ini, telah diadakan sebuah acara perhelatan kompetisi Catur Xiang Qi II (catur gajah) yang diselenggarakan di kota Bandung, kompetisi dilangsungkan di Aula Yayasan Dana Sosial Priangan (YDSP) Jalan Nana Rohana, Minggu 18 November 2018. Kompetisi diikuti oleh 106 peserta dengan berbagai kategori. Menurut Ketua Ikatan Catur Xiang Qi Jawa Barat, Hasan Sandy Pratama, mengatakan: “Catur Xiang Qi adalah sebuah pusaka peninggalan budaya Tiongkok yang amat berharga, catur ini bisa menumbuh-kembangkan rasa percara diri, kecerdasan otak, dan jiwa kepemimpinan pada seseorang.

Uniknya, permainan catur Xiang Qi bisa dilakukan oleh anak kecil hingga orang tua sekalipun”. Suasana kompetisi Catur Xiang Qi Lina Indriani (20 tahun), salah seorang peminat catur Xiang Qi asal pesantren Nurul Inayah Lembang, mengungkapkan bahwa catur ini telah memberi pengaruh positif dalam dirinya. Hal ini ia buktikan dalam kehidupan sehari-harinya sebagai mahasiswi pada jurusan Bahasa Mandarin. Di sela-sela hiruk pikuknya suasana kompetisi catur Xiang Qi, tampak di lantai 2 Aula YDSP ada seorang ibu. Ibu tersebut bernama Tjutju Widjaja, sedang memberikan materi seni kaligrafi Hanzi pada beberapa pemuda yang berada di sampingnya. Latihan menulis seni kaligrafi Seni kaligrafi Hanzi merupakan salah satu mutiara dari khazanah budaya Tiongkok yang sarat akan nilai-nilai estetik dan makna filosofi.

Sebagai praktisi, Tjutju menberitahukan perihal klasifikasi gaya seni tulis kaligrafi Tiongkok, yakni: Li Shu, Kai Shu, Sing Shu, Cao Shu, dan Zhuan Shu yang mana tiap gaya memiliki keunikan sendiri mulai dari faktor keindahan bentuk, makna filosofi hingga tahap kontemplasi. |A.K Patra/Seni.co.id

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here